Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Wanti-wanti Adanya Penumpang Gelap Jelang 2024

Ganjar pun mengajak seluruh pendukung Jokowi meng-counter isu tersebut agar tidak menjadi bola liar.

Nov 26, 2022 - 17:18

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah mewanti-wanti adanya penumpang gelap jelang 2024. Hal itu merespons soal mencuatnya nama Presiden Jokowi jadi Ketua Umum PDIP setelah Megawati Soekarnoputri yang dilontarkan relawan Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia (KAMI) untuk Ganjar Pranowo.

"Saya meminta kita semua mewaspadai adanya penumpang gelap. Agar siapapun tidak membuat gerakan yang merusak nama baik seseorang," tegas Ganjar dalam keterangan tertulis, Minggu (30/10/2022).

Ganjar menegaskan dirinya dengan Jokowi merupakan orang partai yang sangat paham bagaimana aturan dan relasi di partai.

BACA JUGA : PAN Gemakan Pasangan Ganjar-Ridwan Kamil

"(Ide Jokowi Ketum PDIP) Itu sebuah kengawuran dan imajinasi dari seorang yang tidak mengerti aturan di PDI Perjuangan, yang tidak mengerti relasi di antara kami di dalam partai dan sangat sembrono," jelasnya, dilansir dari detik.com

Mengenai suksesi ketua umum, lanjut Ganjar, kongres partai sudah mengatur dengan sangat rapi. Sehingga ide Jokowi merebut tampuk kepemimpinan PDIP menurut Ganjar adalah kengawuran.

"Itu sangat ngawur. Pak Jokowi bukan tipe yang seperti itu," katanya.

Ganjar pun mengajak seluruh pendukung Jokowi meng-counter isu tersebut agar tidak menjadi bola liar.

"Saya kira yang seperti ini mesti dicermati. Apakah ini ide pribadi atau seruan orang. Kita yang sejak awal mendukung pak Jokowi di dalam pemerintahan tentu harus segera meng-counter orang-orang semacam ini agar tidak terpancing situasi yang mengadudomba," ungkapnya.

BACA JUGA : Dukung Ganjar Jadi Presiden, Relawan Mak Ganjar Jatim Gelar Doa Bersama di Kabupaten Mojokerto

Menurut Ganjar, nuansa penumpang gelap dan adu domba ini juga tercium pada kejadian beberapa waktu lalu. Saat itu, sekelompok orang mengaku sebagai relawan Ganjar mendesak KPK mengusut Ketua DPR RI Puan Maharani terkait kasus EKTP.

"Mulai banyak penumpang gelap dan mendorong-dorong dengan adu domba," tutur Ganjar.

Oleh karena itu, Ganjar meminta agar relawan manapun tidak menggunakan strategi-strategi politik kotor. Terlebih menjelang pesta demokrasi 2024 nanti.

"Saya ingin menyampaikan relawan manapun atau siapapun, satu agar tidak menjelek-jelekkan orang, dua tidak mendiskreditkan orang, tiga juga tidak mendiskreditkan partai-partai," pungkasnya.

Ganjar Minta Relawan Tertib

Ganjar meminta semua relawannya harus tertib. Mengeluarkan statement terkait pergantian Ketum Partai itu dinilai sudah mencampuri urusan partai politik (Parpol).

"Nggak boleh. Semua harus tertib. PDI Perjuangan punya aturan sendiri soal itu, jadi sebaiknya relawan tidak mencampuri urusan yang ada di partai," kata Ganjar, Senin (31/10/2022).

Ganjar meminta para relawan bisa bersinergi dengan parpol. Bukan malah mencuri start.

"Bersinergi saja. Dan sabar, wong semua parpol baru berdialog dan berdiskusi," ujarnya.

Dia meminta agar tidak ada oknum yang membuat provokasi, dengan isu-isu politik seperti ini. Sebab, hal tersebut dianggap tidak baik untuk pendidikan politik.

Pencetus Jokowi Ketum PDIP Minta Maaf

Joko Priyoski, koordinator nasional relawan Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia (KAMI) untuk Ganjar Pranowo. Dia mengaku mendoakan Jokowi Ketum PDIP.

Kini Joko Priyoski meminta maaf usai mendoakan Jokowi Ketum PDIP 2024. Joko Priyoski meminta maaf karena multitafsir doanya sehingga menimbulkan kegaduhan.

"Tapi saya heran bahasa mendoakan itu kenapa jadi ramai, jadi bikin saya bingung apa yang salah dari sebuah doa dan malah dianggap adu domba atau relawan siluman? Tuduhan itu seperti fitnah karena tidak ada niatan buruk apapun hanya mendoakan dan jika kemudian mendoakan hal tersebut dianggap salah saya minta maaf," kata Joko Priyoski kepada wartawan, Senin (31/10/2022)

Joko melihat sosok Ganjar sebagai pemimpin selanjutnya sehingga dia mengaku mendeklarasikan dukungan terhadap Ganjar. Di sisi lain, dia mengaku hanya sekadar mendoakan Jokowi jadi Ketum PDIP tanpa niatan memperkeruh suasana.

"Jadi saya tidak ingin memperkeruh suasana sebab banyak yang salah tafsir dalam bahasa saya mendoakan bukan mendorong atau masuk ke area internal partai jadi saya minta maaf bila akhirnya doa tersebut menimbulkan persepsi salah tafsir dan kecurigaan," ujar Joko.

"Demi Allah doa itu murni dari dalam hati tidak ada niatan buruk apapun jangan juga dituduh mengadu domba sebab kami hanya berdoa untuk estafet kepemimpinan bangsa ke depan di 2024, tidak ada maksud lain dan tidak ada maksud buruk, kami tidak ingin mengadu domba siapapun jangan bahasa tersebut kemudian men-judge negatif," imbuh dia.

Joko meminta maaf bila ada pihak-pihak yang akhirnya merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan doa tersebut. Joko menegaskan doa tersebut murni aspirasi, bukan ingin mengadu domba siapapun atau bukan memperkeruh suasana.

"Jadi untuk pihak yang merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan doa saya tersebut sekali lagi saya menyampaikan permohonan maaf agar tidak menjadi gaduh dan jangan lagi menjadi bola panas atau timbul kecurigaan negatif karena Allah Maha Tahu mendoakan agar estafet kepemimpinan nasional di 2024 bisa berlanjut demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia," imbuhnya.(ros)