Rusia Terus Tembakan Roket ke Ukraina

Rusia tetap menembakkan roket dua kali di Ukraina pada Jumat (6/1), tak lama setelah gencatan senjata yang dideklarasikan sepihak oleh Presiden Vladimir Putin seharusnya dimulai.

Jan 7, 2023 - 19:05
Rusia Terus Tembakan Roket ke Ukraina
Rusia tetap menembakkan roket dua kali di Ukraina, Jumat (6/1), tak lama usai gencatan senjata yang dideklarasikan Presiden Vladimir Putin seharusnya dimulai. (Reuters/Stringer)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Rusia tetap menembakkan roket dua kali di Ukraina pada Jumat (6/1), tak lama setelah gencatan senjata yang dideklarasikan sepihak oleh Presiden Vladimir Putin seharusnya dimulai.

Wakil kepala administrasi kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, mengatakan bahwa roket Rusia itu menghantam Kota Kramatorsk.

"Penjajah menyerang kota dengan roket dua kali," ujar Tymoshenko, seperti dikutip AFP.

Tymoshenko melaporkan serangan ini tak lama setelah gencatan senjata yang diumumkan Putin seharusnya dimulai pada hari ini pukul 12.00 waktu setempat.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa mereka sebenarnya mematuhi gencatan senjata itu. Namun, mereka tak bisa tinggal diam karena Ukraina menyerang.

"Walau pasukan Rusia menghormati gencatan senjata pada 6 Januari pukul 12.00, rezim Kyiv terus menembakkan artileri ke pusat-pusat populasi dan posisi tentara Rusia," demikian pernyataan Kemhan Rusia.

Putin memang mengumumkan gencatan senjata selama dua hari mulai 6 Januari dalam rangka peringatan Paskah Ortodoks.

Namun, pengumuman gencatan senjata itu hanya sepihak. Ukraina tak pernah sepakat untuk gencatan senjata.

Pengumuman gencatan senjata ini muncul ketika Rusia dilaporkan kian terdesak di medan pertempuran Ukaraina.

Pada malam Tahun Baru 2023, Ukraina menggempur dua titik militer Rusia, menewaskan ratusan tentara Negeri Beruang Merah.

Angka kematian yang begitu tinggi menuai kontroversi di lingkaran dalam pemerintahan Rusia.

Sebagian pihak menuding komandan Rusia di lapangan tak becus karena menempatkan barak personel di gedung sekolah secara terang-terangan, tanpa kamuflase.

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan tentaranya yang terlalu sering menggunakan ponsel sehingga Ukraina dapat melacak keberadaan mereka.

Pasukan Rusia sendiri memang sudah mengalami kemunduran sejak pertengahan tahun lalu akibat perlawanan balik Ukraina yang begitu kuat.

Ukraina sampai-sampai mengklaim bahwa mereka sudah berhasil merebut kembali 40 persen wilayah mereka dari cengkeraman Rusia.

(roi)