Sebab-sebab Peradaban Islam Runtuh, Ada Juga Politik Pecah Belah

Kemunculan mereka membentang dari era Nabi Muhammad SAW, Khulafaur Rashidin, hingga pemerintahan dengan sistem kerajaan seperti Umayah, Abassiyah, Ottoman di Turki (Turki Usmani), Moghul di India, hingga Kesultanan Malaka dan Kerajaan Aceh.

Apr 4, 2024 - 09:39
Sebab-sebab Peradaban Islam Runtuh, Ada Juga Politik Pecah Belah

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Peradaban Islam pernah memimpin dunia dengan beragam inovasi teknologi yang sangat membanggakan.

Selama abad keemasan peradaban islam, sejumlah ilmuwan, filsuf, dan ahli pendidikan muncul dengan berbagai inovasi.

Kemunculan mereka membentang dari era Nabi Muhammad SAW, Khulafaur Rashidin, hingga pemerintahan dengan sistem kerajaan seperti Umayah, Abassiyah, Ottoman di Turki (Turki Usmani), Moghul di India, hingga Kesultanan Malaka dan Kerajaan Aceh.

Memasuki Abad ke-18 dan ke-19, peradaban Islam merosot digantikan dengan peradaban Eropa.

Sejumlah pakar dari Faculty of Islamic Contemporary Studies, Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia, dalam makalah berjudul 'The Weakness of the Islamic Civilization: The Causes and its Solution' memaparkan alasan penurunan peradaban Islam tersebut.

Berikut paparannya:

1. Konflik Internal Muslim

Konflik internal muslim muncul karena perbedaan pemikiran di antara kelompok-kelompok Islam.

"Setelah terbunuhnya Khalifah Umar dan Usman, sebuah penyimpangan muncul dalam bentuk kemunculan sekte seperti Khawarij, Syi'ah Rafidha, dan Syi'ah Nashibah," tulis para pakar.

Selama periode para sahabat, muncul aliran pemikiran Qadariyah dan Mu'tazilah di Basrah, serta Jahmiyyah dan Muhassimah di Khurasan.

Pada Abad 3, Khalifah al-Makmun memperkenalkan buku filosofi Yunani dan berkat buku tersebut, sejumlah kelompok menjadi cukup berani untuk mengutuk pemerintahan.

"Perpecahan menjadi semakin jelas lantaran ketidaksepahaman soal al-Quran, Sunnah, dan karakteristik Allah, pertanyaan terkait Sunnah, surga-neraka serta dosa-dosa besar. Alhasil, fokus kepada bidang pengetahuan dan kemampuan lain menjadi terganggu," tulisnya.

2. Penurunan moralitas dan sikap muslim

Dekadensi moral yang dipengaruhi peradaban Barat juga berperan dalam kemerosotan peradaban Islam.

Pengaruh itu muncul lewat beragam aktivitas seperti hiburan, seni, serta kebudayaan Barat yang negatif yang menumpulkan pikiran, tetapi diadopsi oleh generasi yang lebih muda sebagai perkembangan.

"Dekadensi moral itu diikuti oleh sikap kaum muslim yang mudah berpuas diri terhadap persaingan global dan ilmu pengetahuan. Strategi tersebut dengan cermat diatur dan dipantau oleh kekuatan Barat," tulis para pakar.

3. Kristenisasi dan Perang Salib

Selama Abad ke-17, Gereja Katolik Roma yang mengatur sebagian besar Eropa telah mendirikan Kementerian Propaganda Keagamaan di Vatikan. Tujuannya adalah menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia.

Sekolah propaganda tersebut dibangun di Paris dengan dana dari kementerian tersebut. Beberapa institusi lainnya dibangun di Jerman, Prancis, dan Bulgaria.

Selain itu, ada kolaborasi utama antara misionaris kristen dengan imperialisme dalam bentuk Perang Salib yang dimulai pada 1095 dan berlangsung selama dua dekade. Agendanya adalah untuk meredam perkembangan Islam.

4. Rencana penjajahan terhadap kaum muslim

Orientalis Belanda, Snouck Hurgronje, pernah menyarankan teknik 'Berteman' dengan para ulama serta 'Pemisahan' Islam sebagai agama dan Islam sebagai filosofi politik. Asumsinya, hal tersebut akan mempercepat penghancuran Islam.

"Hal tersebut bertujuan membuat kaum muslim melupakan kewajiban menyebarkan pengetahuan untuk peradaban manusia," tulis para pakar.

