Rusia Gantikan Arab Saudi Sebagai Pemasok Minyak Terbesar China

Rusia melampaui Arab Saudi untuk menjadi pemasok minyak terbesar China. Dari Januari hingga Februari 2023, total impor minyak China dari Rusia akan menjadi 15,68 juta ton, sekitar 1,94 juta barel per hari, meningkat signifikan sebesar 23,8% dari 1,57 juta barel per hari pada periode yang sama tahun lalu.

Mar 24, 2023 - 19:35
Rusia Gantikan Arab Saudi Sebagai Pemasok Minyak Terbesar China
Ilustrasi

NUSADAILY.COM – GUANDONG - Rusia melampaui Arab Saudi untuk menjadi pemasok minyak terbesar China. Dari Januari hingga Februari 2023, total impor minyak China dari Rusia akan menjadi 15,68 juta ton, sekitar 1,94 juta barel per hari, meningkat signifikan sebesar 23,8% dari 1,57 juta barel per hari pada periode yang sama tahun lalu. Proporsi total impor minyak China meningkat dari 18,7% pada periode yang sama tahun lalu menjadi 18,8%.

China mengimpor 7,69 juta ton minyak mentah dari Rusia bulan lalu, setara dengan 2 juta barel per hari, menurut data bea cukai China. Aliran masuk minyak dari Arab Saudi turun ke level terendah sejak Juni tahun lalu, turun 29% dari Januari.

BACA JUGA : Waduh! Harga Minyak Mentah Internasional Terus Anjlok

Dalam dua bulan pertama tahun ini, impor minyak mentah China dari Arab Saudi mencapai 13,92 juta ton atau setara dengan 1,72 juta barel per hari, turun 4,7% dari 1,81 juta barel per hari pada periode yang sama tahun lalu. Proporsi total impor minyak China menurun dari 21,7% pada periode yang sama tahun lalu menjadi 16,7%. Rusia akan menjadi pemasok minyak mentah terbesar kedua China pada 2022, dengan volume ekspor 86,2 juta ton ke China. Arab Saudi adalah pemasok minyak terbesar China pada tahun 2022, menjual 87,49 juta ton minyak mentah ke China sepanjang tahun, 1,5% lebih banyak dari Rusia.

Pelanggan Asia telah menjadi pembeli utama minyak mentah Rusia setelah perang Rusia-Ukraina mengubah aliran energi global. Rusia telah menjual minyak dengan harga diskon sebagai upaya untuk menarik pelanggan yang semakin berkurang, yang disambut secara luas oleh pembeli Asia yang mencoba mengendalikan inflasi. (Mdr1)