Harga Obat di RI Masih Mahal, Ini Kata Kemenkes

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Lucia Rizka Andalucia, tak menampik bahwa harga obat di Indonesia masih cenderung mahal. Hal tersebut dilatarbelakangi kondisi sektor farmasi dan alkes yang masih bergantung pada impor.

Harga Obat di RI Masih Mahal, Ini Kata Kemenkes
Ilustrasi (Foto: Alamat Telepon)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI mengupayakan kemandirian sediaan farmasi dan alat kesehatan di Indonesia. Hal ini dilakukan salah satunya demi menjamin akses obat yang luas di Tanah Air.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Lucia Rizka Andalucia, tak menampik bahwa harga obat di Indonesia masih cenderung mahal. Hal tersebut dilatarbelakangi kondisi sektor farmasi dan alkes yang masih bergantung pada impor.

"Sebanyak 90 persen bahan baku obat untuk produksi farmasi lokal masih diimpor, 88 persen transaksi alat kesehatan tahun 2019-2020 di e-katalog merupakan produk impor," ujarnya dalam Sosialisasi dan FGD RUU Kesehatan di Jakarta Selatan, Senin (27/3/2023).

Menurut Rizka, dalam RUU Kesehatan yang sedang digodok pemerintah saat ini, sistem ketahanan kesehatan nasional akan disusun untuk mempermudah izin bagi industri farmasi sebagai alternatif permasalahan biaya obat dan alat kesehatan.

Pemerintah juga menyebut akan mengusulkan tambahan substansi pengaturan tentang kebijakan standar, sistem, dan tata kelola sediaan farmasi dan alat kesehatan pada kondisi KLB, wabah, dan bencana, sehingga Indonesia memiliki ketahanan pada segala kondisi yang terjadi, termasuk terhadap akses sediaan farmasi dan alat kesehatan global.(eky)