Tekanan Global Dinilai Tak Berdampak Besar ke Ekonomi Indonesia
Faisal menekankan pertumbuhan ekonomi tahun depan memang agak menurun dibanding tahun ini. Tetapi masih terbilang resilien.
NUSADAILY.COM – JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal menilai tekanan global tidak akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Dia memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2023 tumbuh secara ekspansif di angka 4,5-5 persen dan cenderung bertahan.
“Jadi artinya relatif masih kuat jika dibandingkan negara-negara lain yang mengalami perlambatan pertumbuhan,” jelas Faisal.
Faisal menekankan pertumbuhan ekonomi tahun depan memang agak menurun dibanding tahun ini. Tetapi masih terbilang resilien.
“Indonesia relatif lebih bisa resilien masih relatif kuat 4,5-5 persen,” tambahnya.
BACA JUGA : KPK Sita Rp1,5 Miliar Terkait Kasus Suap Bupati Bangkalan
Menurut Faisal, perekonomian Indonesia disokong oleh ekonomi domestik. Konsumsi dalam negeri masih bagus sehingga tekanan global tidak banyak mereduksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Karena sedikit banyaknya kita ada juga terpengaruh oleh ekonomi global dan dan ini berpengaruhnya lewat perdagangan, lewat investasi, dan lain-lainnya,” tandasnya.
Faisal mengatakan, ketergantungan Indonesia terhadap perekonomian global tidak sebesar negara-negara lain. Sehingga dampak perlambatan ekonomi global lebih besar di negara-negara lain dengan pasar lebih kecil dan terintegrasi dengan ekonomi global lebih besar lewat perdagangan.
“Indonesia itu pasar dalam negerinya besar dan integrasi ke globalnya itu tidak sebesar negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, apalagi Singapura. Makanya daya tekannya tidak sebesar mereka, sehingga pelambatanya juga tidak sebesar mereka,” pungkasnya.
Analisis DCFX, Lukman Leong, menyarankan pemerintah perlu menjaga cadangan devisa. Sebab, tahun depan dolar Amerika akan menjadi ‘safe haven’ jika terjadi perlambatan ekonomi.
“Cadangan devisa sangat penting, begitu pula dengan investasi asing,” kata Lukman,
Dana asing diproyeksi akan mengalir lewat investasi di sektor pertambangan, dan yang terkait dengan Electric Vehicle (EV).
Langkah Bank Sentral Amerika, The Fed, menempatkan suku bunga mereka paling menarik di antara semua suku bunga. Dolar Amerika disebut akan memberikan imbal hasil terbaik di tahun depan.
BACA JUGA : HUT 73 Polda Metro Jaya Berikan Pelayanan Kesehatan Untuk...
Selain menjaga cadangan devisa, kata Lukman, hal lain yang perlu dilakukan untuk menopang perekonomian Indonesia ke depan adalah kestabilan harga. Ini agar bisa menjaga daya beli masyarakat.
“Tidak bisa dipungkiri, perekonomian kita ditopang oleh domestik ekonomi, akan semakin kuat jika barang tersedia dan daya beli terjaga,” terang Lukman.(ris)