Top! Hamas Makin Canggih Ladeni Kebrutalan Tentara Isarael di Gaza

"Pasukan Israel memasuki wilayah perkotaan di Khan Younis dan Bani Suheila. Pasukan milisi Palestina, termasuk Brigade al Qassem dan Brigade al Quds, berusaha melawan serangan Israel ke wilayah Khan Younis," bunyi laporan ISW.

Dec 7, 2023 - 06:15
Top! Hamas Makin Canggih Ladeni Kebrutalan Tentara Isarael di Gaza

NUSADAILY.COM – GAZA - Milisi Hamas Palestina disebut menggunakan taktik yang lebih canggih selama dua bulan melawan agresi Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober.

Lembaga think tank berbasis di Washington D.C, Institute for the Study of War (ISW), memaparkan Hamas dan milisi sekutunya di Gaza terus menerapkan taktik yang lebih canggih untuk melawan Israel terutama sejak gencatan senjata berakhir dan perang memasuki fase baru.

ISW menganalisis bahwa milisi Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka. Menurut lembaga itu, strategi ini konsisten dengan "strategi pembersihan" atau clearing operations.

Menurut ISW, milisi Hamas juga semakin sering menggunakan peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang pasukan dan tank-tank Israel.

Pada 5 Desember, ISW juga melaporkan sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, meluncurkan setidaknya enam roket ke wilayah Israel termasuk salah satu roket salvo yang menargetkan Ibu Kota Tel Aviv.

ISW juga menyebut milisi Hama sempat merekam isi barak militer Israel, di mana tentara negara Zionis terlihat sedang bersantai di dekat Juhor ad Dik.

"Kelompok (Hamas) ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana," bunyi laporan ISW.

Meski begitu, ISW juga memaparkan bahwa militer Israel terlihat tak tinggal diam. Menurut lembaga tersebut, Israel berupaya melancarkan invasi darat ke Gaza selatan sama seperti yang mereka lakukan d awal agresinya dengan fokus menggempur Gaza Utara.

ISW meyakini Komandan Komando Selatan militer Israel saat ini memfokuskan gempuran untuk mengepung dan merangsek lebih dalam lagi ke Khan Younis, kota terbesar di Gaza Selatan.

"Pasukan Israel memasuki wilayah perkotaan di Khan Younis dan Bani Suheila. Pasukan milisi Palestina, termasuk Brigade al Qassem dan Brigade al Quds, berusaha melawan serangan Israel ke wilayah Khan Younis," bunyi laporan ISW.

Israel kembali melancarkan agresinya ke Jalur Gaza setelah masa gencatan senjata berakhir tanpa perpanjangan.
Israel bahkan memulai "perang fase baru" dengan kini fokus menggempur Gaza selatan yang diklaim menjadi sarang pelarian pentolan Hamas yang kabur dari Gaza utara imbas gempuran di awal agresi sejak 7 Oktober lalu.

Saat ini, lebih dari 16 ribu warga Palestina meninggal dunia akibat agresi Israel sejak 7 Oktober lalu. Sebagian besar korban tewas itu anak-anak dan perempuan.

Tak hanya warga sipil, petugas medis, dan dokter di Gaza juga ikut tewas menyusul gempuran Israel ke sejumlah rumah sakit di Gaza selama agresi.

Selain itu, sebanyak 63 wartawan dan pekerja media di Gaza juga tewas selama meliput agresi Israel ke Palestina.

Militer Israel mengakui bahwa dua warga Palestina tewas dalam setiap operas militer Israel yang menewaskan satu milisi Hamas.

Hamas Makin Kuat Hadapi Gempuran Israel di Gaza

 Kelompok Hamas dinilai memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan, menyusul perlawanannya menghadapi agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina selama dua bulan terakhir.

Meski Israel terus mengepung Jalur Gaza dengan bombardir dan artileri, Hamas dan milisi sekutunya di wilayah itu masih terus mengangkat senjata dan melancarkan perlawanan.

Sejak gencatan senjata berakhir, Israel kembali menggempur Gaza habis-habisan dan kini tengah menargetkan Gaza Selatan. 

Tel Aviv mengklaim invasi darat ke Gaza Selatan bertujuan memusnahkan milisi Hamas yang lari dari Gaza Utara dan tengah bersembunyi di wilayah itu. 

Walau hanya sekadar milisi dan gerakan perlawanan, sejumlah pengamat menilai kekuatan sayap bersenjata Hamas tak bisa diremehkan.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Yon Machmudi menilai Hamas masih kuat meski terus terkepung gempuran Israel sejak dua bulan terakhir.

"Tujuan Israel dalam perang adalah melenyapkan kelompok Hamas, tetapi yang terjadi Hamas masih kuat posisinya," kata Yon, dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (5/12).

Ia kemudian berujar, "Bahkan kemarin [Hamas] bisa bernegosiasi untuk mengatur [pembebasan] tawanan perang."

Pembebasan tawanan perang merupakan bagian poin dalam gencatan senjata.

Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir pada 30 November.

Kesepakatan itu mencakup pembebasan 50 sandera dari Gaza dan 150 tahanan Palestina dari penjara Israel, dan jeda pertempuran.

Jumlah sandera itu lebih sedikit daripada tahanan yang dilepas Israel. Ini mengindikasikan Hamas punya daya tawar yang kuat.

Selain itu, jumlah tahanan Palestina yang berada di penjara Israel juga mencapai ribuan.

Dengan situasi ini, Yon menilai Israel belum mendapat kemenangan dari agresi yang berlangsung sejak 7 Oktober.

Selain Yon, lembaga think-tank yang berbasis di Washington DC, Institute for the Study of War (ISW), juga menganggap taktik Hamas melawan Israel semakin canggih. ISW memaparkan Hamas fokus melakukan serangan yang menyasar pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka.

Strategi ini, lanjut mereka, konsisten dengan strategi pembersihan atau clearing operation.

ISW juga menilai Hamas makin sering menggunakan peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang tank Israel.

"Kelompok ini bahkan mengklaim mereka memenuhi terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak," demikian menurut ISW.

Hamas lalu meledakkan bahan itu saat terdapat sekitar 60 tentara Israel.

Agresi Israel ke Palestina telah menelan korban jiwa hingga 16.000. Mereka juga menggempur fasilitas sipil seperti sekolah hingga rumah sakit.(han)