Gelar Lomba Olahraga Tradisional hingga Pawai 1900 Tumpeng, Sutiaji: Ini Bentuk Rasa Syukur

Suasana begitu riuh terlihat di seputaran Alun-Alun Tugu Kota Malang (Sabtu, 13/5) saat digelarnya lomba olahraga tradisional. Para penonton maupun peserta lomba pun begitu larut menikmati keseruan perhelatan yang digelar Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang.

May 14, 2023 - 04:57
Gelar Lomba Olahraga Tradisional hingga Pawai 1900 Tumpeng, Sutiaji: Ini Bentuk Rasa Syukur
Lomba olahraga tradisional digelar Disporapar Kota Malang di sekitar Alun-Alun Tugu Kota Malang (Foto: Nusadaily/Roiyan)

NUSADAILY.COM – KOTA MALANG - Suasana begitu riuh terlihat di seputaran Alun-Alun Tugu Kota Malang (Sabtu, 13/5) saat digelarnya lomba olahraga tradisional. Para penonton maupun peserta lomba pun begitu larut menikmati keseruan perhelatan yang digelar Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang.

Perlombaan olahraga tradisional itu merupakan bagian rangkaian agenda Malang Creativa#2 serta untuk merayakan HUT ke-109 Kota Malang. Beberapa jenis olahraga tradisional yang dilombakan meliputi permainan ketangkasan egrang, terompah panjang hingga gobak sodor.

Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi menuturkan, perlombaan itu ditujukan sebagai sarana hiburan kepada masyarakat, khususnya warga Kota Malang. Sekaligus untuk ajang persiapan Festival Olahraga Masyarakat Daerah (Forda) Jatim yang akan digelar di Kota Malang pada 27-30 Mei.

"Olahraga tradisional ini bagian dari penyelenggaran Malang Creativa 2 untuk menghibur masyarakat serta merayakan peringatan HUT Kota Malang. Harapan kami, agenda Malang Creativa bisa masuk kalender event nasional dalam rangka menumbuhkan sektor pariwisata Kota Malang," papar Baihaqi.

Selain menggelar lomba olahraga tradisional, perayaan HUT ke 109 Kota Malang juga dirangkai dengan pawai 1900 tumpeng yang diikuti seluruh OPD maupun BUMD. Rute pawai tumpeng dimulai dari kawasan Kayutangan menuju Balai Kota Malang. 

Wali Kota Malang, Sutiaji menuturkan, pawai tumpeng sebagai bentuk rasa syukur memperingati HUT Kota Malang yang kini berusia 109 tahun. Ia menuturkan, hari jadi Kota Malang jatuh pada April lalu, namun perayaannya diundur pada Mei karena beberapa hal. Menurutnya, tumpeng memiliki makna keberagaman yang kompleks, namun tetap memiliki satu tujuan.

"Maka kita harus bersyukur, meski banyak keberagaman, tujuannya tetep satu, bagaimana kemakmuran di bumi Arema yang kita cintai ini bisa dijaga, bagaimana perekonomian bisa dijaga," ucapnya.

Tumpeng, lanjut Sutiaji, merupakan simbol meleburnya among pemerintah dengan masyarakat. Kota Malang ini merupakan milik seluruh warga yang ada. Sehingga semuanya memiliki hak sama untuk bisa menikmati fasilitas yang ada di Kota Malang. Sehingga ia mengajak semua lini untuk terus bisa menjaga kerukunan dan silaturahmi yang selama ini telah terjalin. 

"Malang bukan milik pejabat, bukan milik pemerintah, tetapi Malang adalah milik kita semua. Kita jaga kerukunan kita jaga kedamaian, kalau yang tidak baik ayo kita rembuk sehingga kedepan semakin hari semakin baik," tegasnya.

(roi)