Survei Kepercayaan Masyarakat ke Institusi Polri Meningkat

"Bukan persoalan kurikulum karena kurikulum Akpol sudah luar biasa. Bahkan, teman-teman Komnas HAM diminta hadir untuk memberi kuliah khusus. Ini lebih kepada kultur dan penagakan hukum," kata Habiburokhman dalam telekonferensi hasil Indikator Politik Indonesia secara daring, Minggu, 27 November 2022. Menurutnya, upaya untuk kembali meningkatkan kepercayaan publik terhadap kepolisian dengan mendorong perang terbuka melawan pungutan liar (pungli) terhadap anggotanya yang nakal.

Nov 28, 2022 - 13:30
Survei Kepercayaan Masyarakat ke Institusi Polri Meningkat
ilustrasi Mabes Polri

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Anggota Komisi III DPR, Habiburokhman menyampaikan, Polri merupakan institusi penegak hukum paling progresif dibandingkan lembaga negara sejenis.

 

Terkait adanya masalah-masalah yang mendera Polri dalam beberapa waktu terakhir, Habiburokhman menyebut karena faktor kultur dan penegakan hukum.
 
"Bukan persoalan kurikulum karena kurikulum Akpol sudah luar biasa. Bahkan, teman-teman Komnas HAM diminta hadir untuk memberi kuliah khusus. Ini lebih kepada kultur dan penagakan hukum," kata Habiburokhman dalam telekonferensi hasil Indikator Politik Indonesia secara daring, Minggu, 27 November 2022. 

Menurutnya, upaya untuk kembali meningkatkan kepercayaan publik terhadap kepolisian dengan mendorong perang terbuka melawan pungutan liar (pungli) terhadap anggotanya yang nakal.


"Sebetulnya perang melawan pungli ini harus maksimal, pasti akan banyak masyarakat yang mengadu. Masyarakat, kan, sekarang cenderung takut kalau enggak kita endorse untuk ngomong. Lalu lintas saja nanti saya lapor, malah (kena delik) pencemaran nama baik, belum lagi rekayasa kasus," paparnya.
 
Dalam temuan survei Indikator Politik Indonesia, tingkat kepercayaan publik terhadap kerja-kerja kepolisian di bawah kepemimpinan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit, berhasil menguat. Angkanya kini mencapai 60,5%.
 
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada penguatan terkait tingkat kepercayaan atas kerja Polri jika dibandingkan temuan sebelumnya. 
 
"Jika pada Agustus 2022 angkanya 54,4%, memasuki November menjadi 60,5%," ujarnya.
 
Dari jumlah 60,5% masyarakat yang percaya atas kerja-kerja kepolisian, sebesar 51,8% di antaranya masuk kategori cukup percaya. Sementara itu, 8,7% lainnya sangat percaya. 
 
"Jika kita bandingkan dengan temuan bulan Agustus, ada peningkatan yang cukup signifikan," tandasnya.
 
Survei ini digelar pada 30 Oktober-5 November 2022 dengan melibatkan 1.220 responden yang ditemui secara tatap muka. Adapun toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.(han)