Muncul BEM Baru di UGM, Pasang Baliho Jokowi 'Alumnus Paling Membanggakan'

Baliho itu bertuliskan 'BEM UGM (Badan Etik Mahasiswa UGM) Present: Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Membanggakan (Presiden Pertama dari UGM)'. Sementara baliho milik BEM KM UGM yang dipasang pekan lalu bertuliskan 'BEM KM UGM Presents: Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan. Mr. Joko Widodo'. Pada sudut bawah banner tertulis '2014-2024?' dan '1980-1985'.

Dec 16, 2023 - 05:38
Muncul BEM Baru di UGM, Pasang Baliho Jokowi 'Alumnus Paling Membanggakan'

NUSADAILY.COM – YOGYAKARTA - Baliho berukuran besar bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali muncul di kawasan Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Yogyakarta, Jumat (15/12).

Baliho berukuran 4x3 meter itu memiliki kemiripan desain dengan baliho kepunyaan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) yang mengkritik Jokowi dan dipasang, Jumat (8/12) lalu.

Baliho itu bertuliskan 'BEM UGM (Badan Etik Mahasiswa UGM) Present: Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Membanggakan (Presiden Pertama dari UGM)'.

Sementara baliho milik BEM KM UGM yang dipasang pekan lalu bertuliskan 'BEM KM UGM Presents: Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan. Mr. Joko Widodo'. Pada sudut bawah banner tertulis '2014-2024?' dan '1980-1985'.

Sementara pada sudut kanan baliho BEM yang dipasang hari ini tercantum sebuah contact person alias CP bernama Feri Cadang lengkap dengan nomor kontaknya. Belum diketahui pihak yang memasang baliho ini.

Sesaat sebelumnya, muncul sebuah undangan aksi "PENYERAHAN NOMINASI: Alumnus UGM Paling Membanggakan Kepada Presiden" dari Badan Etik Mahasiswa (BEM) UGM yang tersebar di berbagai grup WhatsApp kalangan wartawan sejak Jumat pagi.

Pada undangan itu, nama Feri Cadang tercantum sebagai Ketua BEM UGM.

Tertulis maksud dari aksi itu menyikapi baliho BEM KM UGM yang menominasikan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan.

BEM UGM merasa sedih dan menolak anggapan itu, termasuk pernyataan Ketua BEM KM UGM Gielbran M. Noor.

"Melalui aksi penyerahan nominasi "Alumnus UGM Paling Membanggakan", kami akan menyampaikan seluruh kegelisahan kami sebagai wujud nyata tanggung jawab kami dalam menjaga dan memastikan demokrasi di negeri ini berjalan sebagaimana mestinya, tetapi tetap dengan mengutamakan nilai-nilai etis dan keberpihakan pada ilmu pengetahuan, yang gagal ditunjukkan oleh saudara Gielbran sebagai Ketua BEM KM UGM," tulis undangan aksi itu.

Aksi itu dijadwalkan mulai pada hari Jumat (15/12) pukul 14.00 WIB di kawasan bundaran UGM.

Akan tetapi, sampai pukul 16.00 WIB lebih aksi itu tak kunjung terlaksana dan lokasi terpantau sepi.

Hingga menjelang waktu maghrib, barulah baliho tersebut terpantau sudah terpasang.

Sementara itu Feri mengaku dirinya sudah menarik diri dari aksi BEM UGM hari ini.

Dia cuma memperoleh informasi bahwa ada upaya memobilisasi massa ke lokasi Bundaran UGM sebelum waktu maghrib.

"Saya hanya salah satu bagian dari sekumpulan massa yang punya keresahan yang sama terhadap pernyataan saudara Gielbran, dan saya berpartisipasi demi terwujudnya gerakan yang tidak berfokus pada figur tetapi independen, dan saat saya tadi mau berpartisipasi," Feri yang mengaku sebagai mahasiswa filsafat UGM itu dalam keterangannya.

"Saya menemukan alasan pribadi untuk tidak berpartisipasi. Sebab saya anggap ada sebagian hal-hal yang kontraproduktif terhadap gerakan yang seharusnya. Sehingga sikap pribadi saya menarik seluruh kontribusi pada aksi ini," lanjut mahasiswa yang bernama asli Feri Agung Hermawan.

Terpisah, Gielbran mengklaim aksi baliho 'nominasi paling membanggakan' ini tak ada sangkut pautnya dengan BEM KM UGM yang kini diketuainya.

Ia pun menegaskan BEM UGM bukanlah unit kegiatan mahasiswa.

"Tidak ada kaitannya dengan BEM KM dan itu entitas yang terpisah. Justru saya baru dengar ini ada Badan Etik Mahasiswa, itu mungkin buatan secara mendadak gitu karena saya sama sekali tidak pernah mendapatkan informasi itu," kata Gielbran dihubungi, Jumat (15/12).

"Kita merespons secara normatif ya, artinya kami membebaskan setiap orang untuk berpendapat meskipun itu berbeda pendapat dengan kami itu bukanlah suatu hal yang masalah. Jadi monggo-monggo aja," sambung Gielbran menyikapi kemunculan baliho BEM UGM.(han)