Seorang Pria Ditemukan Mengalami Hipotermia di Selat Inggris Setelah 12 hari Terobang-ambing di Laut Lepas

Setelah dua belas hari berada di selat Inggris, pria yang sedang dalam kesusahan itu ditemukan oleh nelayan asal Belanda.

Nov 26, 2022 - 17:23

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Tubuh manusia dapat mengatasi kedinginan jangka pendek tanpa masalah. Namun, hipotermia dapat berakibat fatal. Orang-orang yang mengalami kesulitan di laut lepas sangat berisiko.

Seorang pria asal Inggris lolos dari maut. Pria berusia 28 tahun, yang namanya belum dipublikasikan, melakukan perjalanan dari pelabuhan Dover, Inggris dengan tujuan Prancis dengan hanya menggunakan kayak dan pakaian renang yang membalut sebagian kulitnya.

BACA JUGA : Tabrakan Dua Kapal di Laut China Timur Sebabkan 14 Orang...

Kayaker Inggris terobang-ambil di selat Inggris dan menderita hipotermia. Foto: Getty Images/WP Politics

Setelah dua belas hari berada di selat Inggris, pria yang sedang dalam kesusahan itu ditemukan oleh nelayan asal Belanda.

Seperti yang dilaporkan portal Inggris The Sun, pria berusia 28 tahun itu berusaha bertahan hidup dari rumput laut dan kepiting selama dua belas hari, seperti dilansir Op-online.

“Sungguh keajaiban dia selamat, hampir seperti cerita dongen di buku anak-anak,” kata kapten kapal nelayan yang menemukan pria itu, Teunis de Boer, mengutip Op-online.

Pria 28 tahun itu mengalami dehidrasi dan menderita hipotermia parah ketika dia dinaikkan ke kapal penangkap ikan tersebut. Suhu tubuhnya dikatakan hanya 26 derajat Celcius.

BACA JUGA : Ketika Rocky Gerung Sebut Insiden Kanjuruhan Bukan Tragedi tapi Kriminal

Hipotermia berat memiliki risiko mematikan

Mantan direktur klinik anestesiologi, pengobatan perawatan intensif dan terapi di Rumah Sakit Universitas Saarland Jerman, Profesor Reinhard Larsen, menjelaskan tentang keadaan suhu tubuh darurat medis.

“Penurunan suhu tubuh di bawah 32 derajat Celcius dianggap sebagai keadaan darurat medis,” tulis Reinhard Larsen dalam buku spesialis ‘Anesthesia and Intensive Care Medicine for Specialist Nursing’.

“Di bawah suhu yang disebutkan di atas, mekanisme pengaturan tubuh gagal fungsi, suhu tubuh terus menurun. Antara 30 dan 27 derajat Celcius, peningkatan kekakuan otot menggantikan tremor otot,” lanjut artikel tersebut. Menurut Larsen, konsekuensi dari hipotermia sangatlah berbahaya bagi manusia.(jrm1/lal)