Ketika Hasto dan Gibran Tak Lagi Seiya Sekata, Saling Balas Pernyataan

"Ada seorang menteri ... ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDIP diserahkan kepada Pak Jokowi," ujar Hasto di Jakarta Pusat, Selasa (2/4).

Apr 20, 2024 - 18:21
Ketika Hasto dan Gibran Tak Lagi Seiya Sekata, Saling Balas Pernyataan

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto saling berbalas pernyataan dengan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming dalam beberapa pekan terakhir.

Sebelum maju dalam kontestasi pilpres 2024, Gibran diketahui adalah kader PDIP.

Namun di Pilpres 2024, ia maju bersama Prabowo Subianto dan diusung Koalisi Indonesia Maju. Sementara PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Ini sejumlah perdebatan antara keduanya yang mencuat ke publik terkait isu politik terkini.

Rebut kursi Ketum PDIP

Hasto Kristiyanto menyebut Jokowi hendak merebut kursi ketua umum PDIP. Dia mengaku ada menteri yang diutus untuk melakukan hal itu.

Dia mengatakan Jokowi butuh kendaraan politik untuk 21 tahun ke depan. Oleh karena itu, ia berusaha merebut PDIP.

"Ada seorang menteri ... ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDIP diserahkan kepada Pak Jokowi," ujar Hasto di Jakarta Pusat, Selasa (2/4).

Gibran membantah tudingan Hasto itu.

"Mengambil alih? (Ketum PDIP) Nggak, nggak ada seperti itu," kata Gibran saat ditemui wartawan di Solo, Rabu (3/4).

Ia tidak menanggapi lebih lanjut pernyataan Hasto itu.

"Pak Hasto lagi ya? Saya kira nggak perlu ditanggapi lah ya, bulan puasa itu berpikiran positif aja, makasih," ucapnya.

Jokowi belakangan juga membantah tudingan tersebut. Ia meminta Hasto tidak melontarkan tudingan-tudingan seperti itu.

"Masak semua mau direbut semuanya? Jangan, jangan seperti itu," kata Jokowi.

Bobby di-blacklist PDIP

Hasto membuat pengecualian untuk menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution dalam pendaftaran sebagai calon kepala daerah melalui PDIP.

Hasto mengatakan PDIP sudah mulai menjaring nama-nama calon kepala daerah yang akan diusung. Mereka menanti usulan dari pengurus daerah.

"Sudah ada pendaftaran-pendaftaran di daerah-daerah. Sumatera Utara kemarin sudah melaporkan, semua boleh mendaftar, kecuali Mas Bobby, itu usulan dari bawah," kata Hasto, Jumat (12/4).

Gibran menanggapi santai pernyataan Hasto soal Bobby yang diblacklist itu.

"Enggak papa, tenang aja," kata Gibran, Selasa (16/4).

Ia lalu meminta pernyataan soal Pilkada itu ditanyakan kepada Bobby.

"Ya itu ditanyakan ke Bobby aja," katanya.

Silaturahmi Jokowi dan Megawati

Hasto mengatakan Presiden Jokowi tidak bisa langsung bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Hasto memahami Idulfitri menjadi momen silaturahmi. Namun, ia menyebut anak-anak ranting PDIP tidak rela Jokowi bertemu Mega.

"Dalam konteks terkait dengan Pak Jokowi, banyak anak ranting justru mengatakan, 'Sebentar dulu, biar bertemu dengan anak ranting dulu karena mereka juga jadi benteng bagi Ibu Megawati Soekarnoputri'," kata Hasto di kediaman Megawati, Jakarta, Jumat (12/4).

Hasto berkata bukan PDIP tidak mau Jokowi bertemu Mega. Akan tetapi, mereka masih mempermasalahkan andil Jokowi dalam kecurangan Pemilu 2024.

"Bukan persoalan karena PDI Perjuangan-nya tetapi lebih karena bagaimana pemilu 2024, khususnya pilpres yang didambakan menjadi legacy dari Presiden Jokowi, tapi ternyata justru merupakan puncak dari abuse of power dari Presiden," ucap Hasto.

Gibran mengatakan Hasto selalu mengeluarkan pernyataan dengan nada negatif.

Ia mengaku tetap berpikir positif bahwa pertemuan Megawati dan Jokowi akan terjadi setelah Pilpres 2024 ini.

"Kalau teman-teman media tanya ke Pak Hasto ya pasti tone-nya pasti negatif terus. Kalau saya berpikir positif mungkin beliau-beliau sedang sibuk ya, mungkin nanti diatur waktunya," kata Gibran, Jumat (19/4).

Ia juga merespons kemungkinan calon presiden terpilih Prabowo Subianto menjadi jembatan pertemuan Jokowi dan Megawati

"Bisa jadi (Prabowo), nanti kami update lagi," kata Gibran.(sir)