Selalu Ada Saat Lebaran, Siapa Pemilik Biskuit Khong Guan?

Meskipun sangat terkenal di Indonesia, ternyata biskuit Khong Guan bukan berasal dari Indonesia melainkan dari Singapura. Khong Guan sendiri sudah berdiri sejak 1947 dengan pabrik pertama di Jalan 18 Howard, Singapura.

Selalu Ada Saat Lebaran, Siapa Pemilik Biskuit Khong Guan?
Tugu khong guan Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Hari Raya Idul Fitri alias Lebaran tinggal menghitung hari. Di hari raya tersebut, ada satu biskuit kalengan yang biasanya tak asing dijumpai di setiap rumah. Ya, biskuit tersebut adalah Khong Guan.

Meskipun sangat terkenal di Indonesia, ternyata biskuit Khong Guan bukan berasal dari Indonesia melainkan dari Singapura. Khong Guan sendiri sudah berdiri sejak 1947 dengan pabrik pertama di Jalan 18 Howard, Singapura.

Mengutip laman resmi khongguan.com, Cikal bakal berdirinya Khong Guan ini bermula dari Chew Choo Keng dan Chew Choo Han, dua saudara imigran dari Fujian, Tiongkok yang pindah ke Singapura pada tahun 1935. Selanjutnya, mereka berdua bekerja di pabrik biskuit lokal.

Namun pada tahun 1940, Jepang menginvasi Singapura sehingga mereka berdua harus mengungsi ke Perak, Malaysia. Di sana, mereka menjual biskuit sampai akhirnya pasokan gula dan tepung menjadi langka. Akhirnya, mereka beralih profesi menjadi penjual garam dan sabun.

Pada 1945 setelah Jepang pergi dari Singapura, kedua saudara ini kembali pindah ke Singapura. Dengan dukungan keluarga, mereka akhirnya kembali menjual biskuit.

Terobosan besar mereka datang ketika Chew Choo Han menemukan beberapa mesin pembuat biskuit tua dan rusak akibat perang yang dijual sebagai barang bekas dari pabrik lama tempat mereka kerja. Ia pun segera membelinya dan memperbaikinya. Ia memasang jalur produksi biskuit semi-otomatis menggunakan rantai sepeda untuk memindahkan biskuit pada sistem konveyor melalui oven bata.

Hingga akhirnya pada tahun 1947 Khong Guan Biscuit Factory (Singapore) Pte Ltd resmi berdiri. Sekitar tahun 1950 hingga 1960-an, Khong Guan melakukan ekspansi ke Malaysia.

Pabrik di Singapura menghasilkan 10.000 kaleng biskuit setiap harinya dan memiliki sekitar 200 pegawai. Sementara itu, di Malaysia Khong Guan meghasilkan 40.000 kaleng biskuit setiap hari dan memiliki 1000 karyawan. Sekitar 70% produk Khong Guan di jual di Singapura dan Malaysia sedangkan sisanya dijual ke berbagai negara seperti Indonesia, Hong Kong, Africa, dan Timur Tengah.

Pada 1970, Pabrik di Singapura berpindah ke lokasi yang lebih besar karena banyaknya permintaan konsumen. Pabriknya dipindahkan ke Jurong, Singapura. Lalu pada sekitar tahun 1980-an, Khong Guan melakukan ekspor ke negara lain seperti Jepang dan Amerika Serikat. Sejak saat itu, perusahaan ini sudah mengekspor produknya ke lebih dari 40 negara.

Namun pada tahun 2001, Chew Choo Keng meninggal dunia pada umur 86 tahun. Pada saat kematiannya, pabrik biskuit yang ia dirikan telah menjadi perhatian multinasional dengan pabrik dan perusahaan asosiasi di Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Hong Kong, Tiongkok, dan Amerika Serikat.

Pada Januari 2007, Chew Choo Han memutuskan untuk pensiun. Ia meninggal pada November tahun 2007. Meski demikian, hingga kini Khong Guan tetap berkomitmen untuk menyediakan biskuit yang berkualitas.

Bagi Anda yang melintasi kawasan Surabaya Selatan, tepatnya di sekitar pertigaan Jalan A Yani dan Jemursari, dekat perlintasan KA sekitaran Taman Pelangi, pasti tak asing dengan tugu yang satu ini. Tugu ini begitu mencolok dengan dominasi warna merah di tengah padatnya lalu lintas Kota Pahlawan.

Ya, arek-arek Suroboyo pasti sudah hafal dengan Tugu Khong Guan. Tugu ini berbentuk kaleng biskuit raksasa. Di tengahnya tertera tulisan 'Khong Guan'. Tugu berdiri kokoh di atas pos 25 perlintasan kereta api milik PT KAI.

Keberadaan tugu Khong Guan ini menurut pengendara dan warga sekitar sudah ada sejak lama. Banyak yang gagal fokus hingga teringat pada suasana Lebaran, di mana biskuit ini hampir selalu ada di meja rumah warga.

Berdasarkan keterangan warga sekitar, dulu di seberang tugu Khong Guan, ada toko roti yang cukup ramai. Namun saat ini sudah tutup.(eky)