Tim UM Inisiatif Membangun Pesantren Tangguh Bencana

Lewat Literasi Kebencanaan dan Manajemen Lingkungan Berkelanjutan di Kota Malang

Jul 23, 2024 - 11:36
Tim UM Inisiatif Membangun Pesantren Tangguh Bencana
Peserta mengikuti program edukasi menghadapi bencana melalui Literasi Kebencanaan dan Manajemen Lingkungan yang Berkelanjutan di Aula Pondok Al-Furqon, Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

NUSADAILY.COM – MALANG - Sepanjang 2022-2023, tercatat lebih dari 200 kejadian banjir terjadi di Kota Malang. Melihat kejadian tersebut, tim Universitas Negeri Malang (UM) berinisiatif melakukan edukasi masyarakat menghadapi bencana di lingkungan Pondok Al-Furqon, Bumiayu Kecamatan Kedungkandang. 

Edukasi menghadapi bencana menghadapi bencana dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan kelompok sasarannya lembaga pendidikan Islam di Kota Malang. Tim sudah melansir informasi dari BPBD Kota Malang, salah satu penyebab meningkatnya jumlah titik banjir di Kota Malang sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS)-misalnya DAS Amprong, Metro, Bango, Sukun, dan DAS Brantas terdapat permukiman padat penduduk. Sebagian kawasan ‘langganan’ banjir antara lain Sulfat-Sawojajar, Soekarno Hatta, dan Veteran. Tidak hanya itu, ancaman longsor juga sudah dipetakan pada beberapa titik seperti di Bandulan Kecamatan Sukun dan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang.

Pondok Al-Furqon, yang berjarak 13 kilometer dari pusat Kota Malang, merupakan salah satu tempat belajar agama yang berlokasi di sempadan aliran sungai. Kondisi tersebut menjadikan Pondok Al-Furqon dinilai memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana banjir dan longsor. 

Rian Agusdian, S.Si, M.Sc praktisi mitigasi bencana dan analisis GIS menjelaskan, posisi geografis Pondok Al-Furqon di pertemuan dua sungai besar, Brantas dan Amprong. ‘’Sudah semestinya para santri dan warga lokal memiliki pengetahuan dan kemampuan mitigasi bencana banjir dan longsor yang berpotensi terjadi,’’ ungkapnya, Selasa (23/7/2024). 

Tim Pengabdian Fakultas Ilmu Sosial UM diketuai Ahmad Arif Widianto, S.Sos, M.A beranggotakan Megasari N. Fatanti, M.I.Kom, Luhung Ahmad Perguna, M.A, dan Alfyananda Kurnia Putra, M.Pd bekerjasama dengan Pondok Al-Furqon menyusun program pengabdian bertema “Literasi Kebencanaan dan Manajemen Lingkungan yang Berkelanjutan”. 

Program kegiatan ini diselenggarakan Sabtu (20/7/2024) di Aula Pondok Al-Furqon, Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Tujuan kegiatan meningkatkan kesadaran komunitas lokal-khususnya para santri, pengasuh, serta warga masyarakat yang tinggal di sekitar pondok agar lebih waspada dengan ancaman bencana longsor yang terjadi sewaktu-waktu. ‘’Program ini juga mendukung visi lustrum ke-70 Universitas Negeri Malang serta ketercapaian goal SDG’s 11 tentang Kota dan Pemukiman yang berkelanjutan dan goal 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim,’’ ungkap Ahmad Arif Widianto, S.Sos, M.A, Ketua tim Pengabdian Fakultas Ilmu Sosial UM. 

Sebanyak 40 peserta hadir untuk mengikuti kegiatan pengabdian berbasis Participatory Action Research (PAR) dengan didampingi oleh dua pemateri yaitu Ahmad Arif Widianto, S.Sos, M.A (Literasi Kebencanaan berbasis Agama) dan Rian Agusdian, S.Si, M.Sc (Edukasi Bencana: Membangun Santri Berakhlak Lingkungan dan Tangguh Bencana). Selama penyampaian materi, peserta diminta untuk memetakan potensi kerawanan bencana di sekitar Pondok Al-Furqon menggunakan alat peraga agar terbangun kesadaran diri terhadap potensi kerentanan bencana di sekitar mereka. 

Diakhir kegiatan, Tim Pengabdian bersama peserta pelatihan memasang rambu-rambu bencana – khususnya sign Jalur Evakuasi dan Assemby Point (Titik Kumpul) di sekitar lokasi Pondok Al-Furqon berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan secara partisipatif oleh peserta. Rambu-rambu ini diharapkan dapat memberikan panduan menuju titik aman bagi santri, pengasuh, dan warga lokal ketika bencana melanda. 

Untuk membangun kesiapsiagaan terhadap bencana dan merawat ingatan para peserta pelatihan, Tim Pengabdian juga membagikan buku saku “Ngaji Bencana: Literasi Bencana bagi Santri di Kota Malang”  yang berisi informasi penting seputar jenis bencana, cara evakuasi diri, serta kontak darurat jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Diharapkan kegiatan ini dapat berkesinambungan tidak hanya upaya membangun kesadaran akan potensi bencana, namun juga membangun ketahanan diri untuk bangkit dari bencana. (wan)