5. Pelarangan Terhadap Kaum Ulama

Kaum Barat juga melarang ulama dan pemimpin beraktivitas. Pasalnya, tanpa para ulama, pengetahuan tidak dapat menyebar. Contohnya adalah pemennjaraan dan penyiksaan terhadap Muhammad Kamaluddin al-Sananirriy dan Abdul Mun'im Abu al-Fatah di Mesir.

Selain keduanya, ada pula pelarangan Haji Abdu Rahman Limbong ke Mekkah. Ada pula pembunuhan terhadap Hassan al-Banna (1948), Abd Qadir Audah (1954), dan Syed Qutb (1965).

6. Kegagalan administratif dan manajemen

Sejak Abad ke-11, kaum Barat meluncurkan pergerakan sekuler dan memaksa orang-orang menerima dan mengadopsi sistem sekuler tersebut dalam manajemen dan sistem administrasinya.

"Pergerakan itu bermaksud menyerahkan hal-hal tersebut ke sekelompok birokrat yang mendapat pendidikan sekuler. Menurut Yahaya (1998:199), kelompok tersebut dikenal sebagai birokrat yang mendapat pendidikan Inggris untuk memimpin dan mengatur negara," kata mereka.

Kebijakan Barat untuk memisahkan urusan negara dari agama dan adat dibuat lewat perjanjian antara penguasa Inggris dengan Islam pada Abad ke-19. Hal tersebut berpengaruh terhadap penyebaran ilmu pengetahuan di dunia Islam.

Contoh nyatanya adalah sekularisasi di Turki, yang sebelumnya merupakan salah satu pusat peradaban Islam.

8. Pelarangan publikasi buku pengetahuan

Pemerintah kolonial juga membuat peraturan yang melarang publikasi buku pengetahuan. Contohnya di Malaysia, hal itu dibuat lewat kontrol atas penerbitan di Straits Settlements.

9. Kurangnya pertumbuhan ekonomi

Saat ini, umat Islam tertinggal jauh di bidang ekonomi karena lemahnya apresiasi ilmu keislaman. Keterbelakangan ini telah menyebabkan non-muslim mengambil keuntungan dan memanfaatkan metode Islam, seperti sistem perbankan.

10. Asimilasi Sistem Pendidikan Sekuler

Pada akhir Abad ke-19, Penjajah Inggris ingin menancapkan lebih jauh pengaruh mereka di negara-negara Islam. Mereka pun sukses melakukannya lewat sistem pendidikan dengan cara mendirikan sekolah-sekolah bertipe Inggris.

Kolonial Inggris telah memperkenalkan peradaban Barat ke para siswa. University of St. Joseph (1874) di Suriah dan American University di Beirut (1866) telah mempropagandakan agama Kristen, peradaban barat, materialisme, nasionalisme dan liberalisme.

11. Modifikasi Penemuan Peradaban Islam

Mayoritas khazanah sastra yang disumbangkan oleh cendekiawan muslim disembunyikan dan dimodifikasi dan sebaliknya dianggap sebagai kontribusi para sarjana barat, seperti dalam kasus astronomi.

Sebagian besar karya sastra ini disimpan sebagai dokumen referensi di negara-negara barat.

12. Serbuan Mongol

Selain 11 penyebab di atas, Muhammad Iqbal dari South Asian Studies dalam jurnal berjudul The Impact of Mongol Invasion on the muslim World and the Political, Economic and Social Ramifications, mengungkap serbuan tentara Mongol menjadi salah satu penyebab kemunduran peradaban Islam.

Invasi Mongol terhadap dunia islam dimulai pada 1217 dan terus berlangsung hingga 1305. Kendati pada akhirnya memeluk Islam, tentara Mongol sudah terlanjur menghancurkan Baghdad yang saat itu menjadi pusat peradaban Islam.

"Namun demikian, penghancuran total kerajaan islam tuntas pada 1258 lewat pengepungan dan penyerbuan Baghdad oleh tentara Mongol dan membawa akhir 'Masa Keemasan' Islam," tulis Iqbal seperti dikutip dari jurnal SSRN 2021.

"Dampak subversifnya terus berlanjut selama berabad-abad dan muslim tidak bisa kembali ke era keemasan mereka

Kemunculan Kekaisaran Ottoman (Usmani) di Turki sempat membuat Islam mendapatkan lagi beberapa kemenangan mereka. "Tetapi tidak pernah menjadi kekuatan yang bersatu seperti era pra-Mongol," tulisnya.(han)