Tujuh Prajurit Tewas dalam Baku Tembak di Perbatasan Azerbaijan dan Armenia

Baku tembak terjadi buntut eskalasi terbaru antara 2 musuh bebuyutan yang terkunci dalam sengketa wilayah selama puluhan tahun.

Apr 12, 2023 - 19:49
Tujuh Prajurit Tewas dalam Baku Tembak di Perbatasan Azerbaijan dan Armenia
ilustrasi pistol

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Azerbaijan dan Armenia mengatakan tujuh prajurit tewas dalam baku tembak di sepanjang perbatasan bersama kedua negara. Baku tembak terjadi buntut eskalasi terbaru antara 2 musuh bebuyutan yang terkunci dalam sengketa wilayah selama puluhan tahun.

Dilansir AFP, Rabu (12/4/2023), kedua negara bekas Kaukasus Soviet itu telah berperang dua kali atas wilayah mayoritas Armenia di Nagorno-Karabakh di Azerbaijan. Permusuhan terbaru berakhir pada tahun 2020 dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia.

"Posisi tentara Armenia yang dikerahkan di dekat pemukiman Dyg (di perbatasan bersama kedua negara) melepaskan tembakan hebat ke posisi tentara Azerbaijan," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan di Baku dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA : Senjata Nuklir Rusia Akan Dikerahkan di Perbatasan Rusia...

Kementerian Pertahanan Azerbaijan menambahkan bahwa pasukannya telah membalas tembakan Armenia. Beberapa jam kemudian, dikatakan tiga prajurit tewas dalam bentrokan itu.

Sedangkan Kementerian Pertahanan Armenia melaporkan empat tewas dan enam luka-luka. Armenia menyalahkan Azerbaijan karena memulai baku tembak.

"Pada pukul 16:00 (1200 GMT) pada hari Selasa, angkatan bersenjata Azerbaijan melepaskan tembakan ke arah prajurit Armenia yang sedang melakukan pekerjaan teknik di dekat perbatasan," ucap kementerian tersebut.

Di bawah perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Rusia pada musim gugur 2020, Armenia menyerahkan sebagian besar wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa dekade, dan Moskow mengerahkan penjaga perdamaian untuk mengawasi gencatan senjata yang rapuh.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan damai yang ditengahi oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Bulan lalu, Pashinyan mencatat beberapa kemajuan dalam proses perdamaian, tetapi masalah mendasar tetap ada karena Azerbaijan berusaha mengajukan klaim teritorial, yang merupakan garis merah bagi Armenia

Pada Februari lalu, Uni Eropa mengerahkan misi pemantauan yang diperluas ke sisi perbatasan Armenia ketika keterlibatan Barat tumbuh di wilayah yang secara tradisional merupakan lingkup pengaruh Kremlin.

Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, separatis etnis Armenia di Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan. Konflik berikutnya merenggut sekitar 30 ribu nyawa. (ros)