Tak Lazim Gempa Dangkal Tuban-Bawean, Begini Mestinya Kata Pakar Geologi

"Gempa dengan kedalaman dangkal yang disebabkan oleh sesar aktif ini ialah peristiwa yang jarang terjadi," kata Amien, Sabtu (23/3).

Mar 24, 2024 - 12:52
Tak Lazim Gempa Dangkal Tuban-Bawean, Begini Mestinya Kata Pakar Geologi

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Rentetan gempa yang mengguncang kawasan pesisir utara Tuban-Bawean, Jawa Timur, sejak Jumat (22/3) hingga kini, disebut bukan peristiwa yang lazim.

Hal itu diungkap oleh Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo.

Amien yang juga Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) mengatakan, guncangan yang terjadi pada daerah laut itu dipicu oleh sesar aktif di Laut Jawa.

Gempa dengan kedalaman 10 kilometer ini pun membuat jangkauan daerah guncangan semakin meluas hingga daratan Pulau Jawa.

"Gempa dengan kedalaman dangkal yang disebabkan oleh sesar aktif ini ialah peristiwa yang jarang terjadi," kata Amien, Sabtu (23/3).

Ia menyebut, adanya pergeseran dan tekanan dari dua permukaan pada Laut Jawa ini menimbulkan getaran dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI) III-IV,  yang  dapat mengakibatkan guncangan dan retakan pada daerah permukaan.

"Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin berbahaya," ucapnya.

Ia menjelaskan, pergeseran permukaan pada gempa Tuban terjadi secara horizontal sehingga tidak berpotensi tsunami. Namun, gempa ini akan menghasilkan beberapa gempa susulan dengan skala magnitudo yang lebih rendah dari gempa pertama.

"Untuk mitigasinya, gempa tersebut perlu dimonitoring guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak," tutur dosen Departemen Teknik Geofisika ITS itu.

Amien menyebut pada tahun 2017 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah merilis sebanyak 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa.

Maka itu, menurutnya sudah seharusnya pemerintah daerah yang berdekatan dengan sesar aktif itu harus melakukan pemeriksaan seperti pengecekan kondisi bangunan, permukaan, dan sejenisnya.

Amien pun mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada dengan fenomena gempa yang terjadi karena sesar aktif ini.

"Masyarakat perlu menyiapkan diri apabila terjadi gempa-gempa ke depannya," katanya.

Kerusakan Akibat Gempa Tuban-Bawean

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 2.393 unit rumah rusak akibat rentetan gempa Tuban-Bawean, Jawa Timur, Jumat (22/3).

Dari total angka tersebut, sebanyak 1.356 rumah mengalami rusak ringan, 706 rusak sedang, dan 331 lainnya mengalami kerusakan berat.

Selain rumah, sejumlah bangunan lainnya juga ikut terdampak dan mengalami kerusakan. Di antaranya 62 sekolah, 5 rumah sakit, dan 88 tempat ibadah tercatat mengalami kerusakan.

"Guna melakukan penanganan darurat di lapangan, BPBD Provinsi Jawa Timur mengirimkan bantuan untuk warga terdampak berupa peralatan dan makanan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/3).

BPBD Jatim mencatat hingga Sabtu (23/3) pukul 18.00 WIB, telah terjadi gempa susulan sebanyak 182 kali, dengan lokasi 132 kilometer (km) Timur Laut Tuban.

BPBD setempat juga telah mendirikan posko penanganan darurat gempa bumi, yang berlokasi di Kantor Kecamatan Sangkapura, Gresik.

Selain posko darurat, didirikan juga pos pengungsian. Total pengungsi keseluruhan di Kecamatan Tambak berjumlah 5.509 jiwa dewasa, 1.187 lansia, dan 2.952 jiwa pengungsi anak.

Diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 6,5 SR mengguncang sekitar Pulau Bawean dan Tuban, Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya sejumlah gempa susulan.

Gempa yang terjadi sejak Jumat (22/3) itu terasa hingga Sidoarjo, Pamekasan, Bojonegoro, Lamongan, Surabaya, dan Tuban.

Pusat gempa disebut berada di laut dengan kedalaman hingga 10 kilometer. Meski begitu, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.(ful)