Seorang Aktivis LGBT Ditemukan Tewas di Sebuah Peti Logam di Kenya

Kimulwo mengatakan tersangka diyakini sebagai teman lama korban. Dia menyebut pihaknya juga tengah memburu orang yang menyediakan peti logam yang jadi tempat dimasukkannya korban.

Jan 7, 2023 - 18:06
Seorang Aktivis LGBT Ditemukan Tewas di Sebuah Peti Logam di Kenya
Bendera LGBT

NUSADAILY.COM – NAIROBI - Seorang aktivis LGBTQ ditemukan tewas dalam sebuah peti logam di Kenya. Pihak kepolisian setempat menyebut telah menangkap seorang terduga pelaku pembunuhan tersebut.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (7/1/2023), korban bernama Edwin Chiloba. Dia merupakan seorang perancang busana dan model berusia 25 tahun.

BACA JUGA : Bobby Tolak LGBT: Tidak Ada Agama Mana Pun Mengajarkan...

Dia ditemukan tewas di pinggir jalan awal pekan ini sekitar 40 kilometer (25 mil) di luar kota Eldoret Rift Valley.

"Kami memiliki tersangka yang ditahan dan kami sedang menyelidiki perannya dalam pembunuhan ini," kata Kepala Investigasi Kepolisian Kenya, Peter Kimulwo, di kantor Direktorat Investigasi Kriminal (DCI) di Eldoret.

"Kami menahannya sebagai tersangka utama karena ada petunjuk yang mengarah padanya dan orang lain, tapi semua ini tunduk pada penyelidikan konklusif," lanjut dia kepada wartawan.

Kimulwo mengatakan tersangka diyakini sebagai teman lama korban. Dia menyebut pihaknya juga tengah memburu orang yang menyediakan peti logam yang jadi tempat dimasukkannya korban.

"Dia meninggal dengan kematian yang menyakitkan," kata seorang petugas polisi tak dikenal yang berbasis di Eldoret kepada media.

BACA JUGA : Hari Ini Nikita Mirzani Jalani Operasi Pengapuran Tulang Belakang

"Mereka pasti menyiksanya dan kemudian mencungkil matanya. Sepertinya dia dicekik," sambungnya.

Sementara itu, Komisi Hak Asasi Manusia Kenya mendesak polisi untuk melakukan penyelidikan cepat. Komisi HAM Kenya meminta polisi memastikan para pembunuh ditangkap dan diadili.

"Sangat mengkhawatirkan bahwa kami terus menyaksikan peningkatan kekerasan yang menargetkan warga LGBTQ+ Kenya," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Setiap hari, hak asasi manusia LGBTQ+ dilanggar dengan sedikit konsekuensi bagi pelakunya," lanjutnya. (ros)