Menguji Klaim PKB Sebut Prabowo Sulit Menang di Jatim Jika Cawapres Bukan Cak Imin

"Pak Prabowo kalah misalnya dua kali dengan Pak Jokowi [Presiden dua periode RI Joko Widodo] itu kalah 9 juta suara di sana, Jawa Timur. PKB ini basisnya Jawa Timur," imbuhnya.

Jul 14, 2023 - 15:20
Menguji Klaim PKB Sebut Prabowo Sulit Menang di Jatim Jika Cawapres Bukan Cak Imin

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Pejabat teras PKB menilai Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bakal sulit memperoleh suara optimal di Jawa Timur pada Pilpres 2024 jika tak berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengklaim partainya memiliki basis kuat di Jatim seraya mengungkit kekalahan Prabowo di Jawa Timur pada Pilpres 2014 dan 2019 lalu.

Ia menyampaikan demikian merespons isu Golkar dan PAN yang dikabarkan bakal merapat ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Kalau Pak Prabowo tidak dapat insentif elektoral tinggi di Jawa Timur, agak berat untuk menang, di situlah ada yang namanya Gus Imin yang punya rumah Jawa Timur," kata Huda di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (12/7).

"Pak Prabowo kalah misalnya dua kali dengan Pak Jokowi [Presiden dua periode RI Joko Widodo] itu kalah 9 juta suara di sana, Jawa Timur. PKB ini basisnya Jawa Timur," imbuhnya.

Oleh karenanya, Huda menilai Prabowo dan Cak Imin sebagai dwi tunggal. Lantas Huda membandingkan kekuatan Cak Imin dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Menteri BUMN yang juga Ketum PSSI Erick Thohir di Jawa Timur.

Menurutnya, ketiga tokoh 'saingan' Cak Imin itu tak memiliki basis di sana. Huda beralasan mereka tak berdomisili di Jatim.

"Hanya Gus Imin yang punya address di Jawa Timur," ujarnya.

Sejauh ini, PKB dan Gerindra tergabung dalam KKIR, sementara PAN dan Golkar di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP.

Namun hingga kini, baru PPP yang sudah menentukan sikapnya di Pilpres 2024 dengan mengusung bakal capres PDIP Ganjar Pranowo, sedangkan Golkar dan PAN belakangan diisukan bakal merapat ke KKIR.

Koalisi masih wait and see

Terkait koalisi untuk Pilpres 2024,  Wakil Sekretaris Dewan Syura PKB Maman Imanul Haq menyebut setiap parpol masih saling intip dan menunggu (wait and see).

Ia menegaskan PKB sejauh ini masih konsisten bersama Gerindra di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Ya yang pertama tentu PKB melihat bahwa jumlah capres ini masih sangat cair, semua wait and see. Yang kedua, PKB masih tetap konsisten dengan Gerindra," kata Maman di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis.

Ia menyampaikan demikian ketika ditanyai soal peluang PKB bergabung ke koalisi PDIP mengusung Ganjar Pranowo.

Maman menyebut hingga kini hasil survei menunjukkan belum ada bakal capres yang berhasil merengkuh tingkat elektabilitas mencapai mayoritas sederhana (50+1 persen).

Oleh karenanya, tutur Maman, koalisi di pemilu pun masih cair.

"Jadi, masih ada kemungkinan terus berubah, pasangannya pun belum ada yang pasti," ujar dia.

Komitmen dengan Gerindra

Selain itu, Maman menyatakan komunikasi PKB dengan PDIP selama ini juga selalu dikomunikasikan dengan Gerindra yang sejauh ini menjadi mitra koalisinya untuk Pilpres 2024.

Ia menekankan hingga kini PKB masih mendorong pasangan Prabowo dengan Muhaimin sebagai bakal paslon untuk Pilpres 2024.

"Kami masih tetap dengan Gerindra dan berharap pasangan Prabowo-Muhaimin segera dideklarasi. Itu aja yang penting," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengungkap pertemuan antara partainya dengan PKB melalui fraksi di DPR.

Pacul tak menampik pertemuan itu turut membicarakan soal Pilpres 2024.

Kemudian, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap rencana pertemuan Megawati dengan Cak Imin yang telah diagendakan sejak sebulan lalu.

Hasto menyebut selama ini PDIP berkomunikasi secara intensif dengan Golkar, PKB, hingga Gerindra. Ia juga mengaku sudah bertemu dengan Cak Imin dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

"Kami juga akan atur pertemuan secara tertutup terlebih dahulu dengan Ibu Megawati terlebih dahulu," kata Hasto, Sabtu (10/6) lalu.(han)