Warga Desa Taji Magetan Tutup Akses Tambang, Protes Jalan Rusak dan Polusi Debu
Menurut Alex, dampak dari kegiatan tambang sangat merugikan warga. Debu yang dihasilkan, getaran dari kendaraan bermuatan berat, serta keselamatan pengguna jalan yang terancam karena kecepatan truk-truk tambang menjadi masalah utama.
Magetan, Nusadaily.com – Aktivitas tambang pasir dan batu di Dusun Selawe, Desa Taji, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan kembali menjadi sumber keresahan warga. Aktivitas tersebut merusak jalan dan menimbulkan polusi debu, sehingga warga bersama pihak desa memutuskan untuk menutup akses jalan menuju tambang tersebut pada Senin (14/10/2024).
Salah satu warga, Alex, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap jalur yang dilalui truk-truk tambang. Ia menyebutkan, truk-truk tersebut seharusnya melewati jalur selatan, bukan utara yang melintasi depan rumahnya. Akibatnya, jalan di depannya rusak dan dipenuhi debu. Sebagai kompensasi, pihak tambang hanya memberikan sembako, namun Alex merasa itu tidak cukup.
"Apakah dampak psikologis kami bisa diganti hanya dengan sembako? Armada tambang juga berkendara ugal-ugalan, membahayakan pengguna jalan lainnya. Kami sudah tidak tahan," kata Alex, usai aksi penutupan jalan masuk tambang.
Menurut Alex, dampak dari kegiatan tambang sangat merugikan warga. Debu yang dihasilkan, getaran dari kendaraan bermuatan berat, serta keselamatan pengguna jalan yang terancam karena kecepatan truk-truk tambang menjadi masalah utama.
Kepala Desa Taji, Sigit Supriyadi yang turut mendampingi warga dalam aksi tersebut, menjelaskan bahwa warga sebenarnya sudah berupaya meminta klarifikasi dari pihak manajemen tambang, namun tidak ada perwakilan yang datang untuk mediasi.
"Saya berharap pihak tambang segera menemui warga agar masalah ini bisa cepat selesai dan tidak semakin rumit," harap Sigit.
Pihak desa berjanji akan memfasilitasi pertemuan antara warga dan manajemen tambang. Namun, ketika ditanya mengenai legalitas operasi tambang, Sigit mengaku tidak mengetahui apakah semua izin sudah lengkap.
Sementara itu, Adi, kepala produksi tambang yang menemui warga di lokasi, mengakui bahwa ia belum bisa memberikan jawaban pasti terkait tuntutan warga. Ia berjanji akan menyampaikan permasalahan ini kepada pihak manajemen untuk segera dibahas.
"Apa yang menjadi tuntutan warga akan segera didiskusikan oleh manajemen," ujarnya singkat.
Aksi penutupan jalan ini menegaskan ketegangan antara warga dan pihak tambang, dengan harapan agar solusi segera ditemukan demi kebaikan bersama. (*/nto).