Usut Penyebab Kebakaran Pasar, Sat Reskrim Polres Batu Lakukan Olah TKP Satu Jam

Jan 13, 2023 - 01:05
Usut Penyebab Kebakaran Pasar, Sat Reskrim Polres Batu Lakukan Olah TKP Satu Jam
Sebanyak 20 kios di pasar relokasi rusak akibat dilalap si jago merah pada Rabu malam kemarin (11/1). Sat Reskrim Polres Batu melakukan olah TKP di lokasi kejadian untuk memastikan penyebab pasti kebakaran.

NUSADAILY.COM-KOTA BATU– Selama satu jam Sat Reskrim Polres Batu melakukan olah TKP insiden kebakaran di tempat penampungan sementara pedagang Pasar Besar Batu (Kamis, 12/1). Peristiwa kebakaran yang terjadi pada Rabu malam (11/1), menghanguskan 20 bedak yang ditempati sembilan pedagang.

Sebanyak delapan personel kepolisian diterjunkan saat olah TKP yang dipimpin langsung Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Yussi Purwanto. Petugas membawa beberapa sampel dari lokasi kejadian seperti plastik, kertas hingga potongan kabel untuk diuji forensik. Selain itu, petugas meminta keterangan dari beberapa pedagang.

"Sampel-sampel tersebut akan kami bawa ke Tim Labfor. Serta meminta keterangan ahli guna mengetahui penyebab pasti kebakaran," urai mantan Kasat Reskoba Polres Batu itu.

Berdasarkan kajian Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Batu, kerugian ditaksir mencapai Rp250 juta. Dugaan awal, api berasal dari alat pemanas air elektronik dari kios pedagang. Pedagang tersebut meninggalkannya kiosnya saat alat pemanas air masih tersambung ke aliran listrik.

Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono mengatakan, ada sembilan pedagang terdampak. Terdapat 20 kios berbahan galvalum yang hangus terbakar dilalap si jago merah.

"Satu pedagang ada yang menempati lebih dari satu kios. Pedagang terdampak akan dipindahkan ke kios-kios yang masih kosong di tempat relokasi," ujar Eko.

Langkah itu dipilih ketimbang memperbaiki kios-kios yang rusak. Pertimbangannya karena dalam empat bulan mendatang, pedagang yang berada di tempat relokasi akan dipindahkan ke Pasar Besar Batu. Saat ini progres revitalisasi pasar mencapai 85 persen.

"Solusi tercepat, yakni menggunakan bedak-bedak yang tak ditempati. Ada juga beberapa pedagang yang bersimpati, rela meminjamkan bedaknya kepada pedagang terdampak," ujar Eko. (oer/wan)