THE DOUBLE: ANTARA PELAJARAN DAN HARAPAN

Oleh: Dr. Dra. Yuli Christiana Yoedo, M.Pd.)*

Sep 11, 2024 - 08:48
THE DOUBLE: ANTARA PELAJARAN DAN HARAPAN

Tuntutan deadline tugas datang bertubi-tubi. Dalam upaya memenuhi deadline tersebut, penulis berusaha mencari teman. Akhirnya penulis menemukan teman berupa sebuah film dengan 40 episodenya yang luar biasa bagus. Film semacam ini patut ditonton, mengingat pesan-pesan moral yang disampaikan akan mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Film ini juga dapat digunakan sebagai materi pembelajaran yang sangat menarik.

 

Film ini menceritakan kisah perjuangan seorang wanita bernama Xue Fangfei dalam menyelamatkan diri, keluarga dan rajanya. Sekilas, film ini hanya ingin menonjolkan kehebatan seorang wanita. Apakah benar demikian? Mari kita ikuti ceritanya.

 

Ada seorang istri bernama Xue Fangfei yang dibunuh oleh suaminya sendiri. Perbuatan suaminya tersebut atas perintah seorang putri raja yang jatuh cinta kepadanya. Sang putri raja ini tidak ingin ada pesaing sehingga dia ingin menghabisi Xue Fangfei. Ternyata takdir berkata lain, Xue Fangfei masih hidup, meskipun dia telah dikuburkan. Menyadari bahwa si pembunuh tentu akan tetap mengejarnya jika mengetahui bahwa dia masih hidup, maka Xue Fangfei mulai mencari dalang pembunuhan terhadap dirinya. Dari sinilah cerita menarik ini dimulai. Upaya mencari dalang pembunuhan ini dilakukan dengan menyamar sebagai Jiang Li yang dibunuh dan pembunuhnya masih bebas berkeliaran. Upaya ini juga dilakukan guna memberi keadilan kepada mendiang Jiang Li. Karena kecerdikannya, kecurigaan lawan sulit dibuktikan.    

 

Untuk menyelamatkan ayah dan adik kandungnya, Xue Fangfei menggunakan berbagai strategi. Berbagai lawan tangguh harus dihadapinya. Dia pantang menyerah. Dengan bantuan sahabat-sahabatnya, dia berhasil menyelamatkan kedua orang yang sangat disayanginya. Ketulusannya dan kebaikan ayahnya, juga berperan penting dalam penyelamatan tersebut.   

 

Tugas terakhirnya adalah membantu kekasihnya, Xiao Heng, untuk menyelamatkan raja. Tanpa diminta, Xue Fangfei melakukannya. Sebenarnya, dia dapat saja bersantai di rumah, menikmati makanan lezat atau berdandan seperti wanita bangsawan lainnya, namun itu tidak dilakukannya. Dia berjuang bahu-membahu dengan kekasihnya, sebagai salah satu bukti cintanya kepada sang kekasih. Bagi Xue Fangfei, cinta tanpa bukti sama dengan omong kosong. Perkataan tanpa perbuatan nyata sama dengan bohong. Cintanya tidak hanya dikatakan, tetapi dia buktikan dengan perbuatan, yakni dengan mendukung penuh kekasihnya. Pesan yang ingin disampaikan kepada dunia adalah untuk mencapai tangga kesuksesan, wanita dan pria harus bekerjasama.

 

Film The Double bukan hanya ingin menonjolkan kehebatan wanita tetapi juga pria. Wanita akan berhasil jika ada dukungan dari pria, begitu juga sebaliknya. Tanpa dukungan Xiao Heng, Xue Fangfei tidak akan berhasil menjalankan misinya. Tanpa dukungan Xue Fangfei, Xiao Heng tidak akan sanggup melindungi raja, sang pemimpin negara tertinggi.

 

Allah Sang Pencipta, menghadirkan pria dan wanita ke dunia ini, untuk saling melengkapi. CiptaanNya ini, tidak didesain untuk saling menghancurkan demi membuktikan kehebatan masing-masing. Kesadaran ini sangat bagus digambarkan dalam film The Double dari episode 1 sampai episode 40. Tokoh utama wanitanya berhasil menjalankan misinya karena dia lebih menggunakan pesona otaknya daripada penampilannya.

