Sekitar 180 Juta Kerang Mati di Jepang

NUSADAILY.COM – SICHUAN - Menurut laporan media, baru-baru ini, kematian besar-besaran kerang terjadi di Kota Abashiri, Hokkaido, Jepang, dan sekitar 180 juta kerang telah dipastikan mati. Karena dampaknya yang besar, industri perairan lokal bahkan khawatir produksi ke depan akan terpengaruh dalam jangka panjang.

Dilaporkan bahwa setiap bulan September, para petani akan merendam bibit scallop di keranjang penangkaran di danau, agar dapat menghabiskan musim dingin di dalam air. Namun, sejak akhir Maret tahun ini, para petani menemukan sejumlah besar kerang muda mati di keranjang penangkaran yang dapat diambil dari danau. Menurut Koperasi Perikanan Nishi Abashiri, sekitar 180 juta biji-bijian mati telah dikonfirmasi sejauh ini, terhitung 90 persen dari rencana produksi koperasi perikanan untuk tahun ini.

BACA JUGA : Jamin Kesejahteraan Petani, Ajak Beralih Tanam Kopi

Seorang peneliti lokal di Zhangzidao, Dalian pernah mengatakan kepada media bahwa peternakan hewan laut, seperti banyak produk pertanian lainnya, seringkali bergantung pada cuaca, dan perubahan iklim juga berdampak besar pada pertanian. Faktor-faktor seperti suhu ekstrim, kapasitas berkembang biak, dan umpan yang tidak mencukupi semuanya dapat menyebabkan kematian kerang. “Jika lingkungan sangat berubah atau tercemar, pertanian pasti akan terpengaruh.” Perubahan iklim, kualitas air, dan faktor lainnya juga dapat secara bertahap melemahkan kehidupan laut, tetapi masih akan ada penundaan dan keterlambatan dari kematian massal. "Ini seperti ketika seseorang melakukan kesalahan, dia tidak langsung mati, tetapi pada akhirnya, jika dia tidak bisa makan apapun dan tidak bisa menggunakan botolnya, dia berada pada batasnya."

Bisakah kematian kerang skala besar di Abashiri, Jepang, dihindari sebelumnya? Apakah ada dampak jaminan pada pertanian di daerah yang berdekatan? Hal ini masih perlu menunggu hasil investigasi dari instansi setempat. (Mdr1)