Wow! Di Jepang Ada Kursus Latihan Senyum, Imbas Terlalu Lama Pakai Masker
Perusahaan Kawano Egaoiku, yang secara harfiah berarti 'Pendidikan Senyuman' mengalami lonjakan permintaan lebih dari empat kali lipat dari tahun lalu.
NUSADAILY.COM – TOKYO - Di salah satu kelas Keiko Kawano baru-baru ini, terlihat beberapa siswa sekolah seni Tokyo mendekatkan cermin ke wajahnya.
Mereka merentangkan sisi mulut ke atas dengan jari-jari, yang ternyata merupakan latihan cara tersenyum.
Sebagai seorang instruktur, Kawano melihat lonjakan permintaan di Jepang itu setelah warganya biasa memakai masker selama pandemi.
Bahkan, sebelum pandemi memakai masker menjadi hal yang normal bagi warga Jepang selama musim demam dan musim ujian agar tidak sakit.
Perusahaan Kawano Egaoiku, yang secara harfiah berarti 'Pendidikan Senyuman' mengalami lonjakan permintaan lebih dari empat kali lipat dari tahun lalu.
Pelanggannya terdiri dari perusahaan yang sedang mencari tenaga penjualan yang lebih mudah didekati, dan pemerintah daerah yang ingin meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Dikutip dari Reuters, kelas latihan senyum ini dikenakan biaya sebesar 7.700 yen atau sekitar 816 ribu rupiah per jamnya. Salah satu peserta kursus, Himawari Yoshida (20), mengatakan kelas ini sangat bagus untuk persiapan di dunia kerja.
"Saya tidak banyak menggunakan otot wajah saya selama COVID, jadi ini latihan yang bagus," kata Himawari Yoshida yang dikutip dari Reuters, Senin (5/6/2023).
Sebelumnya, pemerintah Jepang telah mencabut rekomendasi aturan wajib masker sejak bulan Maret lalu. Meski begitu, masih banyak warga di sana yang belum bebas masker setiap harinya.
Sebuah jajak pendapat oleh penyiar publik NHK pada bulan Mei menunjukkan 55 persen orang Jepang mengatakan bahwa mereka memakainya sesering dua bulan sebelumnya.
Hanya 8 persen yang mengatakan mereka telah berhenti memakai masker sama sekali.
Menariknya, kira-kira seperempat dari siswa sekolah seni yang mengikuti kelas tersebut tetap memakai masker mereka selama pelajaran.
Menurut Kawano, para wanita mungkin lebih mudah keluar tanpa riasan dan pria dapat menyembunyikan bahwa mereka belum bercukur.
"Kaum muda, mungkin, sudah terbiasa hidup dengan topeng," tutur Kawano.
Sejak tahun 2017, Kawano telah melatih 23 orang untuk menjadi pelatih senyum. Dia menyebarkan orang-orang tersebut untuk melatih teknik membuat senyum sempurna di seluruh Jepang.
Salah satu metode yang banyak dilakukan adalah 'Teknik Tersenyum Gaya Hollywood'.
Salah satu ciri khasnya terdiri dari 'mata bulan sabit', 'pipi bundar', dan membentuk tepi mulut menjadi delapan putih mutiara di baris atas.
Siswa dapat mencoba teknik mereka di tablet untuk mendapatkan skor pada senyum mereka.
Kawano percaya bahwa secara budaya, orang Jepang mungkin kurang tersenyum daripada orang barat karena rasa aman mereka sebagai negara kepulauan dan sebagai negara kesatuan.
Ironisnya, mendengar dia mengatakannya, ancaman senjata mungkin mendorong lebih banyak senyum.
"Secara budaya, senyuman menandakan bahwa saya tidak memegang senjata dan saya bukan ancaman bagi Anda. Namun, dengan lonjakan wisatawan yang datang, orang Jepang perlu berkomunikasi dengan orang asing lebih dari sekadar mata mereka," jelas Kawano.
"Saya pikir ada kebutuhan yang meningkat bagi orang untuk tersenyum," pungkasnya.(wan)