Hati-Hati! Ini Tips Mudik Lewat Tol ‘Mematikan’

Tol Cipali biasanya jadi favorit pemudik pulang ke kampung halaman. Dalam catatan Kementerian Perhubungan, banyak pemudik yang pulang menuju Jawa Tengah, makanya Tol Cipali diprediksi akan mengalami kemacetan tinggi.

Apr 20, 2023 - 06:00
Hati-Hati! Ini Tips Mudik Lewat Tol ‘Mematikan’
Tol Cipali memiliki angka fatalitas tinggi, sehingga disebut 'mematikan'. Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Tol Cipali disebut-sebut sebagai tol paling 'mematikan' karena angka fatalitasnya. Buat pemudik, harus ekstra waspada melintas di jalan tol tersebut.

Tol Cipali biasanya jadi favorit pemudik pulang ke kampung halaman. Dalam catatan Kementerian Perhubungan, banyak pemudik yang pulang menuju Jawa Tengah, makanya Tol Cipali diprediksi akan mengalami kemacetan tinggi.

Perlu diketahui juga bila melintas dalam kondisi jalanan lengang, kamu sebaiknya jangan mudah terlena guna menjaga keselamatan dan keamanan di jalan. Pasalnya pada tahun 2022, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno mengatakan bahwa Tol Cipali merupakan jalan tol dengan fatalitas kecelakaan paling tinggi.

"Kecelakaan di jalan tol itu makin terus meningkat. Jalan tol Cipali adalah jalan tol yang nomor satu di dunia itu menjadi jalan tol yang fatalitas kecelakaannya paling tinggi," kata Hendro.

Di samping Tol Cipali, ada beberapa ruas tol lain yang juga cukup 'mematikan'. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) setidaknya mencatat lima jalan tol dengan angka kematian paling tinggi dan Cipali berada di posisi kedua dengan 46 korban jiwa dari 308 kecelakaan. Sementara di posisi teratas tol Jakarta-Cikampek yang paling 'mematikan' karena memakan 67 korban jiwa. Kemudian ada juga Tol Semarang-Batang, Tangerang Merak, Cikampek-Padalarang, Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertosono.

Bila kamu harus menempuh jalan tol 'mematikan' saat mudik tentu harus ekstra waspada. Apalagi saat jalanannya lengang. Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana mengingatkan bahwa kecelakaan maut biasanya disebabkan oleh pengendara itu sendiri. Makanya pengemudi harus waspada dengan kondisi sekitar dan terpenting kondisi tubuh saat melakukan perjalanan jauh.

"Istirahat ini perlu dilakukan mengingat tubuh manusia punya keterbatasan kemampuan untuk fokus serta fit dalam mengemudi. Jadi penting sekali pengemudi melakukan manajemen perjalanan dan manfaatkan seideal mungkin untuk mengistirahatkan dirinya sebelum melanjutkan perjalanan. Pastikan maksimal mengemudi 3 jam dan diselingi istirahat 15-20 menit," kata Sony belum lama ini.

Berkendara di jalan tol juga berisiko terkena gejala highway hypnosis yaitu kondisi ketika pengemudi terlena dengan pemandangan dan aktivitas monoton di jalan tol. Apalagi di tol Cipali, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan pernah mengungkap jalanannya sangat ideal. Belum lagi pemandangan jalan tol yang monoton. Hal itu kerap membuat pengemudi telat mengantisipasi kecelakaan.

"Apabila persepsi jarak sudah berantakan, maka segera istirahat," tutur Sony.(eky)