Romo Benny : Mengembalikan Narapidana Teroris Pada Nilai-Nilai Pancasila Harus Melalui Pendekatan Humanis dan Holistik
Staf khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP) Antonius Benny Susetyo mengungkapkan radikalisme dan terorisme bukan semata mata tentang agama. Karena menurutnya sesungguhnya semua agama itu sangat bertentangan dengan kekerasan.
NUSADAILY.COM-JAKARTA - Staf khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengungkapkan radikalisme dan terorisme bukan semata mata tentang agama. Karena menurutnya sesungguhnya semua agama itu sangat bertentangan dengan kekerasan.
Namun dia menilai agama dan kepercayaan telah dibajak okeh sebagian orang untuk kepentingan politik Radikalisme dan terorisme.
Sehingga mereka menggunakan termin termin agama untuk kepentingan pribadi dan golongan, demi merebut kekuasaan.
Hal Itu disampaikan saat dirinya menjadi pemateri dalam seminar yang bertajuk 'Mencintai Republik dara Balik Jeruji Efektivitas Deradikalisasi Narapidana Teroris di Indonesia'. Pada
Selasa ( 28/5/2024) lalu di Kawasan Setia Budi Jakarta Selatan.
Pria yang akrab disapa Romo Benny itu juga menjelaskan, BPIP tengah berupaya memperkenalkan kembali ideologi dan nilai-nilai pancasila kepada para narapida teroris. Bekerjasama dengan
BNPT, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham, dan Komisi 3 DPR RI.
"Mereka para terpidana teroris perlu diperkenalkan tentang ideologi dan nilai -nilai pancasila dengan pendekatan -pendekatan yang humanis dan tidak dogmatis," kata Romo Benny
Romo Benny menilai, pemahaman itu sangat penting bagi mereka, karena sesungguhnya ideologi Pancasila merupakan ideologi yang praktis dan nyata dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dibandingkan dengan paham paham Utopis yang berujung pada perpecahan dan kehancuran.
"Kita harus senantiasa menyadari pentingnya pendekatan Pancasila dan edukasi dalam melawan terorisme, kita tidak dapat lagi menggunakan metode metode represif dan dogmatis dalam upaya deradikalisasi dan penanaman nilai Pancasila,"jelas Romo Benny.
Romo Benny mengemukakan penting menggandeng para influencer, guna memenuhi ruang ruang publik dengan konten konten pemersatu bangsa dan memperkuat kecintaan masyarakat pada Tanah air dan Pancasila. Mereka bisa menanamkan bahwa Cinta Tanah Air dan Berpancasila Itu Keren dan mereka yang keren.
"Upaya deradikalisasi pada Para Narapidana Terorisme, kita harus fokus pada edukasi serta pendekatan yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila. Pendekatan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan influencer, sangat penting untuk membangun masyarakat yang bebas dari radikalisme dan terorisme serta ketahanan ideologi bangsa,
Sebagai penutup ia menegaskan dengan komitmen yang sangat kuat dari semua pihak. Niscaya keamanan dan kedamaian akan tercipta di negeri ini.
"Dengan upaya bersama dan komitmen yang kuat, kita niscaya dapat menjaga keamanan dan kedamaian di Negara Republik Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Deradikalisasi BNPT, Brigjen Pol R Akhmad Nurwahid, menekankan bahwa terorisme bukanlah masalah yang bersumber dari agama tertentu, melainkan lebih kepada penyalahgunaan dan penyimpangan oleh oknum-oknum tertentu dalam memahami agama mereka.
Nurwahid juga menyampaikan bahwa pendekatan ini melibatkan edukasi yang menyeluruh, kesiapan nasional, kontra-radikalisasi, penguatan regulasi, serta proses deradikalisasi yang komprehensif.
"Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya menjaga stabilitas dan keamanan nasional, tetapi juga membangun masyarakat yang tangguh terhadap ancaman ideologi radikal," tegasnya.(sir)