Tanggapan Para Pengusaha Tentang Penjualan Garmen di Toko Online

Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia di situs jual beli properti Olx, Selasa (7/2/2023), pabrik-pabrik garmen yang tutup berlokasi di Jabodetabek. Misalnya di Depok, ada pabrik garmen dengan luas 1,2 hektare dijual seharga Rp80 miliar.

Tanggapan Para Pengusaha Tentang Penjualan Garmen di Toko Online
Banyak Pabrik Garmen Tutup. (Foto: Freepik)

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Banyak pabrik garmen yang sudah tutup dan dijual melalui marketplace properti.

Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia di situs jual beli properti Olx, Selasa (7/2/2023), pabrik-pabrik garmen yang tutup berlokasi di Jabodetabek. Misalnya di Depok, ada pabrik garmen dengan luas 1,2 hektare dijual seharga Rp80 miliar.

Kemudian di Tanggerang dijual seharga Rp26 miliar dengan luas bangunan 1.500 m2 termasuk dengan mesin jahit. Di Bekasi pabrik garmen dijual seharga Rp18 miliar dengan luas bangunan 1.000 m2 dengan fasilitas ruang kantor 150 m, dan masih banyak lagi.

Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia menuturkan, pihaknya belum mendapat laporan resmi dari pihak pengusaha garmen Jabodetabek.

Menurutnya, pabrik-pabrik yang menjual asetnya di wilayah Jabodetabek tersebut merupakan perusahaan swasta yang tidak terdaftar di API.

"Kami dari API belum mendapat informasi dari para anggota API adanya penjualan pabrik garmen di Jabodetabek. Tapi kalau pengurangan kapasitas memang kita sudah mendengar dari tahun lalu. Memang banyak laporan ke kita tapi persisnya ada yang naik ada yang turun ada juga yang rekrut lagi karena sesaat," ujar Anne saat dihubungi MNC Portal Indonesia.

Anne menilai, meskipun ada beberapa pabrik garmen secara nasional sudah tutup dan dijual di situs jual beli properti, bukan berarti pengusaha tersebut menjual secara mendadak, melainkan perlahan. Seperti dimulai dari pengurangan karyawan baru setelah itu menjualnya.

"Tapi kalau nasional ada yang tutup saya nggak yakin langsung mereka jual, ada yang tutup atau mengurangi karyawan itu mungkin karena softening global. Tapi kalau langsung jual itu menurut saya drastis banget," ungkapnya.

Lanjutnya, jika pengurangan karyawan, Anne memiliki catatannya karena pengusaha anggota API memberikan laporan. Namun tidak sampai tutup permanen dan menjual ke pihak lain.

"Saya terus terang sebagai wakil ketua API nggak pernah ada yang laporan ke saya kalau ada yang mau jual pabrik. Kalau datanya masuk ke API pasti saya bilang tapi masalahnya ini belum ada laporan ke saya," jelas Anne.

(roi)