DPRD Sumenep Pertanyakan Output Santri Enterpreneur

Aug 9, 2023 - 01:26
DPRD Sumenep Pertanyakan Output Santri Enterpreneur
Anggota Komisi IV DPRD Sumenep H. Masdawi. (istimewa/Humas DPRD Sumenep).
NUSADAILY.COM - SUMENEP -  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur pertanyakan output Santri Enterpreneur. Selasa 08 Agustus 2023.
Hal itu, lantaran Pemkab Sumenep melalui Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) kembali mengajukan anggaran sebesar Rp1,2 miliyar, untuk pelatihan yang sama di tahun 2024.
“Kita harus melihat dulu output yang 2023, ada atau tidak, jelas atau tidak outputnya ini,” tegas Anggota Komisi IV DPRD Sumenep H. Masdawi.
Diketahui, pada saat pembahasan penambahan anggaran program wirausaha santri atau santri enterpreneur antara Komisi IV dan Disbudporapar Sumenep sempat bersitegang.
Politisi Partai Demokrat itu menegaskan, jika hanya dilakukan pelatihan tanpa adanya kontinuitas dan aksi nyata, maka hasilnya akan nihil.
Terlebih, kata dia, apabila rentang waktu kegiatan hanya berbatas dua hingga tiga hari saja, maka skill dari peserta tak akan terasah secara maksimal.
Anggaran Bakal Dipangkas
Masdawi menjelaskan, jika program santri entrepreneur tidak jelas maka lebih baik anggaranya dipangkas dan dialokasikan untuk membuat spot atau gerai.
“Selama dua tahun, dari 2022 dan 2023 ini output Santri Enterpreneur sama sekali tidak jelas, Jangan-jangan malah bukan santri yang diikutkan pelatihan,” imbuhnya.
Selanjutnya, Komisi IV DPRD Sumenep juga menerima laporan bahwa ada beberapa peserta pelatihan Santri Enterpreneur lebih memilih untuk menjual peralatan yang diberikan sebagai bantuan.
Jika hal itu benar adanya, lanjut dia, maka pihaknya akan memberikan sanksi agar oknum terkait dihapus dari keikutsertaan salam program santri enterpreneur.
“Kami akan awasi dengan ketat. Perihal alat yang dijual, kami akan telusuri langsung, kalau ternyata benar maka kami hapus kepesertaannya,” jelas dia, menegaskan.
Menanggapi hal itu, Kepala Disbudporapar Mohammad Iksan mengatakan, meski tidak maksimal, namun output program Santri Enterpreneur dapat terlihat dari beberapa produk seperti batik dan blangkon.
Menurutnya, pelaksanaan Santri Enterpreneur juga turut melibatkan peran organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumenep, dalam menyasar para peserta.
“Meskipun tidak maksimal, tapi saya rasa ada outputnya. Memang produknya masih belum sampai diekspor, tapi banyak peserta Santri Enterpreneur, saat ini mulai membangun usahanya, berbekal apa yang didapatkan selama pelatihan,” tutupnya. (nam/wan)