BPIP Serukan Pancasila Jadi Acuan Berpolitik

Jun 11, 2023 - 18:21
BPIP Serukan Pancasila Jadi Acuan Berpolitik
Staf Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo (Romo Benny) saat memberikan materinya dalam seminar yang bertajuk "Gereja Berpolitik: Sudut Pandang Ajaran Gereja dan Nilai-Nilai Pancasila". Foto : BPIP For Nusadaily. com
NUSADAILY.COM - JAKARTA -
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyerukan agar masyarakat menggunakan Pancasila sebagai acuan dalam berpolitik. Utamanya dalam menyambut Pemilu pada tahun 2024 mendatang.
Oleh sebab itu itu ia mengingatkan agar umat tidak terjebak dalam permainan politik.Hingga menyebabkan kebodohan yang permainan bagi umat. 
Seruan tersebut disampaikan Staf Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP). Antonius Benny Susetyo. Saat memaparkan materinya di seminar yang bertajuk "Gereja Berpolitik: Sudut Pandang Ajaran Gereja dan Nilai-Nilai Pancasila". 
"Kita harus tahu sejarahnya, intinya, Pancasila itu apa. Sila Ketuhanan itu apa, bahwa harusnya tidak ada egoisme antar keagamaan, tidak ada mayoritas dan minoritas," tegasnya dalambkegiatan yang digelar oleh  Centrum Ivan Merz Keuskupan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/06/2023). 
Menurut Pria yang kerap disapa Romo Benny Indonesia merupakan negara kesepakatan, bukan pula negara agama,bahkan juga bukan negara sekuler. Oleh sebab itu masyarakat 
jangan termakan manipulasi agama sekedar untuk mendapatkan dukungan. 
"Kalian harus memiliki kejernihan, kecerdikan dalam berpikir yang waras untuk melawan. Jadi politik  di Indonesia menggunakan nilai-nilai Pancasila," katanya.
Maka, kata Romo Benny, carilah pemimpin, anggota dewan, di tempat suara itu digunakan oleh orang-orang yang tepat yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Bukan yang sudah memiliki track record yang buruk. Bukan juga yang menjadikan Pancasila sebagai alat politik, tetapi menjadikannya sebagai working dan living ideologi.
Di kesempatan itu ia juga menambahkan , pengajaran pendidikan Pancasila kepada generasi muda sangatlah penting. Sehingga urgensi pengajaran pendidikan Pancasila itu segera dilaksanakan.
"Riset dari Setara Institute menunjukkan bahwa anak muda, 83 persen, menganggap Pancasila bisa diturunkan dan diganti ideologi lain," ucapnya. 
Hal ini kata Romi Benny 
sudah terlihat bahwa generasi butuh diajarkan kembali pendidikan Pancasila. BPIP sudah membuat dan akan segera diberlakukan di sekolah-sekolah.
"Melalui buku ajar, yang meliputi 70 persen praktek nilai Pancasila di masyarakat, dan 30 persen ilmu dan teorinya. Buku itu akan diajarkan Juli tahun ini," tukasnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Charta Politik Indonesia Yunarto Wijaya meminta agar masyarakat jangan  terbawa suasana terhadap politik aktual. Menurutnya pilihlah orang yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang anda yakini. 
Bukan karena calon tersebut terlihat kuat, terlihat bagus, atau yang terlihat sangat patuh sama presiden sekarang, Atau yang mengulang-ulang memuji presiden-presiden yang ada.
"Saya mengutip apa yang dikatakan oleh Romo Magnis: pilihlah yang paling sedikit resikonya, pilihlah yang track recordnya lebih bersih. Anda jangan melanggar prinsip anda karena ada yang berkilauan," tuturnya.
Hadir dalam kesempatan itu, Yunarto Wijaya (Direktur Eksekutif Charta Politik Indonesia), Eko Armada Riyanto (Guru Besar STFT Widya Sasana Malang) dan Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP sendiri.
Serta 500 orang peserta luring dan daring, yang terdiri dari umat Katolik dalam Keuskupan Surabaya, serta masyarakat sekitar Kota Surabaya dari lintas agama lain. (sir/wan)