Wacana Duet Ganjar-Mahfud Akan Menjadi Pasangan yang Sulit Dikalahkan

Apalagi jika menggandengkan Ganjar dengan sosok yang merepresentasikan sebagai pemberantas korupsi, Mahfud MD. Menurut Eros, duet Ganjar-Mahfud akan menjadi pasangan yang sulit dikalahkan

Apr 11, 2023 - 16:42
Wacana Duet Ganjar-Mahfud Akan Menjadi Pasangan yang Sulit Dikalahkan
Ganjar Pranowo saat menghadiri acara DPP PDIP. (Grandyos Zafna/detikcom)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Ganjar Pranowo-Mahfud Md pada Pemilu 2024 nanti? Munculnya wacana duet Ganjar dan Mahfud berasal dari budayawan sekaligus pengamat politik Eros Djarot. Eros mengatakan jika PDIP mengusung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024, maka punya potensi besar untuk mengalahkan koalisi kebangsaan.

Apalagi jika menggandengkan Ganjar dengan sosok yang merepresentasikan sebagai pemberantas korupsi, Mahfud MD. Menurut Eros, duet Ganjar-Mahfud akan menjadi pasangan yang sulit dikalahkan.

BACA JUGA : DTKJ Usulkan Kenaikan Tarif Bus TransJakarta Saat Jam Sibuk,...

Ganjar menjadi sosok pemimpin yang diidamkan masyarakat lewat terobosan dan sifat merakyatnya. Sementara Mahfud bisa menjadi pelengkap untuk mewujudkan pemerintahan yang tegas dan bersih.

"Saat ini Indonesia memerlukan sosok pemimpin seperti itu. Mau berhadapan dengan koalisi kebangsaan maupun koalisi sebesar apapun, pasangan ini saya yakin akan jadi pemenang. Track record keduanya jelas kok. Clear," kata Eros dalam keterangan tertulis, Minggu (9/4).

Jika track record Ganjar bisa dilihat dari kepuasan masyarakat lewat lembaga-lembaga survei, maka Mahfud kata Eros memiliki riwayat sangat tegas dalam pemberantasan korupsi.

Eros kemudian mengisahkan keberanian Mahfud Md membuka skandal di Kementerian Keuangan. Bahkan dia juga menyebut ketegasan Mahfud Md saat berhadapan dengan anggota legislatif.

BACA JUGA : Transjakarta Gelar Survei Usai Ada Usulan Kenaikan Tarif...

"Karakter seperti itulah yang cocok mendampingi Ganjar. Jika Ganjar mampu mewujudkan clean government maka kekuatan itu perlu ditambah dengan keberanian pemberantasan korupsi," tuturnya.

Meski selama ini elektabilitas Mahfud Md masih rendah, Eros tidak terlalu mempersoalkan hal tersebut. Menurutnya, konsistensi yang ditunjukkan Mahfud itu akan dengan sendirinya mendongkrak elektabilitasnya, apalagi setelah dideklarasikan.

"Ditambah keduanya tidak memiliki beban sejarah apapun. Sosok seperti itulah yang tepat untuk menata Indonesia ke depan," ujarnya.


Sementara jika melihat koalisi kebangsaan, kata Eros, sebagian besar diisi oleh orang-orang yang punya beban sejarah karena punya singgungan dengan Orde Baru. Menurutnya, spirit reformasi mesti tetap dipegang agar Indonesia tidak berjalan mundur.

"Kita semua tahu bagaimana monopoli yang dilakukan Orde Baru. Itu sangat merugikan Indonesia. Sangat merugikan. Maka jangan sampai Indonesia dikembalikan ke tangan mereka," imbuh Eros.

Selain terbebas dari dosa politik masa lalu, Eros mengatakan Ganjar dan Mahfud Md membawa optimisme di masa mendatang. Ada dua alasan, pertama lewat clean government, dan yang kedua pemberantasan korupsi.

"Jika PDI Perjuangan mau kembali tampil sebagai pemenang Pilpres, maka pasangan Ganjar-Mahfud yang harus diusung," ungkapnya Menurut Eros, koalisi kebangsaan berpeluang besar akan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Sementara untuk posisi cawapres, akan jadi tarik ulur antara anggota koalisi. Seperti yang terjadi pada Anies Baswedan lewat Koalisi Perubahan.

