Tuai Kritik, HCML Mangkir di Jasmas 9 Desa Terdampak Pengeboran Migas di Sumenep

Seharusnya HCML hadir dan mencari tahu sendiri apakah masyarakat menginginkan proyek dari perusahaan atau menginginkan perusahaan bubar dari Giliraja.

Apr 8, 2023 - 03:42
Tuai Kritik, HCML Mangkir di Jasmas 9 Desa Terdampak Pengeboran Migas di Sumenep
Foto: Pelaksanaan Jasmas HCML di Desa Lombang, Kecamatan Giligenteng, Sumenep.

NUSADAILY.COM - SUMENEP- Husky Cnooc Madura Limited (HCML) menggelar jaring aspirasi masyarakat (Jasmas) di 9 desa terdampak pengeboran migas HCML, yaitu Desa Lombang, Jate, Banbaru dan Banmaleng. Kemudian dijadwalkan jaring aspirasi juga dilaksanakan di Aenganyar, Galis, Bringsang, Gedugan dan Desa Lobuk.

Namun pelaksanaan di wilayah Kecamatan Giligenting dan Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep tersebut tidak dihadiri langsung oleh pihak HCML, tetapi malah oleh Lembaga Bahtera.

Terang saja, pelaksanaan Jasmas yang berlangsung di Desa Lombang pada Senin (03/04/2023) lalu itu mendapat kritik keras dari tokoh pemuda setempat, Slamet Readi.

Slamet mempertanyakan keseriusan pihak HCML yang hanya diwakili oleh lembaga Bahtera. Seharusnya dalam pelaksanaan Jasmas pihak HCML datang bertemu langsung dengan masyarakat.

"HCML harusnya hadir langsung dan tidak mewakilkan, karena HCML harus benar-benar tahu apa yg menjadi keinginan masyarakat," kata Slamet.

Slamet mengaku kecewa, karena pada pelaksanaan jaring aspirasi juga ada dana sebesar Rp75 juta untuk setiap desa. Tetapi tidak dijelaskan secara rinci dana tersebut bersumber darimana dan untuk kepentingan apa.

"Seharusnya HCML hadir dan mencari tahu sendiri apakah masyarakat menginginkan proyek dari perusahaan atau menginginkan perusahaan bubar dari Giliraja," tegasnya.

Ditambahkan Slamet, jika kucuran dana sebesar Rp75 juta itu, untuk masing-masing desa sangat tidak masuk akal dan tidak wajar dilakukan oleh HCML selagi perusahaan belum beroperasi.

"Status keberadaanya masih dipertanyakan oleh masyarakat, kok tiba-tiba ngasih dana, ini jelas mencurigakan," ungkapnya.

Senada dengan itu, Dedes Syahputro, mengaku jika pihaknya tak habis pikir dengan langkah yang diambil oleh HCML memberikan kucuran dana sebesar Rp75 juta.

"Ini patut dicurigai, ada apa. Sedangkan masalah rumpon nelayan saja belum teratasi. Lah ini malah mau ngasih ke desa Rp75 juta," tanya Dedes yang sekaligus ketua IKA PMII Giliraja itu.

Untuk mendapat kejelasan terkait dengan polemik tersebut, media ini mengkonfirmasi Ketua Lembaga Bahtera selaku pendamping atau kepanjangan tangan dari HCML, Sahrul Gunawan.

Namun, Sahrul tidak bersedia memberikan keterangan. Dirinya malah menyuruh agar media ini langsung melakukan konfirmasi kepada pihak HCML.

Kemudian pada Rabu (05/04/2023) media ini mencoba melakukan konfirmasi lanjutan kepada Manager Regional Office & Relations HCML, Hamim Tohari.

"Nanti biar mas Ali yg berkomentar ya...karena beliau sekarang yg bertugas," katanya saat dihubungi via WhatsApp.

Namun, hingga hari ini, Jumat (07/04/2023) siang. Aliyuddin yang ditunjuk Manager Regional Office & Relations HCML Hamim Tohari untuk memberikan jawaban atas keluhan masyarakat di desa terdampak belum memberikan keterangan.

Kembali media ini mencoba menghubungi yang bersangkutan. Namun upaya konfirmasi belum dijawab meski tanda lapor pesan terkirim dibaca.

Untuk diketahui, HCML melalui Lembaga Berdaya Sejahtera (Bahtera) menggelar jaring aspirasi masyarakat (Jasmas) yang merupakan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) SKK Migas - Husky Cnooc Madura Limited (HCML) tahun 2023.

Berdasarkan jadwal yang diterima media, pelaksanaan Jasmas berlangsung sejak Senin (03/04/2023) pada dua desa yakni Desa Lombang dan Jate. Selanjutnya, pada hari Selasa 4 April 2023 kegiatan yang sama juga berlangsung di Desa Banbaru dan Banmaleng.

Pada Rabu (05/04/2023) kegiatan Jasmas berlangsung di empat desa sekaligus yakni Desa Aenganyar, Galis, Bringsang dan Desa Gedungan pada Kecamatan Giligenting.

Terakhir, Jasmas ditutup kemaren, pada hari Kamis (06/04/2023) di Desa Lobuk Kecamatan Bluto. (nto/nam).