Terjadi Penembakan di Sekolah, Menteri Pendidikan Serbia Pamit Undur Diri dari Jabatan

Dia mengundurkan diri di tengah kemarahan publik atas hal itu dan penembakan massal lainnya yang terjadi hanya sehari kemudian.

May 8, 2023 - 21:19
Terjadi Penembakan di Sekolah, Menteri Pendidikan Serbia Pamit Undur Diri dari Jabatan
Menteri Pendidikan Serbia

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Branko RuzicMenteri Pendidikan Serbia mengundurkan diri atas penembakan pekan lalu di sebuah Sekolah Dasar (SD) yang menewaskan delapan anak dan seorang penjaga keamanan.

Dia mengundurkan diri di tengah kemarahan publik atas hal itu dan penembakan massal lainnya yang terjadi hanya sehari kemudian.

Dilansir kantor berita Reuters, Senin (8/5/2023), tersangka-tersangka dalam kedua kasus penembakan massal tersebut - masing-masing seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dan seorang pria berusia 20 tahun - telah ditahan.

BACA JUGA : Pria yang Diduga Pelaku Penembakan Massal di Serbia Ditangkap...

Partai-partai oposisi, yang menyalahkan pemerintah Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic karena gagal mencegah dua pembantaian itu, telah meminta para pendukung untuk bergabung dalam aksi demo antipemerintah pada Senin malam di Beograd. Mereka menuntut pengunduran diri Ruzic, di antara tuntutan lainnya.

"Sebagai orang yang bertanggung jawab dan dibesarkan dengan baik, sebagai profesional dalam memenuhi semua tugas publik sejauh ini, dan sebagai orang tua serta warga negara Serbia, saya membuat keputusan rasional untuk mengundurkan diri," kata Ruzic dalam surat pengunduran dirinya kepada Brnabic.

Sebelumnya, penembakan massal kembali terjadi di Serbia, tepatnya di sebuah desa bernama Dubona, yang menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 13 orang lainnya.

Seperti dilansir CNN dan Reuters, Jumat (5/5/2023), penembakan massal di desa Dubona itu terjadi pada Kamis (4/5) malam, sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Serbia Bratislav Gasic menyebut penembakan itu sebagai 'aksi teroris' tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Penembakan massal itu terjadi sehari setelah seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun menembak mati sembilan orang dan melukai tujuh orang lainnya di sebuah Sekolah Dasar (SD) di Beograd, dan kemudian menyerahkan diri ke polisi.

Menyusul dua insiden penembakan itu, pemerintah memperkenalkan serangkaian tindakan pekan lalu yang bertujuan mencegah kekerasan di sekolah dan mengurangi jumlah senjata yang dipegang oleh warga sipil.

Serbia memiliki budaya senjata yang mengakar, terutama di daerah pedesaan, tetapi undang-undang kontrol senjatanya cukup ketat bahkan sebelum penembakan massal tersebut terjadi. (ros)