Cak Imin Tegaskan, “Saya dari Lahir Sampai Sekarang NU”

"Saya tidak pernah bawa-bawa itu. Saya nggak pernah bawa-bawa PBNU. Tapi saya dari lahir sampai sekarang orang tahu saya adalah NU,", kata Cak Imin dalam kunjungan ke DPP Partai NasDem, Rabu (6/9).

Sep 7, 2023 - 03:50
Cak Imin Tegaskan, “Saya dari Lahir Sampai Sekarang NU”

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) dari Anies Baswedan, menegaskan partainya tak pernah membawa-bawa PBNU untuk kepentingan Pilpres 2024.

Pernyataan itu disampaikan Cak Imin merespons Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf yang meminta capres atau cawapres tak mencatut NU menjelang tahun politik 2024.

Namun merespons hal itu, Cak Imin menegaskan bahwa dirinya sejak lahir telah NU.

"Saya tidak pernah bawa-bawa itu. Saya nggak pernah bawa-bawa PBNU. Tapi saya dari lahir sampai sekarang orang tahu saya adalah NU,", kata Cak Imin dalam kunjungan ke DPP Partai NasDem, Rabu (6/9).

Cak Imin memang masuk dalam keluarga besar pendiri Nahdlatul Ulama. Dia juga memiliki hubungan keluarga, meski tidak dekat, dengan Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Cak Imin merupakan cicit dari pendiri NU sekaligus pondok pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur, KH Bisri Syansuri.

Hubungan keluarga Cak Imin dan Gus Dur terhubung lewat ibunya, Nyai Hj Muhassonah.

Ibu Cak Imin merupakan anak dari Nyai Hj Mu'asomah yang merupakan saudara Ibu Gus Dur, Nyai Hj Sholihah. Keduanya merupakan putri KH Bisri Syansuri.

Muhassonah menikah dengan KH M Iskandar, yang tak lain adalah ayah Cak Imin. Dalam hal ini, KH Bisri Syansuri adalah kakek dari Gus Dur sekaligus kakek buyut Cak Imin.

Semantara itu, Gus Yahya sebelumnya meminta agar tidak ada satu pun capres maupun cawapres yang mengatasnamakan NU di Pilpres 2024.

Dia sekaligus menegaskan bahwa PBNU tidak terkait dengan pasangan capres-cawapres manapun.

"Jangan ada calon mengatasnamakan NU. Kalau ada calon, itu atas nama kredibilitasnya, atas nama perilakunya sendiri-sendiri. Bukan atas nama NU," kata dia di kantor PBNU, Selasa (5/9).

Soal kasus hukum hingga nama koalisi perubahan

Keterangan Foto: Anies Baswedan Bersama Gus Salam Dikamar Gusdur (Foto: Ist)

Sementara itu, Cak Imin mengatakan koalisi pendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024 kemungkinan masih bernama Koalisi Perubahan.

Dia berkata masih ada diskusi soal nama koalisi. Namun, banyak usulan agar mempertahankan nama tersebut.

"Nama koalisinya sementara kita terus diskusi tapi ini akan usulan yang cukup dominan adalah nama Koalisi Perubahan," kata Cak Imin di Kantor PB PMII.

Cak Imin berkata PKB tak masalah dengan nama perubahan di koalisi itu. Menurutnya, perubahan yang akan diusung akan sesuai falsafah Nahdlatul Ulama (NU).

Dia berkata perubahan dilakukan dengan memperhatikan proses yang telah berjalan. Perubahan tidak akan menghilangkan hal-hal yang telah berjalan baik.

"Muhafadhotu ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Itulah yang disebut perubahan," ujarnya.

Dia menambahkan, "Perubahan adalah meraih yang lebih baik di masa yang akan datang memelihara dan meneruskan yang sudah baik, yang diperoleh hari ini. Itu change, change versi NU."

Sebelumnya, PKB bergabung degan Partai NasDem untuk mengusung bakal capres Anies Baswedan. Koalisi itu pun sepakat mengusung Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden.

Sebelum PKB bergabung, NasDem telah membangun Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan PKS.

Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan setelah deklarasi Anies-Cak Imin. Demokrat mengklaim koalisi perubahan merupakan ide dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di tempat yang sama, Cak Imin enggan menganggap pemeriksaannya di KPK sebagai politisasi hukum.

Dia bersedia menghadiri pemanggilan KPK esok hari. Ia fokus ke memberi keterangan ke KPK dibandingkan menganggapnya sebagai sebuah politisasi.

"Saya enggak ikut berinterpretasi," kata Cak Imin.