 

Wanita akan berhasil jika mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan diri secara benar. Xiao Heng memberi kebebasan kepada Xue Fangfei untuk menjadi diri sendiri. Pria ini mengetahui kualitas wanitanya dengan sangat baik. Dia percaya bahwa wanitanya tidak akan mengekspresikan diri dengan cara yang salah. Intinya, laki-laki dapat mempercayai wanita jika wanita bisa dipercaya.

 

Laki-laki bisa menghargai wanita ketika wanita juga menggunakan otak dengan efektif, sama seperti laki-laki. Sebaliknya, wanita bisa menghargai laki-laki yang dengan rendah hati bersedia menghargai pendapat mereka. Kolaborasi dapat berjalan ketika masing-masing pihak mau dengan rendah hati menganggap pihak lain sebagai mitra setara.  

 

The Double menampilkan beberapa wanita cantik di sekeling tokoh utama wanita. Bahkan, mereka lebih cantik daripada tokoh utama wanitanya. Namun, mereka tidak maksimal menggunakan otak untuk kebaikan orang lain. Sementara, tokoh utama wanita, selalu menggunakan otaknya untuk mencari solusi dari masalah diri sendiri dan orang lain. Diapun tidak segan-segan untuk mengontak orang yang tepat, ketika dia membutuhkan bantuan.

 

Dalam dunia nyata, unsur keTuhanan perlu ditambahkan karena keterbatasan manusia. Film The Double tidak menonjolkan unsur keTuhanan karena skenario cerita ditulis oleh manusia. Penulis naskah film bisa mengatur kesuksesan tanpa campur tangan Tuhan. Dunia nyata berbeda. Skenario cerita hidup manusia ditentukan oleh Sang Pencipta, penulis kehidupan.

 

Jika ini dikaitkan dengan kehidupan di dunia akademik, FKIP Universitas Kristen Petra, juga telah melakukan upaya ini, yakni dengan mengintegrasikan iman Kristiani ke dalam setiap mata kuliah. Melalui cara ini, lembaga ingin menanamkan kesadaran kepada para mahasiswanya untuk memaksimalkan potensi diri dan keberadaan Tuhan yang siap menolong mereka. Kesadaran ini akan mampu membuat mahasiswa menjadi pribadi yang tidak gampang menyerah, bahkan di saat tidak ada manusia lain yang sanggup menolong mereka.

Jika ini dikaitkan dengan keseharian kita, ada satu pengalaman yang telah penulis bagikan kepada para mahasiswa, yakni pengalaman pribadi penulis, yang penulis alami beberapa pekan yang lalu. Mobil penulis terperosok ke galian penuh lumpur. Penulis yang nota bene seorang berpendidikan tinggi, ternyata tidak mampu mengeluarkan mobil dari galian tersebut sendirian. Meski sudah berusaha keras bahkan sudah dibantu oleh bebera pria bertenaga, namun masih belum juga berhasil. Penulis tidak menyerah, dengan terus berdoa’a sampai tiba-tiba mendapatkan ide, yakni menghubungi 2 pria lainnya. Akhirnya, mobil penulis bisa dikeluarkan. Nah, ide untuk memanggil kedua pria ini muncul di saat yang tepat. Penulis percaya, ini adalah campur tangan Tuhan. Peristiwa ini tentu mengingatkan kepada kita, bahwa campur tangan Tuhan, itu jelas ada dalam kehidupan kita.

 

Ada pelajaran dan sekaligus harapan yang terkandung dalam film The Double ini. Berbagai harapan dibumbui dengan kisah percintaan. Bukan hanya itu, film ini berguna untuk pembentukan karakter mahasiswa. Nilai kebaikan, ketulusan, kerja keras, kolaborasi, ketangguhan, pemikiran kritis dapat ditanamkan pada diri mereka.  

 

Sebagai penutup, film The Double bukan hanya sebuah hiburan bagi pemirsanya. Film ini pembuka wawasan agar para penonton, dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi. Selain itu, film ini juga dapat menjadi materi yang menarik, bagi pembelajaran dalam perspektif yang lebih luas lagi. (***)

 

 )* Penulis adalah dosen tetap prodi PGSD Universitas Kristen Petra Surabaya, sekaligus anggota Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI).  Tulisan ini diedit oleh Dr. Sumani, M.M., M.Hum.,  dosen Universitas PGRI Madiun.