Virus Marbug Guncang Afrika, Kemenkes Sebut Belum Terdeteksi di Tanah Air
Untuk mengantisipasi masuknya virus tersebut, Kemenkes terus melakukan pemantauan terhadap masuknya virus Marbug. Hingga saat ini Virus yang telah menelan sembilan korban itu belum terdeteksi.
NUSADAILY. COM - JAKARTA - Merebaknya virus Marbug yang kini melanda belahan benua Afrika yang telah di rilis WHO beberapa waktu lalu. Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) Republik Indonesia memastikan jika virus tersebut belum terdektesi di tanah air.
Untuk mengantisipasi masuknya virus tersebut, Kemenkes terus melakukan pemantauan terhadap masuknya virus Marbug. Hingga saat ini Virus yang telah menelan sembilan korban itu belum terdeteksi.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memastikan virus Marbug yang berasal dari kawasan Afrika ini belum ada tanda tanda masuk ke Indonesia.
"Belum ada. Kasus virus Marbug di tanah air, " ucapnya kepada awak media di Jakarta Rabu (5/4/2023).
Ia berharap, virus Marbug tidak menjalar ke tanah air, oleh karena itu ia meminta kepada warga Indonesia yang berpergian ke luar negeri harus tetap waspada.
"Untuk Warga Negara Indonesia ( WNI) yang melakukan perjalanan ke Afrika atau ke daerah yang melaporkan adanya kasus Marburg agar berhati-hati," serunya.
Ia juga menghimbau agar masyarakat untuk tidak melakukan kontak dengan orang yang sakit ataupun bersentuhan dengan hewan liar. Apabila merasakan gejala seperti terinfeksi Marburg, maka segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Periksa segera ke tenaga kesehatan karena ini gejalanya enggak khas,"tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan kasus penyakit Marburg yang berasal dari Guinea Ekuatorial pada Senin 13 Februari 2023.
Berdasarkan laporan kasus yang diterima WHO, terdapat 9 kematian dan 16 kasus suspek yang dilaporkan di Provinsi Kie Ntem. Gejala yang dialami berupa demam, kelelahan (fatigue), muntah berdarah, dan diare.
Dari 8 sampel yang diperiksa, 1 sampel dinyatakan positif virus Marburg. Kejadian Luar Biasa (KLB) di Guinea Ekuatorial yang terjadi diperkirakan telah dimulai sejak 7 Februari 2023.
Atas kasus tersebut juru bicara Kemenkes dr. Muhammad Syahril.mengungkapkan ndonesia melakukan penilaian risiko cepat (rapid risk assessment) penyakit virus Marburg pada 20 Februari 2023. Hasilnya didapatkan bahwa kemungkinan adanya importasi kasus virus Marburg di Indonesia adalah rendah.
“Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg,” ujarnya. (sir)