Menag Taqut Minta Masyarakat Pemecah Belah Umat Jangan Dipilih

Yaqut juga meminta agar masyarakat lebih jeli dalam menentukan pilihan, terlebih sosok yang pernah memecah belah umat. "Harus dicek betul. Pernah enggak calon pemimpin kita, calon presiden (capres) kita ini, memecah-belah umat. Kalau pernah, jangan dipilih," ucapnya.

Sep 4, 2023 - 16:19
Menag Taqut Minta Masyarakat Pemecah Belah Umat Jangan Dipilih

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama (Menag), meminta agar masyarakat tak memilih sosok pemimpin yang menggunakan agama untuk kepentingan politik di Pilpres 2024.

"Kita lihat calon pemimpin kita ini pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak. Kalau pernah, jangan dipilih," ujar Yaqut dalam keterangan tertulis, Minggu (2/9).

Yaqut juga meminta agar masyarakat lebih jeli dalam menentukan pilihan, terlebih sosok yang pernah memecah belah umat.

"Harus dicek betul. Pernah enggak calon pemimpin kita, calon presiden (capres) kita ini, memecah-belah umat. Kalau pernah, jangan dipilih," ucapnya.

"Bagaimana memilih pemimpin yang benar-benar bisa dipercaya, bisa diberikan amanah untuk memimpin bangsa besar. Bangsa yang memiliki keragaman, bangsa yang memiliki banyak perbedaan, tetapi itu menjadi kekuatan kita," sambungnya.

Selain itu, Yaqut juga berpesan agar masyarakat melihat rekam jejak suatu tokoh sebelum menentukan pilihan.

"Saya berpesan kepada seluruh ikhwan dan akhwat ini agar nanti ketika memilih para pemimpin, memilih calon pemimpin kita, calon presiden dan wakil presiden, kita, lihat betul rekam jejaknya," tuturnya.

Gusdurian Ditekankan Tak Bawa Nama Organisasi untuk Pemilu

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian sekaligus putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alis Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid meminta para Gusdurian tidak membawa nama organisasi dalam mendukung tokoh di Pemilu atau Pilpres 2024.

Ia mempersilakan Gusdurian untuk memilih atas nama pribadi. Ia menegaskan komitmen Jaringan Gusdurian untuk tidak terlibat politik praktis.

"Silakan mendukung dan memilih atas pertimbangan pribadi, jangan bawa nama organisasi Gusdurian ya. Jaringan Gusdurian tetap komit untuk tidak terlibat politik praktis. Perjuangan kita jangka panjang, bukan untuk urusan 5 tahunan," kata Alissa dalam akun X @AlissaWahid. Ia telah mengizinkan cuitan itu untuk dikutip, Minggu (3/9).

Ia mengingatkan kredibiltas Jaringan Gusdurian akan berkurang jika ada komunitas Gusdurian yang membawa nama organisasi untuk urusan dukung-mendukung politik praktis.

Alissa mengajak Gusdurian atau JGD untuk menjaga nama baik yang sudah dibangun selama belasan tahun.

"1 saja komunitas Gusdurian lokal membawa nama JGD untuk dukung-mendukung politik praktis, seluruh jaringan kita akan berkurang kredibilitasnya. Mari kita jaga baik-baik konsistensi menjaga kesepakatan kita selama 13 tahun ini. Ruang kerja kita bersama rakyat, bukan dengan politisi," katanya.

Sebelumnya, Alissa juga sempat menyindir perilaku politikus yang kerap menyebut nama Gusdurian ketika diperlukan suaranya saja menjelang pemilu.

Namun, ia mengatakan nama 'Gusdurian' dan 'rakyat' justru absen disebut ketika para politikus itu sudah terpilih dan dalam proses membagi-bagi kekuasaan.

"Perilaku politisi yang tak pernah menyebut nama Gusdurian ketika mereka sedang menikmati fasilitas negara atas nama rakyat dan ketika sedang bagi-bagi kekuasaan. Tetapi nama Gusdurian disebut bersama dengan rakyat ketika diperlukan suaranya dalam coblosan massal bangsa ini," kata Alissa beberapa waktu lalu.(han)