Tinggal Selangkah Lagi Xi Jinping Jadi Presiden China Periode 3

"China sedang berupaya mengembangkan pasar domestik internal mereka agar dapat bertahan dari sanksi perdagangan lebih jauh dan mampu merusak hubungan dagang, tetapi [China] belum sampai ke sana," ujarnya.

Oct 21, 2022 - 20:19
Tinggal Selangkah Lagi Xi Jinping Jadi Presiden China Periode 3

NUSADAILY.COM – BEIJING - Xi Jinping digadang-gadang bakal jadi Presiden China untuk periode ketiga lewat Kongres Partai Komunis China (PKC) tahun ini.

Tanda-tanda ini tampak ketika delegasi legislatif China menghapus batas jabatan presiden pada 2018.

Menurut jurnalis The Guardian Helen Davidson, pemerintahan Xi dalam lima tahun ke depan bakal hampir sama dengan yang terjadi saat ini.

"Itu berarti meningkatkan tekanan domestik kepada minoritas, khususnya di wilayah perbatasan seperti Xinjiang dan Mongolia Dalam," kata Helen.

Helen juga berpendapat China bakal lebih mengontrol masyarakat Hong Kong, termasuk meningkatkan sensor, tindakan keras pada pengacara hak asasi manusia, dan lebih banyak propaganda.

Selain itu, Helen menilai China bakal lebih mengisolasi diri dan bersikap lebih bermusuhan dalam hubungan internasional, khususnya dengan Barat.

"China sedang berupaya mengembangkan pasar domestik internal mereka agar dapat bertahan dari sanksi perdagangan lebih jauh dan mampu merusak hubungan dagang, tetapi [China] belum sampai ke sana," ujarnya.

Tak hanya itu, Helen berpendapat China memiliki kerentanan dalam pasar teknologi. Ini disebabkan karena Amerika Serikat memiliki kontrol ekspor semikonduktor yang membuat Beijing kesulitan mendapatkannya.

Semikonduktor merupakan barang yang penting untuk mengembangkan komputer canggih dan kecerdasan buatan (AI).

"Pembatasan [perdagangan China] saat ini mulai membawa dampak buruk dan membuat banyak kesulitan kepada perusahaan China yang telah mempekerjakan eksekutif, peneliti, dan ilmuwan AS," tutur Helen.

Menyoroti penerapan strategi nol-Covid, Helen berpendapat kebijakan itu bakal membawa dampak buruk bagi finansial China.

"Populasi mulai merasa sedikit frustrasi atas hal itu," ujar Helen.

"Penguncian [lockdown] bangunan, pemukiman, seluruh kota secara tiba-tiba di waktu apapun. Kita melihat masyarakat pergi ke IKEA untuk berbelanja lalu di lockdown tiba-tiba, membuat orang-orang secara harfiah lari ke pintu untuk tidak terjebak di sana entah berapa lama."

Berkaitan dengan Taiwan, The Guardian menyebut Xi lebih agresif dan tajam menunjukkan niatnya menyatukan Taipei ketimbang masa lalu.

Ini tampak ketika Xi menegaskan tak bakal mengabaikan penggunaan kekerasan untuk menyatukan Taiwan.

Walaupun demikian, masih belum jelas apakah Xi bakal benar-benar menginvasi Taiwan.

Menurut Helen, keputusan Xi untuk menjadi penguasa China satu-satunya menunjukkan Negeri Tirai Bambu bertolak ke arah abu-abu.(han)