Tol Cipali Punya Angka Kecelakaan Tertinggi di Dunia, Apa Sebabnya?

Kementerian Perhubungan mengungkap Tol Cipali memiliki angka fatalitas paling tinggi di dunia. Ya, kecelakaan di Tol Cipali memang terjadi terus menerus. Banyak dari kecelakaan di Tol Cipali itu memakan korban jiwa. Dalam data Kementerian Perhubungan diungkap setidaknya setiap kilometernya ada 1 korban jiwa.

Dec 4, 2022 - 07:00
Tol Cipali Punya Angka Kecelakaan Tertinggi di Dunia, Apa Sebabnya?
Kecelakaan di tol Cipali. Foto: Istimewa

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Kementerian Perhubungan mengungkap Tol Cipali memiliki angka fatalitas paling tinggi di dunia. Ya, kecelakaan di Tol Cipali memang terjadi terus menerus. Banyak dari kecelakaan di Tol Cipali itu memakan korban jiwa. Dalam data Kementerian Perhubungan diungkap setidaknya setiap kilometernya ada 1 korban jiwa.

"Kecelakaan di jalan tol itu makin terus meningkat. Jalan tol Cipali adalah jalan tol yang nomor satu di dunia itu menjadi jalan tol yang fatalitas kecelakaannya paling tinggi," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Hendro Sugiatno.

BACA JUGA: Polisi Penodong Pistol ke Santri di Gowa Meminta Maaf

Sudah ada ragam upaya dilakukan pengelola tol untuk menekan angka kecelakaan yang merenggut korban jiwa. Kendati demikian, kecelakaan masih terus terjadi. Tidak sedikit juga yang menghubungkannya dengan hal-hal berbau mistis. Lalu apa sebenarnya yang membuat Cipali begitu 'mematikan'?

Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengungkap bahwa Tol Cipali memiliki kontur yang sangat baik dan ideal. Tol Cipali juga memiliki tingkat pelayanan yang sangat baik.

Tanpa disadari, memiliki predikat yang serba baik itu membuat pengendara justru terlena dan memacu kendaraan melebihi batas kecepatan. Hal tersebut memicu adanya perbedaan kecepatan yang sangat besar antara satu kendaraan dan kendaraan lainnya.

Diungkapkan Wildan, kendaraan pribadi bisa memacu kecepatan hingga 150 km/jam sementara truk ODOL (Over Dimension Over Loading) hanya mampu menempuh 40 km/jam.

"Hasil penelitian KNKT dengan Badan Litbang Kemenhub, gap kecepatan disana lebih dari 100 km/jam. Hal ini sangat berbahaya. IRAP (International Road Assessment Program) hanya merekomendasikan gap kecepatan ini maksimal 30 km/jam. Lebih dari itu maka risiko tabrak depan belakang meningkat," jelas Wildan dikutip dari detikcom, Kamis (1/12/2022).

Tingginya perbedaan kecepatan antara satu kendaraan dengan kendaraan lainnya memicu penurunan reaksi manusia yakni di bawah 1 detik. Padahal sesuai perancangan jalan harusnya reaksi manusia normal bisa 2,5 detik. Di sisi lain, Tol Cipali berada di titik lelah pengemudi. Kelelahan itu juga berpotensi menimbulkan microsleep.

BACA JUGA: Gatot Subroto Jaksel Arah Slipi Macet Parah Usai Dua Truk Alami Ban Kempis

Microsleep merupakan suatu kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk. Umumnya microsleep ini berlangsung sekitar sepersekian detik hingga 10 detik penuh. Namun durasi microsleep akan bertambah lama apabila pengendara itu memang memasuki waktu tidur.

"Jadi, sekali lagi masalah di tol Cipali bukan pada jalan tolnya, melainkan penggunanya. Dan fatalitas kecelakaan di tol Cipali sangat tinggi karena ketika terjadi tabrak depan belakang, kendaraan akan masuk ke bagian kolong truk dan statistik menunjukkan 97% penumpang kendaraan pribadi akan mengalami fatal," pungkas Wildan.(eky)