Santri di Magetan Dianiaya 4 Santri Lain Hingga Babak Belur, Orang Tua Lapor Polisi

Anak saya trauma dan tidak mau lagi di pondok. Kami ingin pelaku bisa diproses secara hukum agar jera.

May 10, 2023 - 16:39
Santri di Magetan Dianiaya 4 Santri Lain Hingga Babak Belur, Orang Tua Lapor Polisi
Foto : HW orang tua santri saat melaporkan penganiayaan yang menimpa anaknya ke- SPKT Polres Magetan, Selasa (09/05/2023) pukul 21.40 WIB.

NUSADAILY.COM - MAGETAN - Orang tua mana yang tidak khawatir dengan keselamatan putranya, yang mendapatkan kabar anaknya babakbelur akibat dikeroyok dan dianiaya 4 orang santri lain di tempatnya selama ini mondok. Ditambah belakangan marak santri meninggal dunia akibat kekerasan oleh santri lainya. 

Mengaku dengan penuh kecemas malam itu juga HW (46) orang tua santri itu bergegas mendatangi tempat anaknya nyantri di salah satu ponpes pada Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Dan benar sesampainya di sana putranya yang berusia 13 tahun asal Kecamatan/Kabupaten Magetan itu mengalami sejumlah luka. Mulai dari dahi, bibir ditambah tangan kirinya terkilir.

Mendapati itu, HW mengaku tidak terima putranya dianiaya. Takut terjadi apa apa dengan putranya tersebut, Dia pun bergegas membawanya pulang dan melaporkan kejadian yang menimpa putra pertamanya itu ke SPKT Polres Magetan pada Selasa (09/05/2023) pukul 21.40 WIB. 

"Jadi cerita awalnya anak saya ini dianiaya dari uangnya dicuri. Kemudian, anak saya tidak terima dan membalas mencuri uang santri lain. Saat itu, dia ketahuan dan akhirnya dipaksa mengaku hingga dipukuli oleh 4 orang. 2 orang senior setingkat madrasah aliyah dan 2 orang lagi pengurus ponpes. Dahinya luka dan berdarah hingga harus diplester. Kemudian bibir bawah memar, tangan kirinya sakit dan dadanya sesak akibat ditendangi," kata HW. 

Menurut HW, penganiayaan terhadap anaknya tersebut sudah kelewat batas. Meski anak saya salah membalas dengan ganti mengambil uang santri lain dengan nilainya sekitar Rp150 ribu. Kan bisa dibicarakan baik baik dan orang tua siap mengantinya.

"Untung anak saya masih hidup, coba kalau sampai meninggal seperti kasus kasus santri di pondok pondok lain siapa yang bertanggung jawab," tanyanya.

Jika diberitahu kasusnya seperti itu, imbu HW, Dia mengaku sangup untuk menggantinya dan memberikan pemahaman pada putranya agar tak mengulangi perbuatannya. Dia tegaskan tidan setuju dengan kekerasan yang telah dilakukan pada anaknya tersebut.

"Kakerasan yang menimpa anak saya ini saya pilih lapor kepada polisi, agar para pelaku ini bisa jera. Tidak lagi menimpa anaknya dan bisa saja dialami santri santri lain. Anak saya trauma dan tidak mau lagi di pondok. Yang jelas kami ingin pelaku bisa diproses secara hukum saat ini," pungkasnya. 

Usai diterima melapor dan jalani BAP, bapak dan anak malam itu kembali kerumah. Rencananya pagi ini, Rabu (10/05/2023) mereka diminta untuk kembali lagi ke unit PPA untuk lakukan visum di RSUD dokter Sayidiman Magetan. (*/nto).