Sebanyak 64 Maskapai Bangkrut Akibat Pandemi

Kurang lebih dari 64 maskapai berhenti beroperasi karena pandemi. Kebangkrutan itu dicatat sejak 2020 atau sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi.

Feb 17, 2023 - 11:00
Sebanyak 64 Maskapai Bangkrut Akibat Pandemi
Ilustrasi pesawat dan maskapai (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kurang lebih dari 64 maskapai berhenti beroperasi karena pandemi. Kebangkrutan itu dicatat sejak 2020 atau sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi.

Mengutip CNN, Kamis (16/2/2023), jumlah maskapai bangkrut itu dicatat oleh situs penerbangan dan podcast AllPlane. Data terus diperbarui seiring berjalannya waktu.

Hanya segelintir maskapai yang telah bangkit kembali setelah mengumumkan kebangkrutan atau berganti nama. Tetapi, jumlah yang tidak sedikit sampai hilang untuk selamanya.

Rata-rata, traveler mungkin tidak mengenali nama-nama maskapai itu, seperti Jet Time, NokScoot atau Fly My Sky. Namun, ada beberapa nama besar yang juga tenggelam dalam pandemi, sebagai permulaan yakni Alitalia, bekas maskapai penerbangan nasional Italia.

Kini, Italia memiliki maskapai nasional pengganti bernama ITA Airways.

Air Namibia, maskapai nasional lainnya yang juga bangkrut pada tahun 2021.

"Saya terkejut melihat merek Alitalia karena sebelumnya masih terbang terus menerus," kata Miquel Ros, pendiri dan editor AllPlane .

Baginya, terlepas dari jumlahnya, pandemi bukanlah akhir yang mengakhiri maskapai dan penerbangan dunia. Pandemi mempercepat industri yang sudah bermasalah mati lebih cepat.

"Ini mendorong banyak maskapai penerbangan yang berada dalam situasi keuangan yang sulit untuk menyerah," katanya.

"Sebagian besar dari mereka yang gagal pada tahun 2020 kemungkinan besar akan gulung tikar beberapa saat kemudian. Banyak dari maskapai yang memiliki masalah selama beberapa waktu, atau usaha yang rapuh yang tidak memiliki skala dan ruang lingkup untuk bersaing dengan operator besar," dia menambahkan.

Ros mulai melacak kebangkrutan maskapai pada tahun 2018, ketika 18 maskapai global bangkrut. Pada 2019, jumlah itu meroket menjadi 34.

Sekali lagi, maskapai yang bangkrut itu sebagian besar adalah perusahaan kecil, seperti Curacao hingga Insel Air. Armadanya yang terdiri dari tiga Fokker tidak dapat mengimbangi pemain besar.

Sebagai perbandingan, angka dari pandemi tidak terlihat terlalu buruk. Tahun 2020 kehilangan 31 maskapai, tahun 2021 ada 19 maskapai, dan pada tahun 2022 turun menjadi hanya 12. Namun, dengan adanya beberapa kegagalan, tahun 2023 tampaknya juga menjadi tantangan berat maskapai.(eky)