Dengan Wajah Sumringah, Kontingen Pramuka Tiba di Indonesia dari Jambore di Korsel

Acara ini diikuti sekitar 43 ribu peserta, kebanyakan 14-18 tahun, termasuk 1.569 peserta dari Indonesia. Mereka berkumpul sejak 1 Agustus 2023 untuk mengikuti acara yang dijadwalkan selama 12 hari.

Aug 13, 2023 - 13:29
Dengan Wajah Sumringah, Kontingen Pramuka Tiba di Indonesia dari Jambore di Korsel

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Para kontingen dipulangkan lebih cepat usai acara dibubarkan karena kekhawatiran potensi topan Khanun di lokasi.

"Mereka sudah kembali. Tadi saya di-update dari Korsel dari KBRI mereka sudah mulai kembali pada hari ini. Saya sudah terima foto-fotonya mereka sudah di Bandara," kata Retno di Jakarta, Sabtu (12/8).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkap kontingen asal Indonesia peserta Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan telah pulang ke Tanah Air.

Kondisi para kontingen baik menurut Retno, kepulangan mereka dikatakan dilakukan secara bertahap.

Jambore Pramuka Dunia 2023 digelar di Buan, Jeolla, Korea Selatan terganggu berbagai hal, mulai dari gelombang panas, topan dan tuduhan salah tata kelola.

Acara ini diikuti sekitar 43 ribu peserta, kebanyakan 14-18 tahun, termasuk 1.569 peserta dari Indonesia. Mereka berkumpul sejak 1 Agustus 2023 untuk mengikuti acara yang dijadwalkan selama 12 hari.

Panitia memutuskan mengevakuasi peserta dari perkemahan Saemangeum karena laporan topan Khanun yang bakal menerjang lokasi. Jambore dibubarkan agar mencegah kejadian tak diinginkan.

Topan 'Mampir' ke Jambore Korsel

Diberitakan, Peserta Jambore Pramuka Sedunia ke-25 dari Indonesia bakal ditampung di Provinsi Jeolla Utara, bukan di ibu kota Seoul, Korea Selatan.

Evakuasi ini dilakukan menyusul peringatan soal kemungkinan topan Khanun mendekati Saemangeum, lokasi Jambore yang berlangsung di Jeolla Utara.

"Kontingen Indonesia seluruhnya akan ditampung di Wonkwang University Dormitory berjarak sekitar 55 kilometer dari Saemangeum. Jadi tidak di Seoul tapi masih di Provinsi Jeolla Utara," demikian keterangan yang diterima CNNIndonesia.com dari Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto, Selasa (8/8).

Para peserta jambore sebelumnya dilaporkan bakal dipindahkan dari perkemahan Saemangeum ke Seoul imbas ancaman topan Khanun pada 9 dan 10 Agustus mendatang.

Wakil Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Berthold Sinaulan mengatakan pemindahan itu dilakukan mulai hari ini, Selasa (8/8).

"Seluruh proses pemindahan diatur oleh Pemerintah Korea Selatan untuk memindahkan peserta yang masih ada dari 155 negara ke tempat yang lebih aman di Seoul dan sekitarnya," kata Berthold dalam keterangan tertulis mengutip CNNIndonesia.com, Senin (7/8) malam.

Berthold menyebut pemindahan akan dilakukan dengan mengerahkan sekitar 1.000 unit bus, mulai pukul 08.00 waktu setempat. Proses evakuasi diperkirakan selesai dalam waktu 14 jam.

"Untuk pergerakan pemindahan akan didahulukan peserta didik, dan dilanjutkan pemindahan orang-orang dewasa yang tergabung dalam jambore, baik sebagai Contingent Management Team maupun International Service Team," tuturnya.

Jambore di Korea Selatan menjadi sorotan setelah cuaca panas ekstrem menerjang negara itu. Jambore pramuka dunia kali ini diikuti oleh sekitar 43.000 peserta dari 158 negara.

Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura sampai menarik peserta jambore demi menghindari kondisi ekstrem.

Bukan cuma cuaca panas, kini acara jambore sedunia itu terancam dilanda topan Khanun. Topan diprediksi mendekati wilayah Saemangeum pada 9-10 Agustus mendatang.

Menurut laporan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Zelda Wulan Kartika, para peserta jambore dari RI sempat mengalami heat stroke dan dehidrasi selama kegiatan. Kendati begitu, peserta sudah ditangani dengan baik.

"Kami mendapat informasi dari Kwartir Nasional yang ada di bumi perkemahan yang mendampingi peserta itu mengatakan bahwa memang ada beberapa adik-adik pramuka yang terkena heat stroke atau dehidrasi," kata Zelda saat diwawancarai televisi lokal.

"Tapi semuanya Alhamdulillah sudah ditangani dengan baik. Bahkan kondisi fisik adik-adik yang lain itu lebih tangguh. Yang dari Indonesia ini lebih tangguh dan survive dibandingkan dengan rekan-rekannya yang dari negara-negara lain," lanjut dia.

Sementara itu, KBRI Seoul sejauh ini juga disebut menyiapkan beberapa mahasiswa Indonesia yang bisa berbahasa Korea untuk membantu komunikasi antara para peserta didik dengan pihak-pihak terkait di setiap lokasi pemindahan peserta Indonesia.

Pimpinan Kontingen Gerakan Pramuka, Mayor Jenderal Mar (Purn) Yuniar Ludfi mengaku bakal mengarahkan para unit leader (pembina pasukan) Indonesia agar 1.569 peserta Indonesia bisa dipindahkan sesuai jadwal masing-masing.

"Kondisi peserta Indonesia semua dalam keadaan aman dan tetap bersemangat," kata Yuniar.(sir/han)