Dinilai Sembrono Kejar Hamas, AS Disebut Mulai Tekan Israel Setop Agresi di Palestina

"(Presiden AS Joe) Biden sudah tak lagi mendukung pemerintah Israel saat ini, terutama ketika Biden menyebut nama Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir yang seharusnya tidak masuk kabinet," tutur Cherkaoui, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Dec 13, 2023 - 19:29
Dinilai Sembrono Kejar Hamas, AS Disebut Mulai Tekan Israel Setop Agresi di Palestina

NUSADAILY.COM – WASHINGTON – Negeri paman sam, Amerika Serikat, disebut mulai meningkatkan tekanannya kepada Israel untuk segera setop agresi di Palestina.

Pengamat hubungan internasional dari George Mason University, Mohammed Cherkaoui, mengatakan bahwa Israel menghadapi tekanan besar saat kunjungan Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, beberapa hari ke depan.

Kunjungan Lloy diperkirakan untuk membahas secara serius sikap AS ke Israel soal agresi di Palestina yang membuat Washington tidak nyaman.

"(Presiden AS Joe) Biden sudah tak lagi mendukung pemerintah Israel saat ini, terutama ketika Biden menyebut nama Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir yang seharusnya tidak masuk kabinet," tutur Cherkaoui, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Ia mengatakan bahwa AS sudah tak lagi memberikan toleransi kepada Israel karena dinilai menjalankan strategi secara sembrono menumpas Hamas sehingga mengorbankan 18 ribu warga sipil di Gaza.

"Jika Netanyahu memperkirakan setidaknya dua bulan, Desember dan Januari, untuk memenuhi misi militernya, saya tidak yakin akan bertahan hingga selama itu," ujar Cherkaoui.

"Jadi, kemungkinan AS akan memberikan tekanan (kepada Israel) agar perang segera selesai sebelum akhir 2023," ia menambahkan.

Sebelumnya, Biden mengatakan bahwa dunia sudah tak lagi mendukung Israel lantaran agresi ke Palestina yang menyebabkan banyak warga sipil tewas.

"Bibi [panggilan akrab untuk Netanyahu] harus mengambil keputusan sulit," ujar Biden pada Selasa (12/12), dikutip AFP.

Biden juga mengkritik pemerintahan Netanyahu yang tak menginginkan solusi dua negara antara Israel dengan Palestina.

"Ini adalah pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel," lanjut Biden, dikutip Anadolu Agency.

Dia lalu berkata, "[Netanyahu] harus memperkuat dan mengubah pemerintahan untuk menemukan solusi konflik Israel-Palestina."(han)