Sore di Kajoetangan Heritage Jelang Malang Flower Carnival Digelar

Pantauan Nusadaily.com di lokasi, sejak pukul 17.00 WIB ratusan orang sudah berkumpul membentuk barisan menunggu tampilan peserta, sembari menikmati suasana Kota Malang di sore hari saat mentari mulai tibul tenggelam oleh iring-iringan awan tipis dari balik menara Gereja dan Masjid Jamik.

Jul 31, 2023 - 03:08
Sore di Kajoetangan Heritage Jelang Malang Flower Carnival Digelar

NUSADAILY.COM – MALANG – Malang Flower Carnival, besutan Dinas Pariwisata Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, selalu menjadi event tahunan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Malang Raya dan sekitarnya.

Ribuan orang selalu tumplek blek memadati tempat acara.

Hari ini Minggu (30/7) sore menjelang petang, jalanan di sekitar Kayoetangan Haritage sudah berjubel masyarakat yang akan menyaksikan gelaran andalan Pemkot Malang ini.

Pantauan Nusadaily.com di lokasi, sejak pukul 17.00 WIB ratusan orang sudah berkumpul membentuk barisan menunggu tampilan peserta, sembari menikmati suasana Kota Malang di sore hari saat mentari mulai tibul tenggelam oleh iring-iringan awan tipis dari balik menara Gereja dan Masjid Jamik.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Malang dan sekitarnya tentu tidak ingin melewatkan pagelaran akbar Malang Flower Carnival (MFC), Minggu (30/7) malam.

MFC berlangsung mulai pukul 18.30 hingga 22.00 di lokasi yang sudah menjadi ikon wisata Kota Malang ini.

Meski kegiatan ini rutin digelar di Kota Malang setiap tahun, namun penonton perlu mencatat perbedaan.

Jika sebelumnya, MFC lebih konsentrasi di Jalan Ijen, malam ini titik utama beralih ke Kajoetangan Heritage.

Sekitar 100 peserta dari berbagai daerah menampilkan keunikan busana dalam berpawai.

Kostum tersebut rata-rata  bernuansa flora, tetapi juga lekat dengan sejarah karena tema yang diusung adalah The Magnificent of Arok Dedes.

Ketua Pelaksana MCF Agus Sunandar menjelaskan, pihaknya ingin mengangkat nilai sejarah dari Kota Malang.

Tentu saja sejarah Kota Malang tidak bisa meninggalkan berbagai ikon, seperti Candi Kidal, Candi Singosari, dan sejarah lain terkait Jawa pada masa lampau.

”Peserta boleh berkreasi bernuansa flora dan lainnya. Tetapi paling tidak meraka tidak meminggalkan atau tetap memadukan penampilan dengan sejarah,” ujar Agus Sunandar.

Agus mengatakan, peserta memperebutkan hadiah berupa uang tunai total Rp 40 juta. Karya peserta dinilai dalam dua kategori, yakni cosplay dan kostum karnaval.

Dia juga menjelaskan, waktu pelaksanaan biasanya siang hari berubah pada malam hari. Penonton difasilitasi dengan tempat duduk sehingga tidak semuanya berdiri seperti dulu.

Dengan begitu, MCF diharapkan bisa berlangsung lebih semarak dan berdampak secara ekonomi. Khususnya bagi pelaku usaha di industri wisata, fashion, maupun talent.

Ada serangkaian kegiatan pendukung sebelum acara inti, MFC. Dari rundown yang sudah dikeluarkan Pemkot Malang, acara sore dimulai pukul 18.00 hingga 19.00 dengan band performe dan talent show di panggung utama. Selanjutnya ada opening dance dengan 16 penari.

 ‘’Sebenarnya rangkaian acara ada sejak pagi. Khusus pagi, ada acara lomba fashion, ada lomba kostum karnaval. Sedangkan acara devile dan acara pendukung lainnya dilakukan sore hingga malam,’’ ungkap Ketua Pelaksana MCF Agus Sunandar.

Dari pantauan Nusadaily.com, pengunjung sudah berada di depan panggung utama, meski acara belum mulai. Mereka tentu tidak mau melewatkan setiap acara, baik yang ada di panggung maupun devile.(ap/wan)