ABK Meninggal Saat Berlayar di Perairan Sendangbiru, Baru Dievakuasi Sehari Kemudian

Satpolairud Polres Malang mengevakuasi jenazah seorang anak buah kapal (ABK) yang meninggal dunia di perairan Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Rabu (3/5/23) malam.

May 5, 2023 - 14:57
ABK Meninggal Saat Berlayar di Perairan Sendangbiru, Baru Dievakuasi Sehari Kemudian
Proses evakuasi ABK yang meninggal di Sendangbiru Kabupaten Malang.

NUSADAILY.COM - MALANG - Satpolairud Polres Malang mengevakuasi jenazah seorang anak buah kapal (ABK) yang meninggal dunia di perairan Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Rabu (3/5/23) malam. 

ABK yang meninggal dunia diketahui bernama Amir (24). Dia warga Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Saat itu, Amir dan ABK lain dalam perjalanan mencari ikan di Samudera Hindia dengan menumpang Kapal Motor Nelayan (KMN) Farhan Ramadhan 02.

Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana melalui Kasi Humas Iptu Ahmad Taufik mengatakan, awalnya petugas Satpolairud mendapat laporan dari nahkoda perahu KMN Farhan Ramadhan 02, Rijal Wiranto (23). Mengatakan ada seorang laki-laki yang merupakan ABK di kapal meninggal dunia di Perairan Samudera Hindia, Rabu (3/5/23) pukul 20.30 WIB. 

Saat itu, posisi KMN Farhan Ramadhan berada pada titik kordinat LS 10°20'00,2436''  BT 114°08'31.3584''.

Rijal menginformasikan jika ABK Amir telah meninggal sehari sebelumnya pada Selasa 2 Mei 2023 sekitar pukul 17.00 WIB. Namun karena terkendala sinyal komunikasi, pihaknya baru bisa menghubungi Satpolairud dan meminta bantuan evakuasi.

“Saat itu, personel Satpolairud yang berjaga mendapat informasi ada seorang ABK yang meninggal saat dalam perjalanan melaut di Samudera Hindia,” ungkap Taufik dikonfirmasi Kamis (4/5/23). 

Mendapati laporan tersebut, petugas segera berkoordinasi dengan Keamanan Laut Terpadu (Kamladu) TNI AL, Dinas Kelautan dan Perikanan, SAR dan tim kesehatan. Kemudian bersama-sama mengevakuasi jenazah dari perairan Sendangbiru. Selanjutnya dibawa ke RSSA Malang untuk autopsi.

Berdasarkan keterangan saksi ABK KMN Farhan Ramadhan 02, Ambo Rappe (27), sebelum meninggal almarhum sempat muntah darah lalu tidak sadarkan diri. ABK yang lain sempat berupaya memberikan pertolongan, namun tidak membuahkan hasil.

“Kami juga koordinasi dengan pihak RSSA Malang untuk proses pemeriksaan jenasah untuk mengetahui penyebab kematian. Selain itu juga menghubungi pihak keluarga di Sulawesi Selatan,” jelasnya. 

Sementara itu, hasil pemeriksaan dokter Forensik mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban. Korban meninggal diduga karena sakit yang diderita selama ini. 

“Hasil pemeriksaan dokter tidak ditemukan adanya tindak kekerasan dalam insiden tersebut. Salah satu keluarga yang berhasil dihubungi mengatakan bahwa ABK Amir mempunyai riwayat sakit sesak nafas,” paparnya. 

Saat ini, jenasah masih disimpan di kamar mayat RSSA Malang. Menunggu kedatangan keluarga untuk dimakamkan di tempat asalnya Sulawesi Selatan.(ap)