Ukuran Tempe-Tahu Akan Mengecil Jika Stok Kedelai di Pasar Minim

Pedagang tahu dan tempe di PD Pasar Jaya Pasar Minggu, Jakarta Selatan bakal mengecilkan ukuran barang dagangannya menyusul kabar pasokan kedelai hanya cukup sampai tujuh hari ke depan.

Oct 26, 2022 - 21:50
Ukuran Tempe-Tahu Akan Mengecil Jika Stok Kedelai di Pasar Minim
Pedagang tahu dan tempe di PD Pasar Jaya Pasar Minggu bakal mengecilkan ukuran barang dagangannya apabila pasokan kedelai minim di pasaran. Ilustrasi.

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Pedagang tahu dan tempe di PD Pasar Jaya Pasar Minggu, Jakarta Selatan bakal mengecilkan ukuran barang dagangannya menyusul kabar pasokan kedelai hanya cukup sampai tujuh hari ke depan.

Kohar selaku pedagang tahu dan tempe di Pasar Minggu mengaku memang sudah mendengar bocoran bahwa stok kedelai akan habis akhir bulan ini. Ia mendapat bocoran informasi tersebut dari pengepul dan bos pabrik produsen kedelai.

"Saya pedagang langsung, jadi terima jadi dalam bentuk tahu dan tempe dari pabrik. Cuma dari pengepul dan pabrik besarnya sudah kasih bocoran seperti itu (stok kedelai habis akhir bulan ini)," katanya dilansir dari CNNIndonesia.com, Rabu (26/10).

Ia mengaku bingung dengan harga kedelai yang naik hingga Rp14 ribu per kilogram, itu pun belum stabil. Kohar yang masih memasang harga jual Rp6.000 per 10 pcs tahu mengaku harus menyiasati dengan mengurangi ukurannya.

"Karena gimana juga ya. Di sana (pabrik) udah ngepress, untuk biaya tenaga kerja segala macam. Ini aja masih ditawar. Segini aja masih murah, coba di Depok sudah Rp7.000-8.000," jelas Kohar.

BACA JUGA : Penuhi Kebutuhan Pengrajin Tahu Tempe di Tengah Naiknya Harga Kedelai, Ning Ita Datang 9 Ton Kedelai Impor

Di lain sisi, Ipang selaku penjual tahu dan tempe mengaku sebenarnya stok kedelai masih tersedia. Hanya saja harganya yang melambung tinggi.

"Enggak (stok kedelai hanya cukup untuk tujuh hari ke depan), tapi harganya gila-gilaan. Sekarang harga kedelai Rp14 ribu per kilogram. Kalau stok aman, tapi harga naik dan enggak bisa utang ke koperasi," paparnya.

Mirip dengan Kohar, Ipang juga harus memutar otak demi tetap meraih keuntungan di tengah lonjakan harga kedelai saat ini.

"Buat penjualan tahu dan tempe karena kebutuhan pasti jalan, tapi ya kita harus punya siasat juga. Ukurannya diperkecil sedikit, harganya naik sedikit. Jadi kita ada jalan. Kalau harga stuck di situ, mati kita," jelas Ipang.

"Kalau pasar turun, saya turun, saat naik saya juga ikut naik. Saya sosialisasi juga ke pembeli, jadi mereka mengerti enggak tiba-tiba harga naik," sambungnya.

Untuk tahu putih isi 10 pcs semula seharga Rp5.000 kini naik ke Rp6.000. Tahu kuning dari Rp5.000 menjadi Rp7.000. Sedangkan tahu bandung semula Rp250 per pcs menjadi Rp400 pcs. Untuk tempe, dari Rp5.000 menjadi Rp7.000 satu papan.

BACA JUGA : Presiden: Soal Tahu Tempe Jangan Jadi Masalah Lagi

Harga dan stok kedelai juga menjadi kekhawatiran Suswono selaku pedagang tempe di kawasan Pasar Minggu. Ia mengaku sudah mendengar informasi stok kedelai yang menipis tersebut.

"Dua hari sekali harganya naik. Sekarang kedelai harganya Rp14.030 per kilogram, Rp430 ribu per kuintal. Parah harganya," jelas Suswono.

Namun, Suswono mengatakan stok kedelai kemungkinan tidak habis dalam tujuh hari ke depan. Hanya, harganya memang naik dengan kondisi stok yang terbatas.

"Kalau pun stok di gudang habis, stok di rumah-rumah masih cukup. Kami yang belanja dari kemarin, stoknya masih cukup. Namun, kita belum tahu kepastiannya," sambungnya.

Sementara, Deni selaku pedagang tahu mengaku belum tahu pasti terkait stok kedelai selama sepekan ke depan.

"Saya stok kiriman, ada khusus kirim ke pasar. Kemungkinan sih iya (habis), tapi gak tahu juga benar apa tidaknya. Saya belum dapat informasi," paparnya.(lal)