Prihatin Plagiarisme Makin Marak, PISHI dan Nusadaily Gelar Seminar

Sep 8, 2023 - 18:10
Prihatin Plagiarisme Makin Marak, PISHI dan Nusadaily Gelar Seminar

NUSADAILY.COM - MALANG - Menjawab makin maraknya tindak plagiarisme di Indonesia, Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI) bekerjasama dengan Nusadaily.com akan menyelenggarakan Seminar Nasional TIBS-15 dengan tema Plagiarisme dalam Publikasi Karya Ilmiah. Kegiatan ini akan berlangsung pada hari Sabtu, 9 September 2023 dengan menampilkan 4 (empat) narasumber dari 4 (empat) perguruan tinggi, yang semuanya adalah anggota dan pengurus aktif PISHI.

 

Ketua Bidang Penelitian dan Kajian Ilmiah PISHI, Dr. Indayani, M.Pd, kepada Nusadaily.com menyatakan bahwa etika penulisan harus dipatuhi oleh seseorang dalam menghasilkan tulisan. Salah satu pelanggaran etika adalah plagiarisme. Pelanggaran etika penulisan yang sering dijumpai adalah plagiasi karya ilmiah.

 

Plagiat, kata dosen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ini, adalah perbuatan secara sengaja/tidak sengaja dalam memeroleh/mencoba memeroleh nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian/seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyebutkan sumber. Hal-hal yang perlu dilakukan agar terhindar dari plagiasi adalah menggunakan kutipan tidak langsung, mencantumkan daftar pustaka, melakukan parafrasa, melakukan interpretasi, menggunakan sinonim, mengubah posisi kata, dan menggunakan aplikasi plagiarisme.

 

Narasumber pertama, Prof. Dr. Rudi Hartono, M.Pd. akan berbicara tentang plagiarisme yang merupakan perbuatan tidak terpuji yang harus dihindari. Sanksi akademik tertentu dapat dikenakan kepada para plagiat. Maka dari itu, kata guru besar Universitas Negeri Semarang ini, hindari sebaik mungkin dengan cara terbaik dan bijaksana.

 

Lebih jauh Rudi menyatakan bahwa banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghindari plagiarisme, di antaranya (1) bersikap jujur pada karya tulis sendiri,  (2) menghargai  hak cipta orang lain, (3) Mencantumkan sumber rujukan untuk semua data dan informasi yang kita gunakan, (4) menghindari agar tidak terlalu banyak menggunakan kutipan langsung, sehingga diperoleh tingkat kemiripan yang tinggi, dan (5) melakukan teknik parafrasa.

 

Sementara itu Erna Cahyawati, S.S., M.Hum. dalam makalahnya akan membeberkan pengaruh budaya siber  pada perkembangan riset. Dosen Universitas Jember ini menyatakan bahwa akses informasi tersedia begitu mudah dan banyak di berbagai platform di internet seperti electronic library, science news, online education, research journals, data sharing/ repositories, dan seterusnya. 

 

Erna menambahkan bahwa beberapa platform seperti  research gate, academia edu dst memungkinkan para peneliti berkolaborasi secara global bahkan memperkuat  riset riset interdisipliner. Melalui citizen science platform, peneliti juga bisa melibatkan masyarakat untuk berkontribusi dalam  riset sehingga menghasilakan temuan riset dengan originalitas dan kebaruan yang tinggi. Tentu dampak positif dunia siber pada riset ini dilakukan dengan menjunjung tinggi integritas dengan menghindari praktik plagiarisme. Copy & share  yang merupakan salah satu dampak budaya siber pada riset dilakukan dengan tetap menghormati intellectual property rights.

 

Dalam makalahnya yang berjudul Plagiat-Autoplagiat: Tantangan dalam Publikasi Karya Ilmiah Bermutu, Eva Fitriyanti, S.S., M.Pd. akan menjelaskan permasalahan yang sering muncul dalam publikasi karya ilmiah adalah pengabaian terhadap plagiarisme.  Oleh karena itu, kata dosen Universitas Ekasakti Padang ini,  penting untuk mengetahui pengalaman penulis  tentang plagiarisme, jenis, faktor-faktor yang mempengaruhi plagiarisme.

 

Plagiarisme, lanjut Eva, merupakan salah satu penyebab kehancuran integritas akademik, sehingga mengakibatkan rendahnya mutu karya ilmiah yang dipublis. Hal ini tidak perlu terjadi di dunia akademik, untuk itu plagiarism harus dimusnahkan dari budaya tulis ilmiah. Atas dasar itu, dalam semnas ini saya akan menguraikan tentang (1) mengenali plagiat-autoplagiat; (2) faktor-faktor penyebab plagiat-autoplagiat dalam dunia akademisi; (3) tips menghindari plagiat-autoplagiat; (4) plagiat-autoplagiat sebagai tantangan meningkatkan mutu publikasi.

 

Narasumber terakhir, Arlis Muryani, M.Pd. akan menyampaikan gagasannya agar terhindar dari plagiasi. Setiap sivitas akademika kata dosen Universitas Ivet Semarang ini, pasti ingin memiliki karya ilmiah antiplagiasi. Lantas bagaimana caranya? Pertama Anda dapat memahami kaidah antiplagiasi. Kedua Anda dapat menerapkan langkah-langkah strategis dalam menulis karya ilmiah. Dengan demikian hasil yang Anda dapatkan adalah karya ilmiah yang berkualitas dan antiplagiasi.

 

Acara yang digelar mulai pukul 09.00 ini akan dipandu oleh moderator Dr. Rosita Ambarwati, MS.S., M.Pd., dosen Universitas PGRI Madiun. Untuk bisa mengikuti Seminar TIBS-15 harus mendaftar dulu via tautan berikut ini: http://tinyurl.com/DaftarTIBS15 (wan)