Cak Imin memastikan dirinya akan menghadiri panggilan KPK. Namun, ia mengaku belum tahu jam berapa pemeriksaan digelar.

Dia menegaskan akan mengikuti proses hukum yang berjalan. Dia berjanji akan menjawab semua pertanyaan KPK.

"Saya besok datang nanti kita lihat saya siap memberi keterangan apa pun permintaannya KPK," ucapnya.

Sebelumnya, KPK kembali menggelar pemeriksa kasus dugaan korupsi sistem proteksi TKI di Kemnaker.

Kasus tersebut bermula pada tahun 2012 saat Cak Imin masih menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

KPK akan memeriksa Cak Imin besok, Kamis (7/9). Pemeriksaan itu menimbulkan kecurigaan Partai NasDem karena berdekatan dengan waktu deklarasi pasangan Anies Baswedan-Cak Imin.

Anies-Cak Imin 100% Direstui Kiai-kiai NU

Terpisah, DPW PKB Jawa Timur menyebut, duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) didukung oleh kiai-kiai di Jatim.

Semua ulama dan kiai NU yang disowani PKB telah merestui duet ini.

Sekretaris DPW PKB Jatim Anik Maslachah menyebut, semua kader PKB di Jatim juga telah menerima keputusan duet AMIN.

"Jatim solid segaris lurus dengan DPP. Kami di DPW senang keputusan Muktamar PKB akhirnya terkabul Gus Muhaimin jadi cawapres. Kami juga sudah mohon doa restu ke kiai-kiai NU di Jatim, kiai sepuh. 100% memberi restu dan doa agar paket ini bisa menjadi pemenang," beber Anik di Surabaya, Rabu (6/9/2023).

Soal elektabilitas Anies dan Cak Imin yang masih rendah, Anik yakin dalam waktu 5 bulan ke depan angkanya akan segera meroket.

"Memang masih nomor 3 tapi belum paket. Ketika Anies paket dengan ketum, dan tren Gus Muhaimin ini terus naik. Bukan angka ya, tapi tren kenaikan yang cukup bagus naik. Karena angka itu hasil akhir," jelasnya.

"Ini menandakan kinerja politik Gus Muhaimin bagus dan kepercayaan masyarakat tinggi. Elektoral kita dalam survei Kompas PKB urutan ketiga. Waktu masih kurang 5 bulan lebih, jadi masih cukup untuk mendongkrak. Karena modal kita PKB solid garis lurus di semua daerah, dan restu ulama kiai," imbuh Anik.

Menurut Anik, duet Anies-Cak Imin adalah duet sensasional. Keduanya dinilai saling melengkapi suara di Pulau Jawa.

"Kami merasa ini paket yang fenomenal dan kuat. Fenomenal karena dua-duanya aktivis, dua-duanya masih muda dan kategori orang cerdas," kata Anik.

Anik menyebut, Anies-Cak Imin atau disingkat AMIN merupakan duet saling melengkapi. Di mana Anies kuat di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan luar Jawa. Sementara Cak Imin kuat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Ini duet saling melengkapi, di mana Anies ini suaranya kuat di Jabar, di Jakarta, dan di luar Jawa apalagi ada dukungan Pak Jusuf Kalla. Sementara Ketum Gus Muhaimin kuat di Jatim dan di Jateng," jelasnya.

"PKB ini suara terbanyak di Jawa Timur, dan di Jawa Tengah terbanyak kedua setelah PDIP. Ini modal berharga bagi duet AMIN dan yakin Jatim akan jadi basis suara AMIN," tambahnya.

Wakil Ketua DPRD Jatim ini menyebut sosok Anies dan Cak Imin merupakan figur yang cerdas dan berpengalaman selama berkarir menjadi pejabat di Indonesia.

"Keduanya cerdas. Itu terlihat dari ide-ide cemerlang yang setiap saat muncul di dunia sosmed keduanya, bahkan dalam pengambilan kebijakan saat keduanya menjabat sebagai pejabat negara," katanya.

"Keduanya sama-sama kreatif, sama-sama teknokrat. Anies pernah membawa Jakarta maju dan Gus Muhaimin selama menteri kinerjanya sangat bagus. Saya pikir keduanya sama-sama berpengalaman," lanjutnya.

Caleg PKB DPRD Jatim Dapil II ini juga menyebut duet Anies-Cak Imin merupakan penguatan islam di Indonesia.

"Penguatan Islam di mana Anies Islam moderat dan Cak Imin islam tradisional. Indonesia akan semakin kondusif, kuat, dan religius tanpa mengesampingkan agama-agama lain bahwa PKB juga adalah partai inklusif, terbuka," tegasnya.(ful)