Ini Dia Fakta Kekalahan Timnas Indonesia 0-4 Saat Melawan Libya

Jan 3, 2024 - 18:05
Ini Dia Fakta Kekalahan Timnas Indonesia 0-4 Saat Melawan Libya
Marcelino Ferdinan saat berlaga

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Laga  Persahabatan Timnas Indonesia dengan Libya dalam rangka persiapan Piala Asia 2023 di Qatar berakhir dengan kekalahan telak pasukan garuda dengan skor 0-4. Dalam pertandingan yang digelar di di Titanic Mardan Stadium Antalya Turki, Selasa (2/1/2024) itu, pelatih Shin Tae-yong melakukan beberapa eksperimen posisi pemain dan penerapan strategi permainan yang berakibat tim merah putih kalah dalam pertandingan tersebut

 

Dari strategi yang diterapkan oleh pelatih asal Korea Selatan itu terungkap beberapa fakta yang menyebabkan kekalahan tim merah putih. Berikut Faktanya.

 

1 Formasi Permainan

Pelatih Shin Tae-yong dalam laga melawan Timnas  Libya semalam menggunakan formasi 4-4-2 , formasi permainan yang tidak pernah dilakukan olehnya. Sebelumnya disetiap pertandingan Shin Tae-yong menggunakan formasi 3-4-3  atau 3-5-2.

 

2. Merubah Posisi Pemain.

Pelatih Shin Tae-yong merubah posisi posisi sebagian pemain untuk bereksperimen , seperti posisi Dendy Sulistyawan yang ditempatkan sebagai penyerang tengah, kemudian  striker Rafael Struick yang diubah posisinya menjadi winger di babak pertama, Selanjut ada Witan Sulaiman sebagai fullback kanan, lalu Marselino Ferdinan sebagai deep-lying playmaker di babak kedua.

3 Belum Padu

Shin Tae-yong mencoba memainkan pemain yang baru saja dinaturalisasi Justin Hubner dan baru bergabung di pemusatan latihan menjelang pertandingan melawan Libya, sehingga pemain tersebut memiliki waktu yang sedikit untuk bisa beradaptasi dengan rekan setimnya,

Pada akhirnya berdampak pada permainannya dengan melakukan kesalahan di pertandingan tersebut,

 

4. Lini Tengah Kurang Produktif

 Di posisi tengah Shin Tae-yong menurunkan Marc Klok dan Ricky Kambuaya di babak pertama, kedua pemain ini gagal menguasai lini tengah. Kemudian di babak kedua mengkombinasikan Marselino Ferdinan dan Ivar Jenner yang tampil selalu menyerang sehingga kurang seimbang dengan lini-lini lainnya. (sir/wan)