Dinkes Kota Batu Targetkan 24.677 Anak Mendapat Vaksin Polio

Dinkes Kota Batu menargetkan sebanyak 24.677 anak mendapat vaksin polio selama Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang dimulai sejak 15-20 Januari. Rentang usia anak yang disasar mulai 0 hingga 8 tahun kurang satu hari. Agar target itu bisa tercapai diikuti pula dengan pembentukan 292 pos PIN yang tersebar di seluruh puskesmas, posyandu hingga SD/MI.

Jan 17, 2024 - 05:44
Dinkes Kota Batu Targetkan 24.677 Anak Mendapat Vaksin Polio
Vaksin polio akan diberikan Dinkes Kota Batu selama pelaksanaan PIN yang dimulai sejak 15-20 Januari. Ditargetkan sebanyak 24.677 anak mendapat vaksin tersebut.

NUSADAILY.COM–KOTA BATU– Dinkes Kota Batu menargetkan sebanyak 24.677 anak mendapat vaksin polio selama Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang dimulai sejak 15-20 Januari. Rentang usia anak yang disasar mulai 0 hingga 8 tahun kurang satu hari. Agar target itu bisa tercapai diikuti pula dengan pembentukan 292 pos PIN yang tersebar di seluruh puskesmas, posyandu hingga SD/MI.

Tercatat ada sebanyak 9.375 anak yang sudah mendapatkan vaksin polio pada hari kedua pelaksanaan (Selasa, 16/1). Cakupannya mencapai 37,99 persen. Cairan vaksin diberikan melalui tetes mulut bukan dengan cara disuntikkan. Vaksinasi itu sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka. 

Sebab sebelumnya Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, mendapatkan laporan ditemukannya tiga penyakit kasus lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh virus Polio tipe dua. Rinciannya ada dua kasus ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember lalu. Sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.

Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati menyatakan, sejauh ini Dinkes Kota Batu belum menemukan adanya kasus penyakit lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP), yang disebabkan oleh virus polio tipe dua di Kota Batu. 

"Meski begitu vaksinasi tetap harya dilakukan. Untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak. Nantinya proses vaksinasi dilakukan dengan metode tetes. Bukan dilakukan dengan cara disuntik," papar Susan, 

Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, untuk melakukan pencegahan polio pada anak. Selain melalui vaksinasi juga harus diimbangi dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Sebab itu, pihaknya menghimbau masyarakat berperan aktif guna menanggulangi dan memutus transmisi penularan virus polio.

"Pertama, masyarakat harus memastikan anak-anak mereka memperoleh imunisasi rutin polio lengkap sesuai usia. Yaitu 4 kali polio tetes dan 2 kali polio suntik, sebelum usia 1 tahun," katanya. 

Kedua, memastikan seluruh anak usia 0 sampai 7 tahun di seluruh wilayah Kota Batu memperoleh 2 dosis imunisasi polio tetes tambahan, pada kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) yang dilaksanakan mulai 15 Januari 2024, seperti halnya dilakukan di seluruh Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 

"Ketiga, menerapkan PHBS, termasuk buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air," katanya. 

Keempat, masyarakat juga diimbau untuk segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat. Bila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.

Susan juga menyampaikan, polio merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Virus polio dapat menular melalui air yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus polio. 

Beberapa faktor risiko terjadinya penularan virus polio adalah rendahnya cakupan Imunisasi polio, kondisi kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih yang kurang baik seperti Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Baik itu di sungai ataupun pada sumber air yang juga digunakan pada kehidupan sehari-hari.

"Jika virus Polio masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio, atau imunisasi polionya tidak lengkap. Virus akan sangat mudah berkembang biak di dalam saluran pencernaan. Lalu menyerang sistem saraf anak hingga menyebabkan kelumpuhan," tandasnya.(oer)