Konflik di Sudan Memengaruhi Coke Sprite Hingga Kehilangan Pasar dalam 3 Sampai 6 Bulan
Konflik bersenjata di Sudan tidak hanya menyebabkan krisis kemanusiaan, tetapi juga menimbulkan kecemasan bagi produsen minuman bersoda di seluruh dunia.
NUSADAILY.COM –SICHUAN - Konflik bersenjata di Sudan tidak hanya menyebabkan krisis kemanusiaan, tetapi juga menimbulkan kecemasan bagi produsen minuman bersoda di seluruh dunia. Karena gom arab yang melimpah di Sudan merupakan bahan utama minuman bersoda. Jika ekspor gum arab terganggu, minuman berkarbonasi yang sering Anda dan saya minum, termasuk Coke, Sprite, Fanta, dll., berisiko keluar dari pasar dalam waktu 3 hingga 6 bulan.
Coca-Cola dan Pepsi belum mengomentari impor bahan baku. Tetapi Reuters mengutip orang dalam industri yang mengatakan bahwa untuk perusahaan minuman berkarbonasi ini, mereka tidak dapat bertahan tanpa permen karet arab. Savannah Life Company di Khartoum, ibu kota Sudan, mengatakan bahwa mereka memiliki 60 hingga 70 ton pesanan pembelian permen karet arab, tetapi karena perang saudara, mereka khawatir apakah mereka dapat mengirimkan sesuai jadwal.
BACA JUGA : Penampakan dan Bocoran Spesifikasi HP Coca Cola yang Bakal...
Menurut ilmu pengetahuan populer China, gom arab diproduksi di wilayah Sahel Afrika, tanaman yang disebut pohon akasia. Setiap tanaman dewasa dapat menghasilkan 0,9 kg lem, lem yang diproduksi di Sudan menyumbang lebih dari 80% dari total produksi dunia, dan volume ekspor tahunan sekitar 40.000 ton.
Gum arab digunakan sebagai pengemulsi, pengental, zat pensuspensi, pembentuk film perekat, zat kaca dan penstabil. Misalnya coklat yang anda makan akan berwarna gelap terang ketika dikupas, ini adalah fungsi dari gom arab, yaitu membuat coklat meleleh di mulut tetapi tidak lengket, dan pigmennya dapat terlepas dari larutannya, membentuk suatu lingkaran pigmen mirip dengan karat teh yang mengembun di leher botol. Dalam makanan rekreasional seperti permen karet atau xylitol, gom arab adalah zat pelapis yang baik dan gula yang larut dalam air.
Prihatin dengan ketidakamanan yang sedang berlangsung di Sudan, perusahaan yang mengandalkan produk, seperti Coca-Cola dan PepsiCo, telah meningkatkan stok produk mereka, beberapa selama tiga hingga enam bulan, untuk menghindari kekurangan pasokan, kata sumber industri, menurut Jiemian Berita. (Mdr1)
