Setelah Gempa Turki-Suriah, AS lebih memilih membantu dengan non-pemerintahan.

Gempa bumi yang kuat di Turki dan Suriah telah memakan banyak korban.

Feb 7, 2023 - 21:58
Setelah Gempa Turki-Suriah, AS lebih memilih membantu dengan non-pemerintahan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price Berbicara pada konferensi pers / Sumber Foto : Tangkapan layar video dari situs web resmi Departemen Luar Negeri AS

NUSADAILY.COM – AMERIKA - Gempa bumi yang kuat di Turki dan Suriah telah memakan banyak korban. Qatar Al Jazeera mengatakan pada tanggal 6 bahwa pemerintah AS menyatakan "komitmennya" untuk membantu penduduk di perbatasan Turki-Suriah yang hancur akibat gempa mematikan, tetapi mengesampingkan kemungkinan untuk menghubungi langsung pemerintah Suriah.

BACA JUGA : Gempa Turki Berkekuatan 7,8 Korban 2.300 Orang Meninggal...

Menurut situs resmi Departemen Luar Negeri AS, pada konferensi pers pada tanggal 6, seorang reporter bertanya kepada juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price bahwa pemerintah Suriah adalah pelaksana operasi bantuan setelah gempa bumi. "Amerika Serikat masih mengakui pemerintah Suriah, jadi mengapa tidak terlibat dengan pemerintah Suriah?" Price menjawab bahwa Amerika Serikat memiliki mitra kemanusiaan di lapangan, "Mereka dapat memberikan bantuan setelah gempa bumi yang tragis," dan "Kami akan terus bekerja melalui mitra lokal." memberikan bantuan kemanusiaan".

Qatar Al Jazeera menafsirkan bahwa Price mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memberikan bantuan ke Suriah melalui organisasi non-pemerintah (LSM), tetapi tidak akan menghubungi pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Laporan itu juga mengatakan bahwa Komite Anti-Diskriminasi Arab-Amerika (ADC) yang berbasis di AS menyerukan pada tanggal 6 bulan ini untuk "segera" mencabut sanksi AS terhadap Suriah untuk memberikan bantuan ke Suriah. “Pencabutan sanksi akan membuka pintu bagi bantuan tambahan dan pelengkap yang akan segera memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan,” kata Direktur Eksekutif ADC Abed Ayyub dalam sebuah pernyataan. Tetapi Price menjawab bahwa Washington tidak akan mengubah kebijakannya untuk bekerja sama dengan mitra non-pemerintah untuk membantu rakyat Suriah.

BACA JUGA : Wika Salim Pamer Punggung Mulus, Netizen: Iri Banget

Krisis Suriah meletus pada 2011. Amerika Serikat telah mengerahkan pasukan di Suriah timur dan timur laut sejak 2014. Sebelum krisis Suriah, negara itu memiliki populasi lebih dari 22 juta. Menurut data yang dikeluarkan oleh PBB, intervensi militer Amerika Serikat telah menyebabkan sedikitnya 350.000 jiwa di Suriah, lebih dari 12 juta orang mengungsi, dan 14 juta warga sipil sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah AS telah berulang kali menjatuhkan sanksi kepada pemerintah Suriah, perusahaan dan individu, termasuk Presiden Suriah Bashar al-Assad dan istrinya. Pemerintah Suriah mengutuk sanksi AS terhadap Suriah sebagai "bentuk baru terorisme". Bashar al-Assad mengatakan pada saat itu bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan negara lain tidak kondusif bagi rekonstruksi pascaperang Suriah dan mencegah jutaan pengungsi Suriah kembali ke rumah. (Mdr1)