Menelisik Penyebab Tawuran di Bassura yang Tak Berkesudahan

Deklarasi damai diteken perwakilan warga RW 01 dan RW 02 di Taman Bassura pada Minggu (28/1). kata Kapolres Metro Jaktim Kombes Nicolas Ary Lilipaly.

Jun 30, 2024 - 08:17
Menelisik Penyebab Tawuran di Bassura yang Tak Berkesudahan

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Aksi tawuran pecah lagi di Jalan Basuki Rahmat (Bassura), Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

Muncul dugaan, tawuran sengaja dibuat guna mencari cuan melalui live medsos.

Diketahui, tawuran tersebut melibatkan warga RW 01 dan RW 02 pada Kamis (27/6), sekitar pukul 05.30 WIB.

Para pelaku tawuran itu menggunakan berbagai benda, seperti batu, petasan, dan senjata tajam.

Tawuran kali ini terjadi dipicu warga saling ejek. Pada awal tahun lalu, telah dibuat deklarasi damai buntut terjadinya tawuran serupa.

Deklarasi damai diteken perwakilan warga RW 01 dan RW 02 di Taman Bassura pada Minggu (28/1). kata Kapolres Metro Jaktim Kombes Nicolas Ary Lilipaly.

Dia merinci seperti faktor ekonomi, pendidikan, kehidupan sosial, dan budaya. Selain itu, pengawasan orang tua yang kurang.

"Ada rasa dendam dan kepuasan diri sendiri dan lainnya," kata Nicolas, Jumat (28/6/2024).

Polres Jakarta Timur sudah melakukan berbagai upaya, baik preventif dan represif. Upaya tersebut dilakukan agar tawuran tak terulang kembali.

"Tawuran ini terjadi diawali dari adanya aksi saling ejek dari masing-masing kelompok. Kemudian, adanya aksi balas dendam dengan aksi sebelumnya," kata Nicolas.

Lurah Ungkap Biang Kerok Tawuran Berulang Bassura

Lurah Cipinang Besar Utara (CBU), Agung, angkat bicara terkait tawuran yang kerap terjadi di Bassura, Jaktim. Dia menyebut adanya provokasi dari pihak luar menjadi salah satu pemicunya.

"Kebanyakan yang tawuran itu bukan warga kita, bukan warga CBU (Cipinang Besar Utara) RW 1, RW 2, anak luar yang di luar dari Kelurahan CBU itulah. Mereka memancing-mancing warga masyarakat sekitar akhirnya terprovokasilah mereka," kata Agung saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (29/6/2024).

Agung menjelaskan pihaknya sempat melakukan mediasi bersama Polres Metro Jakarta Timur dan kecamatan terhadap warga yang terlibat tawuran. Hasilnya tidak ditemukan akar permasalahan yang timbul dari warga.

"Kalau akar permasalahan yang di wilayah itu nggak ada. Orang mereka juga saling mengenal di antara dua wilayah itu. Makanya saat kita pertemukan, mediasi, ya bingung masalahnya apa. Mereka saling menyalahkan 'saya diserang duluan', 'saya diserang dulu', dari kedua belah pihak begitu," jelas Agung.

Tawuran Dijadikan Konten Medsos

Selain provokasi dari pihak luar, Agung mengaku mendapatkan informasi bahwa tawuran tersebut juga dijadikan muatan konten di media sosial oleh pelaku. Dia mengungkap pelaku tawuran janjian melakukan aksinya lewat media sosial.

"Cuma, yang kami selidiki bahwa mereka itu cari konten. Salah satunya itu. Karena mereka pada saat tawuran itu live, langsung, di-live-in. Tapi yang jelas, yang kami lihat, kalau kami telusuri di bawah, ya itu tadi, pertama, hanya mencari konten, cari follower dan dari situ kan, mohon maaf, bisa mendapatkan imbalan, kan? Keuntungan di dalam medsos gitu," terang Agung.

"Sebelum terjadinya itu, mereka juga sudah janjian lewat media sosial. Jadi, sebelum tawuran itu, kalau diselidiki di medsos, itu mereka janjian dulu, sudah ada janjian jalur media sosial," lanjutnya.

Meski begitu, Agung belum menjelaskan lebih detail soal keuntungan yang didapat dari konten di medsos tersebut. Namun dia berhasil membuktikan bahwa tawuran yang disiarkan langsung di medsos tersebut disaksikan pihak lain yang tidak berada di TKP.

"Ya kami tidak bisa memastikan itu 100 persen. Tapi kami lihat karena dari teman-teman juga mereka bisa menyaksikan langsung, kejadian yang terakhir itu. Mereka yang nggak tinggal di situ bisa melihat langsung dari live itu," sebut Agung.

Dia juga menyebut para pelaku sempat janjian untuk melaksanakan tawuran di TKP tersebut melalui percakapan di media sosial.

"Sebelum terjadinya itu (tawuran), mereka juga sudah janjian lewat media sosial. Jadi sebelum tawuran itu kalau diselidiki di medsos itu mereka janjian dulu, sudah ada janjian jalur media sosial," terang Agung.

Lurah Sebut Pelaku Tawuran Terpengaruh Obat-Miras

Dia pun tak menampik adanya penggunaan obat-obatan hingga konsumsi minuman keras oleh para pelaku tawuran. Sebab, para pelaku dinilai tak memiliki rasa takut saat mengikuti tawuran.

"Mereka juga terpengaruh oleh obat-obatan juga, bukan sadar murni mereka, nggak, di luar kesadaran mereka. Seharusnya, menurut saya, dari hasil pertemuan beberapa kali, Kapolres waktu itu juga hadir, harusnya bisa sudah ditindaklanjuti," ungkap Agung.

"Jadi tidak ada rasa takut dalam diri mereka," tambahnya.

Dia juga meyakini para pelaku bisa segera ditindak tegas pihak berwajib. Dia menyampaikan sejauh ini juga sudah ada pos jaga dari TNI, Polri, dan Satpol PP di kawasan Bassura.

"Karena dari hasil deklarasi (dalam mediasi) itu, apabila terjadi dan itu terbukti akan ditindaklanjuti, akan ditindak secara tegas gitu loh. Kita saat ini melakukan pembuatan posko di Pasar Gembrong itu dijaga oleh TNI, Polri, dan Pol PP dan kita jaga. Kedua, kita libatkan masyarakat sekitar, RT, RW untuk siskamling, ronda dan sebagainya jalan, biar warga kita nggak terprovokasi," ucapnya.(han)