Duet Ganjar-Mahfud Dinilai Rumit Sementara itu, Guru Besar Ekonomi Politik Didik J Rachbini merespons pandangan Eros Djarot yang bicara potensi Mahfud Md jadi cawapres di 2024. Didik sepakat soal Mahfud bisa menjadi kuda hitam cawapres 2024.

"Mahfud Md adalah tokoh yang sudah makan asam garam di dunia politik sejak awal reformasi bersama Gus Dur.Pengalaman di dalam pemerintahan adalah modal sangat penting untuk mengerjakan pekerjaan untuk rakyat secara efektif. Mahfud Md memiliki pengalaman tersebut," kata Didik dalam keterangannya, Senin (10/3).

Apalagi, menurut Didik, kesempatan pernah hampir datang ke Mahfud di Pilpres 2019. Mahfud disebut mendapat restu dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, namun sayangnya berubah di menit-menit terakhir karena lobi-lobi politik.

"Terakhir Mahfud Md adalah bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2019, yang didukung Ketua Umum PDIP. Sudah siap dengan seragam putih, tetapi takdir masih belum berpihak kepadanya. Hanya dalam beberapa menit terakhir Mahfud Md digantikan oleh Ma'ruf Amin karena lobi-lobi partai yang alot dan tepedo dari partainya sendiri," ujar Rektor Universitas Paramadina ini.

Terkait Eros yang mengusulkan Mahfud menjadi cawapres Ganjar Pranowo, Didik menilai hal itu sah-sah saja. Alasan yang diungkap Eros pun, kata Didik, terbilang masuk akal.
Namun menurut Didik, usulan duet Ganjar-Mahfud tidaklah mudah dan sulit ditebak. Sebab, lobi-lobi partai politik yang kuat memutuskan capres dan cawapres.

"Jadi nama Mahfud mengemuka kembali akhir-akhir ini. Tetapi usulan seperti ini tidak mudah karena lobi partai sulit ditebak untuk calon wakil presiden, bahkan untuk calon presiden sekalipun. Usulan ini terlalu awal dan bahkan terlalu cair, tetapi demokrasi boleh siapa pun mengusulkan nama siapa pun, apalagi yang mengusulkan adalah tokoh seperti Eros," ucapnya.dilansir dari detik.com

Meski begitu, Didik menyebut pembicaraan soal usulan-usulan nama tokoh baik pandangan pribadi ataupun survei tetap diperlukan guna menyeleksi tokoh-tokoh bangsa yang berpotensi. Dia berharap tidak ada lagi keputusan last minute.

"Namun, dinamika politik sangat tidak pasti, bahkan rumit. Perbincangan awal, survei, dan usulan-usulan adalah cara terbaik untuk melakukan seleksi tokoh bangsa yang bisa dipertanggungjawabkan. Jangan lagi ada calon presiden dan wakil presiden jadi-jadian last minutes," ujarnya.

Didik lantas mengusulkan pasangan lain yakni Anies-Mahfud untuk menjadi alternatif lain. Menurutnya, Anies-Mahfud dapat menjadi garda terdepan memberantas korupsi.

"Jika masuk ranah PDIP tidak mudah Mahfud pun bisa menjadi alternatif sebagai pendamping Anies dengan alasan yang sama, yakni antikorupsi. Keduanya alternatif pasangan Anies-Mahfud merupakan mesin double gardan untuk memberantas korupsi yang mendarah daging di negeri ini," ujarnya.

Secara elektoral, kata Didik, Mahfud juga bisa menggaet suara di Jawa Timur. Dia lantas mengungkit Koalisi Perubahan yang sempat melirik Khofifah Indar Parawansa yang menurutnya belum tentu terwujud.

"Yang penting juga secara elektoral politik Mahfud bisa menarik suara di Jawa Timur, khususnya tapal kuda. Pada awalnya Koalisi Perubahan melirik Khofifah untuk menarik suara Jawa Timur, yang tidak pasti dan belum tentu terwujud karena berbagai hal tarik-menarik koalisi terhadap Khofifah atau pun alasan Khofifah untuk meneruskan masa jabatannya. Alternatif selain Khofifah bagi Anies adalah Mahfud Md," ucapnya.(ris)