Tiga Sektor Unggulan Antarkan Kota Batu Barometer Perekonomian Jawa Timur
Wajah Kota Batu kini berkembang cukup pesat dan menjadi barometer perekonomian di tingkat regional Jatim. Menginjak usianya yang genap 21 tahun, banyak perubahan signifikan terhadap segala aspek. Hal ini ditunjukannya beragam aktivitas dan latar belakang masyarakat yang heterogen. Meski begitu, karakteristik dan kearifan lokal tetap dipertahankan sebagai pijakan dalam menentukan arah pembangunan
NUSADAILY.COM-KOTA BATU – Upacara HUT ke 21 Kota dan HUT ke 77 Pemprov Jatim digelar di halaman Balai Kota Among Tani pada Senin (17/10). Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko didapuk sebagai inspektur upacara. Peringatan hari jadi, khususnya Kota Batu menjadi momentum mengingat kilas balik atas capaian pembangunan yang dirintis para pendahulu.
Menurutnya, wajah Kota Batu kini berkembang cukup pesat dan menjadi barometer perekonomian di tingkat regional Jatim. Menginjak usianya yang genap 21 tahun, banyak perubahan signifikan terhadap segala aspek. Hal ini ditunjukannya beragam aktivitas dan latar belakang masyarakat yang heterogen. Meski begitu, karakteristik dan kearifan lokal tetap dipertahankan sebagai pijakan dalam menentukan arah pembangunan.
Ia mengatakan, Pemkot Batu memfokuskan pembangunan terintegrasi agar kemajuan dan kesejahteraan terwujud. Sebagaimana visi Desa Berdaya Kota Berjaya yang tertuang pada RPJMD 2017-2022. Kota Batu bertumpu pada tiga sektor unggulan yakni UMKM, pariwisata dan pertanian. Ketiganya berperan meningkatkan daya saing daerah sehingga kini berkembang sebagai daerah pariwisata utama di Jawa Timur bahkan nasional.
"Tugas kita hanyalah melanjutkan pembangunan yang telah para pendahulu kita rintis dan perjuangkan, sehingga Kota Batu menjadi daerah yang sangat istimewa seperti saat ini. Maka sebagai wujud syukur dan terima kasih, kita harus bertekad untuk tetap bekerja dan memberikan yang terbaik," ucap Dewanti.
BACA JUGA: Pertama di Indonesia, Seluruh Desa Kota Batu Berstatus Mandiri
Peringatan hari jadi Kota Batu tahun 2022 ini bertepatan pula dengan masa terakhir jabatan Dewanti Rumpoko dan Punjul Santoso sebagai kepala daerah yang akan berakhir pada Desember nanti. Dewanti menjabarkan ada tiga strategi utama dalam membangun Kota Batu sepanjang kepemimpinannya periode 2017-2022. Pertama pelayanan dasar meliputi pendidikan, kesehatan dan sosial.
Berikutnya, strategi kedua penguatan daya saing daerah bertumpu pada sektor unggulan meliputi pertanian, pariwisata dan UMKM. Dan strategi ketiga melalui penguatan kerja sama dan investasi yang didukung dengan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi.
Dewanti mengklaim, berbagai agenda pembangunan berkelanjutan tersebut, menunjukkan indikator-indikator keberhasilan yang positif. Capaian pelayanan dasar, angka indeks pembangunan manusia (IPM) tahun 2021 76,28 poin dari sebelumnya 68,66 poin pada 2010 lalu. Angka kemiskinan menurun 4,09 persen pada 2021 sebelumnya 6,18 persen di tahun 2007. Begitu juga indeks rasio gini yang dapat ditekan 0,33 poin dari sebelumnya 0,39 persen.
"Kemudian dalam perkembangan perekonomian daerah, total PDRB atas dasar harga berlaku dari angka Rp2,95 triliun pada 2007, saat ini tumbuh menjadi Rp16,841 triliun," ujar dia.
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi pula perkembangan Kota Batu yang bertransformasi daerah wisata. Angka kunjungan terus meningkat dari masa ke masa. Pada 2007 lalu kunjungan berada di angka 561,7 ribu wisatawan dan melesat 7,22 wisatawan pada 2019. Kemudian redup pada 2020 hingga 2021 terhantam gelombang pandemi. Hingga akhirnya berangsur-angsur pulih yang ditunjukkan dengan tingkat kunjungan wisatawan 4,9 juta pada September 2022.
"Efek pandemi berimplikasi pada tingginya tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,57. Sebelum pandemi 2019 lalu, tingkat pengangguran terbuka 2,26 persen," ujar Dewanti.
Namun, saat pandemi melanda mengakibatkan perekonomian jungkir balik. Pada 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi -6,4 persen dibandingkan sebelumnya yang selalu tumbuh positif 6-6,5 persen selama 15 tahun terakhir. Titik balik baru dirasakan pada triwulan kedua 2022 yang mencapai hampir 6 persen.
Dewanti menyebutkan, pembangunan pariwisata memegang peranan sangat penting bagi kemajuan suatu wilayah. Ada dampak positif menyumbangkan peningkatan bagi PDRB, PAD hingga membuka lapangan pekerjaan. Hampir 64 persen PAD Kota Batu diperoleh dari pajak dan retribusi sektor pariwisata.
"Hal ini diikuti peningkatan pendapatan perkapita. Pada 2007 hanya Rp12,1 juta per tahun. Kemudian tahun 2021 meningkat signifikan Rp78,46 per tahun. Menunjukkan kesejahteraan masyarakat ikut meningkat," urai dia.
Selain itu, sektor pariwisata menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batu. Sisi PAD tercatat Rp14,2 miliar dari postur APBD 2007 sebesar Rp354,8 miliar. PAD Kota Batu melesat menjadi Rp205 miliar dari postur APBD 2021 sebesar Rp1,2 triliun. Bertambahnya perolehan PAD, kata Dewanti, sangat vital terutama menyangkut pembiayaan program–program pembangunan kepada masyarakat.
Perkembangan pariwisata juga menarik minat investor untuk menanamkan modal di Kota Batu, terutama sektor industri pariwisata serta UMKM. Meningkatnya nilai investasi menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah. Realisasi investasi pada tahun 2021 mencapai Rp5,68 triliun dibandingkan tahun 2007 lalu yang tercatat Rp300 miliar.
"Kontribusinya 34,26 persen terhadap PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2021. Sementara saat 2007 lalu, tercatat kurang 15 persen," klaim Dewanti. (oer/adv/wan)